Prodi Sejarah FKIP Undana dan SMAK Geovani Kupang Sabet Juara 1 Lomba Pembuatan Film Pendek “Tradisi Menginang” UPTD Museum NTT

NTT, TOPNewsNTT-||Prodi Sejarah FKIP Undana Kupang dan SMAK Geovani Kupang berhasil menyabet Juara 1 kategori PT dan SMA/SMK Lomba Pembuatan Film Dokumenter Pendek “Tradisi Menginang” TA 2022 yang diselenggarakan oleh UPTD Museum Daerah Provinsi NTT.

Kegiatan Lomba berlangsung selama dua hari (Kamis dan Jumat, 20 & 21/10) di Aula UPTD Museum Daerah Provinsi NTT.

Pada pelaksanaan Lomba hari kedua peserta siswa SMA dan SMK dari 3 sekolah yakni  SMKN 7 Kupang, SMKN 1 Kupang dan SMAK Geovani Kupang. Sedangkan 3 sekolah lain yang sudah mendaftarkan diri batal tampil.

Mekanisme lomba hari kedua sama seperti hari pertama Kamis kemarin yakni didahului oleh  pemutaran film pendek dari masing-masing sekolah peserta dan  Dewan Juri yakni Piter Kembo (Budayawan), Sandra Umbu Datta (Akademisi) dan Falvianus Rato  (Akademisi) msmberikan penilaian terhadap tampilan video berdasarkan kriteria yang dinilai mulai dari aspek konten video, teknik perekaman dll.

Pada hari kedua sekaligus akan diumumkan pemenang lomba dari 2 kategori peserta yakni Perguruan Tinggi dan SMA/SMK dan memerima hadiah.

Tampil pertama adalah peserta SMAK Giovani Kupang,  selanjutnya Peserta SMKN 7 Kupang,  dan SMKN 1 Kupang.

Judul film Peserta SMAK Geovani Kupang yaitu “Mengenal Mamah dan Okomamah Suku Dawan” yang menceritakan tradisi Mamah (makan) siri pinang dan tradisi Okomamah dalam kebudayaan suku Dawan (Timor)

Dalam video ditampilkan berupa fragmen pendek yang diperankan salah seorang guru pria dan 5 siswa SMAK Geovani dari prespeltif tradisi menginang dalam penyambutan tamu dan Okomamah.

Juri 1 Flavianus Rotu mengapresiasi usaha peserta yang sudah berusaha menggali makna, maksud tujuan dari Mamah dan Okomamah di suku Dawan walau belum mendalam karena durasi waktu yang memang pendek.

Kekurangannya video tidak disertai naskah setiap frame yang menjelaskan isi frame, dalam film menirut Flavianus harusnya pelakon memamah sirih pinang sebagai pengharagaan pada tuan rumah. Konsep menginang harusnya diwujudkan dengan lakon menginang dalam videonya. Menurutnya memang video ini jika untuk melengkapi pelajaran sejarah sangat bagus tapi jika ini.lomba maka judul harus dilakukan dalam  isi video. Namun diapresiasinya usaha peserta yang berusaha membuat video original bahkan diperankan oleh guru dan siswa SMAK Gionvani Kupang.

Sementara Akademisi Sandra Umbu Deta mengatakan usaha peserta sudah bagus dalam mewujudkan kecintaan terhadap budaya NTT tapi peran dalam film pendek tidak diperankan. Sebaiknya ada pembagian peran sesuai karakter dan peran.

Sementara budayawan Piter Kembo memberi pendapatnya terkait video secara fiksi masih belum berani memasukkan teks walau hampir klimaks tapi karena tidak ada peran memakan sirih pinang sesuai judul maka sebenarnya film ini sudah cukup bagus.

Kelemahan lain yaknj pembluran gambar yang pada moment yang seharusnya dibutuhkan fokus gambar, rance kamera tidak fokus.

Film kedua dari peserta SMKN 1 Kupang dengan judul film “Kebudayan Timor Tradisi Menginang.”

Juri Flavianus mengatakan bahwa film ini memang menghibur karena menampilkan budaya di pulau Timor bukan hanya menginang saja tapi opening destinasi wisata di daratan TTS dan budaya lain seperti trian ronce. Menurutnya cukup menghibur, namun karena ini film pendek yang bersifat dokumenter maka opening dan closing terlalu panjang dan bukan video original tapi sadur dari goggle.

Sandra mengatakan filmya bagus walau tentang menginang hanya sebentar saja tapi kelemahannya tanpa narasi tentang budaya menginang yang lebih mendalam. Background musiknya terlalu besar dan tanpa narasi. Setiap frame kegiatan harus disertai dengan narasi terkait apa yang digambarkan dalam video.

Sementara Piter Kembo menyatakan bahwa video tanpa narasi membuat film kurang dipahami dengan cepat. Opening diluar menginang harus di short cut agar video terkait menginang dengan situasi berbeda lebih banyak. Frame tambahan hanya sekilas saja.

