Eskalasi Penyebaran Covid-19 Tinggi, ini upaya Managemen RSUD W.Z.Yohanes
NTT, Top News NTT|| Eskalasi penyebaran Covid-19 makin tinggi di NTT dengan data per Jumat, 4/12 bertambag 18 orang positif, 1 meninggal dunia di RSUD W.Z.Yohabes dan tidak ada pasien sembuh berdasarkan data satgas Gugus tugas yang diterima media ini (Jumat, 4/12).
Untuk mengetahu kondisi penanganan di rumah sakit utama rujukan pasien positif Covid 19 satu-satunya di NTT, berikut pemaparan Dirut RSUD W.Z.Yoehanes DR.drg.Mindo Siagian,M.Kes kepada media ini di Neo by Aston Hotel usai pembukaan Bimtek Revolusi Mental (Jumat, 4/12).
“Kondisi saat ini selalu ada ya, pasien terinfeksi Covid 19 meninggal tetapi tetap penanganannya dilaksanakan dengan baik sesuai protokol penangangan Covid-19. Intinya kita tangani dengan baik. Ini eskalasinya cukup tinggi, tapi tetap kita layani dan tangani sesuai protokol kesehatan. Itu saja.” Jelasnya.
“Yang terpenting adalah penting kami mohon dukunganlah supaya petugas-petugas kami ini tetap kuat, tidak jenuh ya.” Ujarnya berharap.
Karena tingkat penyebaran makin tinggi diakuinya makin banyak juga tenaga kesehatan terpapar, itulah alasan 4 puskesmas yang ditutup,
“Ada 4 puskesman ditutul kami juga mendengarnya, tapi itu kebijakan kadis karena mempertimbangkan eskalasi penyebaran covid makin meninggi dikalangan petugas kesehatan.” Ujarnya lagi.
Terkait kondisi pelayanan penanganan pasien Covid 29 di RSUD Yoehanes Kupang, menurut Siagian bahwa pasti ada kendala, kekurangan sana sini,
“Tapi bagaimana kita sebagai tim yang solid mengupayakan itu dengan ketenanganlah. Kita upayakan, saya juga sudah sampaikan ke semua pihak ya, mohon dukungan doa kepada kami, petugas-petugas kami. Karena mereka ini sudah cukup kelelahan. Kalo misalnya ada penambahan jumlah petugas medis, itu lain soal. Baiklah. Tapi ini orangnya itu-itu aja. Bagaimana mereka itu diatur sip-sipnya bekerja. Tapi kami ya, terus kuatkan mereka supaya mereka juga kuat dan semangat melayani sesuai dengan tupoksi. Ya kalau ada hal-hal yang perlu di khawatirkan ya apa kami komunikasikan dengan managemen supaya itu bisa ditindak lanjuti. Kita berharap mereka tetap sehat, supaya mereka bisa melayani. Kendala itu biasa, tapi supaya mereka bisa mengatasi dengan baik dan kita berdoa dan berharap, mudah-mudahan Covid ini segera berakhir la gitu.” Tandasnya berharap.
Terkait data pasien meninggal yang dikonfirmasi positif terpapar positif Covid-19 kebanyakan memang berusia lansia (45-70-an tahun), diakui Siagian bahwa memang mereka berdasarkan hasil tes mereka masuk karena Covid.
“Tapi memang ada juga disamping kena Covid mereka juga ada penyakit bawaan lainy.” Jelasnya.
“Daya tahan tubuh atau stamina itu jangan dianggap remeh. Karena semua penyakit masuk karena daya tahan tubuh menurun. Pakai masker itu jangan dianggap sepele, karena sangat penting dalam mengkal atau menimimlisir tertular atau menularkan virus apa saja, terutama Covid-19.” Pungkas pria berdarah Batak ini mengingatkan.
Untuk petugas kesehatan di rumah sakit penanganannya akan diisolasi di hotel Sasando.
“Jadi kalau ada petugas kesehatan kami di rumah sakit yang karena menangani pasien positif covid dan terpapar, kan asa tuh pemerintah siapkan tempat isolasi di Hotel Sasando khusus bagi petugas kesehatan. Itu sangat membantu karena kami juga tidak ingin menanggung resiko sampai mereka menularkan keluarga dan orang lain.” Ubgkap Dirut RS milik daerah yang berprofesi dokter gigi ini mengapresiasi.
Untuk data petugas kesehatan yang terpapar ada di dinas kesehatan, yang pasti trendnya meningkat, namun ia berharap petugas tetap kuat dan imunnya dijaga dan dijamin dari aspek gizinya.
“Saat ini di rumahsakit membutuhkan apd. Walau ada pengadan dari anggaran rumahsakit dan Kementerina Kesehatan RI, serta sumbangan donatur, namun apd ini tetap dibutuhkan dan harus ditambah stoknya, karena sifatnya yang sekali pakai. Kami membutuhkan bantuan dari semua pihak yang mau membantu karena stok apd yang ada pada rumah sakiit, saat ini makin menipis karena dipakai setiap saat oleh petugas dalam merawat pasien terpapar Covid-19. Apalagi ini rumah sakit rujukan penanganan Covid jadi pasien yang sudah terkonfirnasi positif. Mkanya APD harus selalu tersedia demia menjaga petugas medis dari terpapar.” Ulasnya.
Mengenai ketersediaan obat di rumah sakit juga harus menjadi perhatian pemerintah dalam hal ini Dinas Kesehatan dan Kementerian.
“Walau saat ini stok masih cukup memadai, namun kami butuh penambahan karena pasien terpapar makin meningkat sehingga kebutuhan obat juga harus jadi perhatian pemerintah. Misal sudah makin berkurang kita komunikasi dengan Dinkes dan Kemenkes. Namun yang penting adalah vitamin sangat berperan dalam proses pengobatan. Ventilator di sini saat ini ada 11 unit yaitu 6 dari pengadaan rumah sakit dan 5 unit sumbangan Dinkes provinsi NTT. Jika dilihat dari jumlah ruangan memang tidak cukup. Karena ini jadi rumah sakit rujukan sehingga pasti pasien yang di rujuk ke sini sudah positif, sehingga butuh ventilator. Jadi kami harapkan dengan kondisi Covid idealnya 1 ruangan 1 ventilator. Tapi dengan jumlah seperti sekarang pun kami optimis kok bisa menangani sebaik mungkin.” Akunya.
Menghadapi perubahan musim saat ini dari kemarau ke musim hujan, Siagian menjelaskan bahwa penyakit ISPA stabil datanya, apalagi dengan adanya Covid ini. “Kita berharap jangan sudah ada Covid kena ISPA lagi. Yang penting kita menjaga lingkungan hidup bersih, mengkonsumsi makanan sehat bergizi dan bersih. Seperti itu kita menjaga termasuk menjaga pengunjung yang datang. Kita berharaplah jangan sampai makin bertambah penderita ISPA. Penyakit yang dominan sampai Desember hanya ISPA karena berkaitan dengan lingkungan ISPA jadi hal yang mendominasi. Sedangkan DBD sudah tidak ditemukan.” Jelasnya diakhir wawancara.|| juli br