Buka Festival Budaya Kelurahan Fatubesi, Plh Sekda Ingatkan Jaga Kerukunan Dalam Keberagaman

Fatubesi-Kupang, TopNewsNTT|| Membuka Festival Budaya Kelurahan Fatubesi, Plh.Sekda Kota Kupang Frangky Amalo mengingatkan aparat kelurahan dan warga menjaga kerukukan dalam keberagaman sehingga tujuan dan makna festival tercapai (Jumat, 24/8) demikian yang tersirat dari sambutannya.

Hal ini disentil Plh.Sekda untuk mengingatkan thema Festival Budaya kelurahan Fatubesi, Kecamatan Kota Lama yang mengangkat thema “Etnis Flobamora : Keberagaman Dalam Kebersatuan” yang memiliki arti Keberagaman menciptakan Kebersatuan dan thema itu harus diwujudkan.

Festival berlangsung meriah dengan berbagai persembahan tarian tradisonal NTT yang diperagakan dengan luwes oleh siswi SDN Oeba 1 dan 2 dan  hal ini mengatasi suasana hiruk pikuk aktifitas  pasar pada umumnya yang terpampang persis didepan pagar kantor lurah.

Walau letak kantor lurah ini lokasinya paling berbeda dari 50 Kelurahan lainnya, karena satu-satunya kantor kelurahan yang  terletak di tengah pasar, yang hiruk pikuk oleh para pedagang yang menjajakan berbagai jenis dagangannya, dan merupakan sentra perikanan, mampu teralihkan kala bunyi musik bergaung dari speaker-speaker yang terpasang di panggung sederhana dan  tidak mengurangi animo warga dan para pedagang dan pembeli menyaksikan event budaya yang baru pernah dilaksanakan di setiap kelurahan ini.

Kedatangan Frangky Amalo, plh.sekda kota Kupang didampingi Kadis Kominfo Kota Kupang, camat dan lurah di kecamatan Kota Lama dan sekitarnya disambut meriah dengan tarian penyambutan dari Rote Ndao dan Timor.

Plh.Sekda dalam sambutannya menyatakan apresiasi untuk panitia, lurah dan para aparat kelurahan serta masyarakat Kelurahan Fatubesi yang sudah mempersiapkan seluruh rangkaian festival dengan meriah.

Ia mengingatkan latar belakang penyelenggaran Festival Budaya adalah untuk mengangkat potensi seni, budaya dan ekonomi sebagai potensi pariwisata di Kota Kupang dan menjalin keakraban, silahturahmi tapi juga makin mempererat persatuan diantara warga yang beragam etnis karenaya ia mengintakan agar semua pihak menjaga kebersatuan dalam keberagaman itu agar tetap solid.

“Mengangkat seni dan budaya menjadi penting untuk memperkenalkan kepada generasi muda untuk mengenal, mencintai serta melestarikam seni dan budaya NTT agar jangan hilang apalagi punah karena itu adalah jati diri masyarakat NTT. Ada banyak nilai positif terkandung didalamnya dan generasi muda harus menguasai dan memaknainya untuk dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari dan menangkal pengaruh negatif kemajuan jaman. Pengaruh luar sekarang dengan vulgar masuk ke NTT bahkan kota Kupang. Kita harus melindungi generasi muda bangsa dan menjaga budaya kita jangan tergerus dengan budaya asing. Itulah tujuan festival digelar.” Tandasnya.

Frangky Amalo mengingatkan bahwa saat ini banyak sekali budaya-budaya luar memasuki wilayah NTT, melindas budaya NTT.

“Seperti kita punya tarian yang namanya tarian Lego-lego, Ja’i, Tebbe, dll sudah mulai dilupakan.  Saya berani bertaruh banyak lapisan masyarakat tidak tahu tarian itu jika tidak diperkenalkan sejak dini. Kita punya alat musik seperti gong dan lain-lain saya berani bertaruh banyak orang tidak kenal lagi. Itulah alasan mengapa pemerintah ingin menggelar Festival Budaya agar kita lebih mengenal dan mencintai budaya kita sendiri.” Ujarnya.

Budaya akan menjadi potensi pariwisata jika kita mengangkat dan memperkenalkannya secara terus menerus.

Ia juga mengingatkan bahwa tujuan festival budaya juga demi menggerakkan ekonomi masyarakat sehingga harus melibatkan pelaku UMKM.

“Jika tahun ini anggaran masih Rp15 juta semoga kedepan bisa ditingkatkan dan pelaksaan festival bisa lebih meriah, lebih lama dan melibatkan banyak unsur terutama pelaku UMKM.” Ujarnya.

Ketua panitia menjelaskan bahwa kegiatan akan berlangsung selama dua hari (Jumat dan Sabtu, 24–25-Agustus) dengan berbagai lomba seperti Makan Krupuk, Gigit sendok dll, serta lomba fashion busana tenun ikat.

Pembiayaan Festival adalah murni sumbangan masyarakat. Acara pembukaan dimeriahkan oleh nyanyi solo lagu kebangsaan bernuansa kemerdekaan, tarian Ofa Langga, dan tarian modern dengan iringan musik tradisonal NTT.|| jbr