Selanjutnya film dari SMKN  7 Kupang dengan judul “Tradisi menginang pada suku Timor” dalam video menunjukkan tradisi menginang dalam adat melamar gadis atau pernikahan di suku Dawan, TTS. Penilaian juri adalah video tanpa naskah dan terlalu panjang dan monoton serta narasi tidak jelas voicenya dan buat juri kerja keras mengartikan situasi yang terjadi. Tapi overall usaha yang bagus sebagai peserta perdana.

Dari hasil lomba selama dua hari 3 dewan juri mengumumkan peroleh nilai dan penentua juata kategori PT juara 1, 2 dan 3, serta haraoan 2 dan 1. Sedangkan kategori SMA/SMK diputuskan juara 1, 2 dan 3 karena peserta hanya dari 3 sekolah.

Rinxian juara adalah :

Juara Tingkat PT :

Harapan 2 : Jurusan Pariwisata Politeknik Negeri Kupang dengan nilai 72,2.

Harapan 1 : Prodi Ilmu Komunikasi FKIP Undana dengan bobot nilai 70.

Juara 3 : Prodi Sejarah FKIP UPG 45 nilai bobot nilai 76,7.

Juara 2 : Prodi  Ilmu Komunikasi Universitas Widiamandira Kupang dengan bobot nilai nilai 80,3 dan

Juara 1 : Prodi Sejarah FKIP  Undana denhan bobot nilai 82.

 

Juara tingkat SMK/SMA :

Juara 3 SMAN  7 Kupang dengan bobot  nilai 75,8,

Juara 2 SMKN  1 Kupang dengan bobot  nilai 80,

Juara 1 SMAK  Giovani dengan bobot nilai 82,5.

Menutup kegiatan, Kepala UPTD Aplinuksi Asamani mengucapkan terima kasih kepada semua peserta yang sudah berusaha membuat video film pendek tardisi menginang dan  sudah meraih juara.

“Ssmoga apa yang sudah diraih dijadikan landasan pengembangan diri ke depan dalam mengangkat, melestarikan  dan memperkenalkan budaya dan tradisi sebagai kekayaan masyarakat NTT.  Terima kasih kepada juri yang sudah bekerja keras memberikan penilaian yang adil dan semua pihak yang mendukung.” UJar Apluniksi.

Dalam Press Confres bersama awak media, Aplinuksi menyatakan bahwa Lomba akan dilakukan setiap tahun. Dan berharap akan muncul peserta baru.

“Dari hasil lomba selama dua hari ini, saya menilai animo dan kemampuan peserta yang rata-rata baru pertama ikut dengan masa peraiapan yang singkat tapi sudah mampu membuat film pendek ini dengan baik. Terlepas dari beberapa kekurangan, akan diperbaiki ke depan. Secara umum peserta tahu dan kenal tradisi menginang, namun kondisi perlembangan zaman sudah mulai mengikis tradisi ini. Namun saya berharap lewat lomba ini generasi muda dapat diperkenalkan dengan tradisi meninang. Generasi mengsnal dan membangkitakan dan menjadi pelakon trdaisi ini.” Jelas Aplinuksi.

Senada dengan kepala UPTD Museum, dewan juri 1 Flavianus Rotu sebagai akademisi dan dosen sejarah,  mengatakan ini merupakan sebuah ajang yang patut didukung untuk dilanjutkan pada periode selanjutnya.

“Ada banyak thema dapat dilombakan setiap tahunnya nanti.” Ujar Aplinuksi.

Secara umum tampilan video menurut Flavianus sudah bagus, tapi ada hal-hal teknis yang harus diperbaiki ke depan baik oleh penuyelenggara yakni memberi waktu persiapan lebih banyak bagi peserta persiapakan materi dan video.

Bagi peserta karena ini film.dokumenter maka perlu dilakukan penelitian mendalam agar materi yang mau disampaikan dalam video tercapai. Walau masih dangkal isi video dalam alurnya tapu secara umum ia mengapresiasi kemauan dan usaha peserta yang dengan waktu yang singkat mampu menyajikan film.

Aspek teknik perekaman oleh Piter Kembo juga menilai peserta memang masih kurang dan menganjurkan peserta belajar teknik perekaman, pengambilan video dan editing dengan.menggunakan kamera uang lebih bagus kialitasnya. Tapi secara keseluruhan Piter mengacungi jempol.

Senada dengan saran juri 1, perwakilan Prodi Sejarah yang meraih juara 1, Yandir Pitai Mahasiswa semeater 9 Prodi Sejarah FKIP Undana mewakil kelompok juara satu kategor8 PT menyatakan sangat antusias dengan lomba seperti ini, namun ia minta penyelenggara memberikan waktu lebih panjang untuk persiapan film.

Persiapan pembuatan film hanya 4 hari, namun ia cukup terkejut dapat meraih juara 1.

“Jika ada lomba-lomba sejenis kami ingin disertakan juga.” Ujar Yandri.

Sementara perwakilan juara 1 SMAK Geovani Kupang, kategori SMA/SMK Hendrik Banase kelas 12 juga menyatakan persiapan hanya 3 hari dan sangat senang jadi juara kelompok mereka dan ini perdana ia telibat dalam.lomba ini. || juli br