Wajah Baru Managemen Bank NTT Dengan “Penggembalaan” Dirut Izak Edward Rihi (2019-2022)

Figur Perbankkan

NTT, TOP NEWS NTT.,■■ Bank NTT yang sudah berusia 57 Tahun yang akan merayakan HUTnya  pada tanggal 17 Juli 2019 saat ini berwajah baru dengan penggantian dirut dan dewan direksi, pada awal kepemimpinan Gubernur NTT Viktor B.Laiskodat sebagai Pemegang  Saham Pengendali Bank NTT.

Dan dalam usia paruh baya ini Bank NTT sedang mulai berbenah diri dalam menyelesaikan berbagai persoalan yang sempat menampar Bank Milik Daerah ini dari berbagai aspek baik secara internal maupun eksternal yang sempat membuat hampir lunturnya kepercayaan masyarakat terhadap Bank NTT.

Terkait masalah internal dan eksternal tersebut, Isak Edward Rihi berjanji dalam masa 3-6 bulan kedepan akan dilakukan pembenahan satu persatu sesuai klasifikasi masalah.

Upaya berbenah diri ini pun terjadi terutama dalam penyusunan program kerja yang menjadi produk perbankkan dalam menciptakan pelayanan publik yang berkualitas, memuaskan serta menjawab kebutuhan keuangan dan ekonomi masyarakat NTT. Program tersebut disusun dengan menyelaraskan sesuai mimpi Politik Gubernur NTT yaitu “NTT Bangkit, NTT Sejahtera!.”

Dirut definitif Edward Izak Rihi yang bukanlah orang baru di Bank NTT, Pria religius asal Sabu Raijua ini sebelum di lantik menjadi dirut  pada 12 Juni 2019 lalu di Labuan Bajo, adalah Kepala Bidang Penjaminan Mutu Pelayanan dan sudah berkarir selama puluhan tahun di Bank kebanggaan masyarakat NTT ini.

Ditemui Senin, 15 Juli 2019, di ruang kerjanya di Kantor Pusat  Bank NTT Eduard Izak Rihi menjelaskan dengan yakin bahwa hal pertama yang sedang dilakukan oleh managemen Bank NTT adalah merubah pertama-pertama bagaimana menerjemahkan mimpi gubernur NTT “NTT Bangkit, NTT Sejahtera.” Bahwa mimpi pemerintah NTT dengan menerjemahkannya sesuai visi dan misi Bank NTT.

“Dan bicara tentang NTT Sejahtera maka ini ada hubungannya dengan ekonomi, atau bisnis. Dan ini caranya untuk keluarkan NTT dari Stigma Miskin; Bodoh, Terkebelakang,  maka Bank NTT akan mentransformasi diri dan menerjemahkan mimpi gubernur sesuai visi Bank NTT untuk keluar dari stigma itu dulu menuju NTT Bangkit, NTT Sejahtera. Karena mimpi gubernur ini memberi harapan bahwa NTT Bisa Bangkit dan Sejahtera. Mimpi gubernur harus diterjemahkan dan dieksekusi dengan mentransformasi diri sesuai visi mimpi Bank NTT.,” jelas Izak.

Strategi awal, lanjutnya lagi, “Adalah dengan merubah serta  mempetajam visi bank NTT. Jika sebelumnya visi Bank NTT adalah “Sehat, Kuat Dan Terpercaya” adalah terlalu individual. Maka kami ubah menjadi “Rumah Perbendaharaan Kesejahteraann Rakyat NTT” yang memiliki filosofi bahwa segala aset masyarakat NTT diserahkan kepada Bank NTT untuk dikelola bersama Pemerintah dan Rakyat demi kesejahteraan masyarakat NTT.  Jadi dengan narasi visi yang besar ini maka semua orientasi kerja kita akan mengarah kepada kesejahteraan rakyat, bukan kepada diri sendiri. Dengan dua visi besar itu, membuka ruang dan akses seluas-luasnya bagi masyarakat untuk menggunakan Bank NTT sebagai lembaga ekonomi yang akan membuat mereka sejahtera. Nah bagaimana membuat masyarakat sejahtera adalah dengan merubah narasi visi ini sebagai rumah perbendaharaan ekonomi masyarakat NTT. Jika dulu Bank NTT disebut Kantor maka tidak semua orang akan datang. Karena imegnya kantor adalah tempat orang bekerja dan orang berdasi. Dan tidak semua diterima di sana. Dengan imeg “Rumah”,  maka siapa saja bisa datang.” Ulasnya tersenyum.

Pria sederhana asal Sabu Raijua ini mengatakan cara membuka ruang itu adalah dengan digitalisasi perbankkan.

“Jumlah Kantor Bank NTT akan sebanyak jumlah rakyat NTT karena sistem digitalusasi perbankkan ini. Karena nanti, semua rakyat NTT yang punya HP akan menjadi kantor Bank NTT, karena dengan sistem digitalisasi perbankkan ini, maka semua  transaksi perbankkan di Bank NTT cukup diakses dari HP Android. Anda mau transaksi perbankkan, beli produk unggukan NTT, sampai mencari kost-kostan bisa lewat HP.” Ujarnya.

