dr. Chrisnawan Benarkan 5 Orang Terkonfirmasi Positif Covid-19 Klaster Pilkada Sumba Timur
Waingapu, Top News NTT|| Kepala Dinas Kesehatan Sumba Timur, dr. Chrisnawan Try Haryantana yang juga sebagai Jubir Satgas Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid 19 Sumba Timur kepada media ini lewat sambungan telepon pada Senin,14/12 membenrkan adanya klaster Pilkada penyebaran Covid-9.
“Ya betul. Seperti informsi dari banyak media memang ada kejadian setelah pilkada bahwa salah satu kandidat calon Bupati (wakil bupati), mengeluhkan gejala sakit dan pada saat diperiksa, ternyata positif Covid-19. Pemeriksan dilakukn lewat pemeriksaan TCM di RSUD Umbu Rara Meha pada (Jumat,11/12).” Jelas dr.Chris.
“Terus dari situ orang-orang dekat beliau (wakil bupati) juga di periksa. Dan dua hari kemudian isterinya diketahui positif, dan salah satu timses besoknya diketahui positif, besoknya lagi 1 timses positif. Jadi semuany ada 5 orang. Dan hingga hari ini sedang dilakukan traching. Datanya saya belum dapat data pasti hari ini, tapi saat ini sedah dilakukan penelusuran dengan kontak eratnya beliau. Hingga hari ini ada sekitar 80-an orang.” Jelasnya lagi.
Menurut dr.Charis, dari hasil wwancara, wakil bupati tidak ada riwayat perjalanan ke luar wilayah Sumba Timur.
“Hingga masa kampanye terakhir beliau hanya berada di Sumba Timur. Isterinya baru pulang perjalann dari Jakarta. Tapi kita tidak bisa buktikan mana lebih dulu kena. Karena dari keluhan wakil lebih duluan dan dari kondisi juga berat.” Jelasnya.
Hingga hari ini, jelasnya, wakil bupati dan salah satu timses karena kondisi kelihatan berat sedang dirawat di RSUD Umbu Rara Meha. Sedangkan 3 lainnya diisolasi mandiri.
“Data eskalasi Covid-19 di Sumba hingga Senin, 14/12, yang isolasi ada 2, yaitu 1 merupakan pelaku perjalanan dari Surabaya, dan 1 lagi dari klaster luar wilayah Sumba Timur. Yang dirawat dan diisolasi ada 7 , namun total ada 39 yang ditemukan dan dikonfirmasi positif. Duanya meninggal.” Ungkapnya.
Selama kita fokus pd rsud yg jd rujukan positif Covid-9, maka rumahsakit lainny fokus menangani yang masih bisa ditangani, tapi terbanyak fokus pada penyakit infeksi non covid, jelasnya lagi.
“Sementara kapasitas rumah sakit utama rujukan positif Covid-19 hanya ada 16 tempat tidur. Kondisi sarana masih mencukupi smpai saat ini, tapi yang kami kuatirkan akan ada ledakan kasus, sehingga cukup apa tidaknya kami belum tahu cukup apa tidak.” Ujarnya.
“Karena dengan klaster pilkada ini dikuatirkna akan adanya ledakan. Karena wakil bupati ini pergerakan sangat aktif ke daerah lain dan di Sumba Timur sendiri. Apalagi yang berkunjung kepadnya juga banyak. Jadi kami kuatirkan ada ledakan penyakit lain di luar Covid juga.” Imbuhnya.
Sebagai Satgas Gugus Tugas, dr.Chris memastikan selalu lakukan himbauan tentang pentingnya patuhi protokol kesehatan,
“Tapi sampai hari ini belum ditaati dengan baik. Tetap saja masih ada kerumuman, orang belum sadar melaksanakan seperti menjaga jarak, mencuci tangan dan memakai masker disosialisasikan dan dihimbau, tapi tetap saja belum sepenuhnya ditaati oleh masyarakat.” Keluhnya.
“Contoh terakhir-terakhir ini saat Sumba Timur lebih jarang kasusnya dibandingkan kabupaten tetangga, diacara-acara pesta sudah mulai ramai, acara,-acara pengembumian praktis protokol kesehatan mulai dilanggar. Ketika ke bandara atau dermaga, masih saja protokol kesehatan tidak dipatuhi. Artinya anjuran atau himbauan dan sosialisai prokes tidak dilakukan. Menghindari kerumunan, waspadai kelompok rentan seperti orang tua, bayi, orang-orang yang berpenyakit.” Ungkapnya.
Razia, menurutnya, dulu dilakukan namun saat ini lebih kepada himbauan penyadaran,
“Bahkan melalui perbup no : 29/2020 sejak awal-awal Pandemi kita sering lakukan razia. Tapi seefektif apakah razia, tidak bisa dijamin selama tidak adanya kesadaran bahaya Covid, dan pentingnya menjaga diri dan orang lain dari penularan. Orang masih pada kondisi pakai masker saat ada razia saja. Jadi kami lebih tekankan kesadaran diri dalam berbagai forum, yang selalu dihimbau agar masyarakat taati protokol kesehatan agar terhindar dari penyebaran Covid-19. Itu intinya.” Ujarnya.||juli.br