Perekonomian  Provinsi NTT Tumbub Sebesar 4,04 Persen

Birokrasi Ekonomi dan perbankkan Regional

NTT, TOPNewsNTT||Berdasarkan rilis PRDB Provinsi NTT Triwulan I| 2023 oleh BPS, perekonomian Provinsi NTT tumbuh sebesar 4,04% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan di triwulan sebelumnya
yang tumbuh sebesar 3,70% (yoy).

Kinerja ekonomi Provinsi NTT yang meningkat ditopang oleh tumbuhnya permintaan domestik yang didorong oleh perayaan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) di tengah pencairan THR dan Gaji ke-13 bagi ASN, TNI, Polri.

Sejalan dengan hal ini, 17 Lapangan Usaha (LU) seluruhnya mencatatkan pertumbuhan yang positif. Secara spasial wilayah Balinusra, perekonomian NTT memberikan sumbangan sebesar 22,85% dari total perekonomian
Balinusra. Peningkatan pertumbuhan ekonomi Provinsi NTT sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Nasional yang tumbuh sebesar 5,17% (yoy), meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnyadengan pertumbuhan sebesar 5,04% (yoy).

Dari sisi Lapangan Usaha (LU), pertumbuhan ekonomi Provinsi NTT bersumber dari kinerja
LU Utama yakni LU Perdagangan, LU Pertanian, serta LU Administrasi Pemerintahan.

Pertumbuhan LU Perdagangan sejalan dengan penyelenggaraan ASEAN Summit di Labuan Bajo serta perayaan HBKN pada triwulan ll 2023 yang meningkat dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya di mana pada triwulan ini terdapat perayaan Paskah, ldul Fitri, dan Idul Adha.

Pertumbuhan LU Pertanian didorong oleh peningkatan produksi perkebunan tahunan dan
hortikultura yang secara umum lebih baik dibandingkan triwulan ll pada tahun sebelumnya.

Selain itu, triwulan Il 2023 juga merupakan puncak musim panen tanaman padi. Kinerja LU Administrasi Pemerintahan tetap positif seiring dengan distribusi gaji ke-13 bagi ASN, TNI, dan Polri pada tahun ini yang terjadi pada triwulan I| 2023.

Dari LU Konstruksi, pertumbuhan positif seiring dengan berlanjutnya Proyek Strategis Nasional (PSN) Bendungan dengan realisasi yang melampaui rencana.

Selain itu, cuaca yang cenderung lebih kondusif sepanjang triwulan Il 2023 turut mendukung
akselerasi penyelesaian proyek konstruksi.

Sementara itu, berlanjutnya kinerja positif LU Pernyediaan Akomodasi dan Makan Minum (Akmamin) sejalan dengan meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan ke Provinsi NTT di tengah pelaksanaan ASEAN Summit 2023.

Dari sisi Pengeluaran, pertumbuhan terutama bersumber dari kinerja Konsumsi Rumah
Tangga, Konsumsi Pemerintah, dan PMTB.

Pertumbuhan Konsumsi Rumah Tangga didorong oleh momen libur Paskah, Idul Fitri, Waisak, dan Idul Adha di tengah pencairan Tunjangan Hari Raya (THR) maupun Gaji ke-13 bagi ASN, TNI, dan Polri yang meningkatkan konsumsi masyarakat.

Pertumbuhan Konsumsi Pemerintah didorong oleh peningkatan belanja pemerintah terutama pada komponen belanja pegawai seiring dengan pencairan THR dan Gaji ke-13.

Positifnya kinerja PMTB sejalan dengan pertumbuhan positif investasi di Provinsi NTT melalui Penanaman Modal Asing (PMA) dan
Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), serta realisasi anggaran PSN Bendungan yang melampaui rencana.

Sementara itu, pertumbuhan positif kinerja Net Ekspor didorong oleh peningkatan pengeluaran sapi sebagai komoditas unggulan ekspor antar daerah Provinsi NTT.

Selain itu, kinerja Net Ekspor juga sejalan dengan tetap positifnya ekspor barang ke luar negeri di tengah optimalisasi peran Pos Lintas Batas Negara (PLBN) bagi kegiatan perdagangan antar negara.

Pertumbuhan ekonomi Provinsi NTT diperkirakan terus berlanjut pada tahun 2023 di tengah optimisme masyarakat dalam menyongsong tahun politik 2024.

Pertumbuhan tersebut didorong oleh berlanjutnya Program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS) Pola Kemitraan dengan sasaran
tanam mencapai 300 ribu Ha dan program Food Estate di berbagai daerah di Provinsi NTT,
berlanjutnya pembangunan sejumlah PSN Bendungan (Bendungan Manikin, Bendungan Temef, dan Bendungan Mbay) dengan target penyelesaian pada tahun 2023 hingga 2024, dan melandainya harga minyak dunia, pupuk, dan komoditas global lainnya di tengah perlambatan ekonomi global.

Selain itu, berlanjutnya kinerja positif ekonomi Provinsi NTT turut didorong oleh kebijakan otoritas terkait dalam hal restrukturisasi kredit/pembiayaan, pelonggaran ketentuan uang muka Kredit/Pembiayaan Kendaraan Bermotor (KKB/PKB) dari Loan-to-Value (LTV), dan pemberian insentif likuiditas makroprudensial bagi perbankan untuk menyalurkan pembiayaan pada sektor UMKM dan perumahan, serta penguatan kebijakan Merchant Discount Rate (MDR) QRIS segmen usaha mikro (UMI) berdasarkan nominal per transaksi secara progresif.!|| jbr