Strategi kedua, lanjut gembala sidang sebuah gereja di kota Kupang ini, “Bank NTT merupakan  mitra pemerintah dalam ikut mempercepat  pembangunan  perekonomian masyarakat NTT. Project besar kita bersama pemerintah adalah pembangunan infrastruktur dan industrialisasi,  itu project besar kami. Dan kami sudah siapkan Inter Cost (Integriti Economic Recovery Online System).” Tandas Izak.

Dengan basic pertimbangan bahwa selama ini semua elemen berjalan sendiri-sendiri dalam membangun NTT, baik Pemerintah, Bank, eksekutif, LSM, lembaga agama berjalan sendiri-sendiri, Izak berharap “lewat program ini kita berencana akan mengintegrasikan semua kedalam sebuah sistem yaitu Inter Cost. Untuk semua produk unggulan akan terangkat semua lewat sistem ini maka senua akan berjalan bersama. Baik pemberdayaan ekonomi, pembinaan dan sebagainya berbasis ekonomi akan teritegrasi dalam Aplikasi ini.” Tandasnya.

“Yang kedua adalah aplikasi NTT Pay. Nanti  semua transaksi di NTT akan pakai aplikasi NTT Pay baik transaksi perbankkan, beli produk unggulan NTT bahkan mencari kos-kosan saja akan memakai aplikasi ini.” Sebutnya bangga.

Dan untuk mewujudkan semua ini, kata Izak Bank NTT juga punya Grand Strategi. Yaitu Program Pembiayaan Ekosistem baik segi Infrastruktur maupun Ecosistem Industri di semua sektor ; pertanian, perikanan, peternakan, peternakan, pariwisata, dll.

“Pembiayaan industri ini kami pandang penting karena masalah NTT yang utama adalah kemiskinan dan lapangan kerja yang langka. Sehingga pemerintah bersama Bank NTT melihat bahwa industri sebagai sebuah solusi.” Ujar Izak.

Jadi yang kami biayai dan APBD maupun APBN adalah ekosistem bukan hanya satu. Sebagai contoh kami sudah kerja sama dengan pemkab Ngada dalam pembiayaan ekosistem Kopi. Jadi bukan hanya petani saja tapi juga semua pelaku ekonomi disektor kopi. Mulai dari pabrik, penjual kopi dan semua ekosistem didalamnya.

Kami akan bagi dalam wilayah-wilsyah sesuai potensi SDA yang ada. Misalnya di Daratan Timor adalah Peternakan sapi dan pariwisata, Seluruh Sumba dengan peternakan, pertanian dan pariwisata. Ende, Flotim dengan perikanan, Bajawa dan Manggarai dengan kopinya, dan lainnya.

Bidang pariwisata misalnya dengan program revitalisasi rumah penduduk menjadi hotel kelas bintang lima dengan pembiayaan APBD, dengan memberdayakan rumah penduduk dan pelatihan masyarakat sebagai masyarakat pariwisata. “Bayangkan jika pemerintah membangun hotel dengan 100 kamar  butuh anggaran milayaran tuh. Tapi merevitalisasi rumah penduduk menjadi sekelas kamar hotel bintang lima maka akan kurang dananya dan akan diperoleh 100 kamar disebuah daerah wisata. Dan jika ada event, di sebuah destinasi, wisatawan bisa memperoleh layanan dalam satu paket pariwisata. Dan semua hasilnya untuk masyarakat kembali. Itu yang namanya pariwisata sebagai lokomotif atau penggerak  ekonomi kemasyarakatan.” Jelasnya tersenyum bangga.

Ada lagi hal baru di Bank NTT ini yang akan  berubah, ungkapnya,  “yaitu  penerapan Sistem Managemen Religius Leadership atau Kepemimpinan Rohani. Sebenarnya semua orang tidak butuh pemimpin tapi butuh gembala. Filosofinya adalah bahwa jika menghadapi ancaman maka gembala akan selalu ada bersama-sama dengan domba di padang gurun. Dan jika Tuhan Yesus datangpun, maka gembala tidak akan meninggalkan domba-dombanya. Saat ini saya tidak menerapkan kepemimpinan tapi gembala dan domba. Saya dipercaya untuk gembalakan domba dan sama seperti Yusuf saya mengemban tugas mengumpulkan hasil pada 7 tahun masa kelimpahan untuk menghadapi 7 tahun masa paceklik. Saya mengemban tugas penggembalaan adalah dengan merujuk pada ucapan Firaun kepada Yusuf saat mendelegasikam tugas penting di Mesir yakni “Yusuf kamu penuh dengan Roh, jadi embanlah tugasmu dengan mengatur semua yang perlu dengan hikmat dari Tuhan Allah yang kau percayai. Jadi itulah prinsip dan filosofi saya dalam mengemban tugas “penggembalaan” disini.” ■■ Juli BR