UPTD MUSEUM Daerah NTT Gelar Lomba Pembuatan Film Pendek Tradisi “Menginang” Bagi Mahasiswa dan Siswa/i SMA/SMK di Kupang
NTT, TOPNewsNTT|| UPTD Museum Daerah Provinsi NTT menggelar Lomba Pembuatan Film Pendek Tradisi Menginang di Masyarakat NTT yang digelar selama dua hari (Kamis dan Jumat, 20-21/10).
Kegiatan pembukaan pada hari pertama diisi dengan pemutaran film hasil karya Mahasiswa/i dari PTN dan PTS di Kupang yakni Alademi Pariwisata Kupang, Politeknik Negeri Kupang, Undana, Unwira dan UPG 1945, sedangkan pada hari kedua akan diputar film pendek dengan thema yang sama hasil karya siswa/i SMA yakni SMAN 7 Kupang, SMAK Geovani Kupang, SMA Mercusuar Kupang, SMKN 1 Kupang, SMKN 3 Kupang dan SMK Kencana Sakti Kupang.
Ketua panitia melaporkan bahwa kegiatan ini bukan sekedar lomba tapi juga dilaksanakan untuk menjadikan museum sebagai tempat bersama belajar dan berlajar bersama karena museum menjadi tempat pelsestarian seluruh tata nilai peradaban dan sejarah kehidupan manusia.
Latar belakang lomba adalah karena melihat keanekaragaman tradisi dalam beragam budaya di NTT yang merupakan potensi yang harus dirawat, dijaga, dipertahankan dan dilestarikan karena mengandung nilai-nilai dan sebagai daya tarik Masyarakat NTT.
NTT yang kaya akan daya tarik kebudayaan harus dilestarikan dan diperkenalkan kepada generasi muda sebagai budaya masyarakat NTT agar mampu melaksanakannya dalam kehidupan dimasa depan.
Kriteria penilaian yakni pada kualitas informasi dan kualitas video, yang terbagi dalam ” tradisi menginang dalam prespektif budaya bobot 40% yang terdiri dari tradisi menginang yang diangkat bobot 40%, kualitas narasi tentang narasi dalam bercerita tentang tradisi menginang bobot 10%, bahasa yang digunaakan dalam narasi 10%, kebenaran aktual tradisi menginang dari daerah yang dipilih bobot 10%,
kualitas video film pendek bobot 60% terdiri dari penampilan tradisi budaya 15%, penjelasan momentum tradisi budaya 15 %, kualitas gambar 15 persen dan kualitas cerita 15%.
Dewan juri 3 orang yakni Piter Kembo institut asal Budayawan NTT sebagai Juri 1, Sandra C.U.Umbu Data dewan Juri 2 (Asosiasi) dan Blasius ratu (akademisi) dewan juri 3.
Total peserta 60 orang, 30 orang peserta dari tingkat SMA dan SMK kota Kupang yakni ; SMAN 7, SMAK Geovani, SMA Mercusuar, SMKN 1 Kupang, SMKN 3 dan SMK Kencana Sakti.
30 Peserta dari tingkat PT yakni dari Akademi Pariwisata Kupang, Politeknik Negeri Kupang, Undana, Unwira, UPG 45 dan Universitas Muhamadiyah.
Sementara Kepala UPTD Museum Daerah Provinsi NTT Aplinuksi.M.A Asamani membacakan sambutan Kadis Pendidikan dan Kebudayaan NTT Linus Lusi berpesan pertemuan ini akan memberikan semangat menjadikan museum sebagai tempat belajar budaya NTT.
Museum menjadi pusat informasi budaya dari sejarah peradaban manusia yang membentuk dan peletak dasar karakter manusia.
NTT dengan keberagaman budaya baik rumah adat, sistem kesenian, organisasi tradisional, beragam kain tenun, dll dan tunjukkan budaya NTT sebagai potensi besar dalam pembangunan manusia yang berkarakter dan berbudaya.
Museum adalah pusat informasi dan pubkikasi san menjsdi data tarik untuk smeua lapisan masyarakat belajar trafisi busaya.
Lomba hari ini ingatkan dan berpesan kepada genenrasi muda untuk mengerti nilai budaya yang terkandung dibalik tradisi budaya menginang.
Menginang bagi masyarakat NTT tidak terlepas dari tradisi budaya dimana dalam setiap ajakan budaya, masyarakat menjadikan sirih pinang sebagai bahan yang melambangkan penghargaan terhadap satu sama lain.
Dengan menyuguhkan sirih pinang melambangkan sebuah pengharagaan bagi tamu. Dengannya ada ajakan untuk tidak meninggalkan budaya menginang sebagai.media hidup menuju manusia yang berbudaya dan berkarakter.
Lewat lomba ini Kadis berharap hendaknya menjadikan museum sebagai tempat belajar bersama dan sama-sama belajar tentang tatanan budaya dalam bingkai NTT dan menjadikan budaya di NTT.
Menginang adalah trdaisi si NTT yang merakit simbol kekeluargaan, percintaan, dan status sosial.
Kita belajar makna tradisi menginang dapat sebagai sebuah alat komunikasi antar sesama, alat komunikasi religi, dapat membuka sebuah pintu rumah dan pintu hati, sebagai sarana persatukan perbedaan, sebagai tanda cinta, ssbagai sarana pengobatan trafisional dan prespektif ekonomi rumah tangga.
Thema lomba tahun 2022 adalah “Tradisi Menginang Dalam Prespektif Budaya Masyarakat di provinsi NTT.” Tandas Aplinuksi akhiri sambutan.
Pemenang dalam lomba Film Pendek Tradisi Menginang dalam Budaya Masyarakat NTT akanemperoleh hadiah menarik.¹|| juli br