Teka-teki dana PIP Kabupaten Kupang 2018 dan 2019 : Wakil Bupati Jery Manafe : “itu jawaban konyol!”; Anita : “saya pastikan KPK periksa segera!”

Daerah Perbankkan Politik

OELAMASI, TOP News NTT ■■ Penelusuran terkait dana PIP dan dana Rehab dan bangun ruang kelas baru untuk sekolah-sekolah di Kabupaten Kupang gencar di lakukan oleh Politisi Partai Demokrat dapil 2 NTT Anita J.Gah,S.E. Penelusuran ini dilakukan Anita mengisi masa resesnya dan juga hasil laporan tim Rumah Aspirasi Anita Gah di Kabupaten Kupang dari laporan orang tua siswa tentang adanya kesulitan saat ingin mencairkan dana PIP tahun 2018 dan 2019, ada kasek potong dana PIP dan bahkan ada operator sekolah minta-minta uang Rp100.000 ke orangtua siswa baru datanya di input.

Pertemuan langsung digelar Anita sejak Selasa, 10 dan 11 Maret 2020 dengan para kasek SD dan SMP se kabupaten Kupang di dua lokasi : SMPN 1 Kupang Tengah dan Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Kupang yang dihadiri oleh kadis Imanuel Buan dan para kepala SD dan SMP se-kabupaten Kupang.

Foto bersama Anita Gah dengan wakil bupati Kupang Jery Manafe dan 3 kadis

Dan Kamis, 12 Maret Anita bertemu langsung dengan wakil bupati Kupang Jery Manafe dan para kadis antara lain : kadis Pora Sepri Klau, Kadis Pariwisata Pieter Sabaneno, Kadis Arsip Mariana Damaledo, Kadis Pendidikan Imanuel Buan, beberapa kabid dari dinas tersebut dan awak media serta staf ahli pemkab Kupang.

Jery dalam sekapur sirihnya menjelaskan kepada para kadis bahwa Anita J.Gah sebagai Anggota DPR RI sudah turun ke bawah yaitu sekolah dan dinas Pendidikan baru ketemu kepala daerah sehingga yakin data yang dipegang valid karena potret langsung di lapangan. Jadi minta agar para kadis dan OPD bicara dengan jujur dan terbuka terkait kondisi dilapangan tentang Dana PIP, bangunan sekolah yang masih butuh dibangun baru dan rehab. Dari sektor pariwisata Jery minta kadis berikan data tentang obyek pariwisata mana saja yang ada di Kabupaten Kupang mana yang sudah dan belum dibangun. Sehingga Anita Gah sebagai wakil di Senayan bisa memperjuangkan anggaran untuk pengembangan.

Dalam sambutannya Anita beberkan beberapa materi yang ingin digali dari pertemuan ini : yaitu : data valid penerima PIP 2018 56 ribu siswa dengan total dana Rp31 M dan 2019 bagi 58.318 orang siswa dengan total anggaran Rp.31,8 M; data ruang kelas yang dibangun baru dan direhab dari total dana Kementerian tahun 2018 dan 2019 yang sudah dikucurkan (ada data 1.5 M untuk satu SDN Lili) dimana saja sekolahnya dan ruang apa saja yang dibangyn baru dan rehab dan berapa.jumlahnya. Karena Anita memegang data dari Dirjen Kemendiknas; data destinasi pariwisata yang sudah di bangun dan berapa yang masih perlu dibangun dan bisa dijual keluar; data progres penggunaan dana Rp13 M untuk bangun GOR Oesao di Batu Putih karena akan ada kucuran dana Rp20 M untuk bangun 1 Stadion Mini Oesao; serta data kebutuhan kelompok-kelompok pelaku usaha pariwisata dan UMKM serta produk yang biss dijual karena akan ada siapkan dana untuk pengembangan sdm dan modal usaha kelompok UMKM dan Pemuda.

Sikap geram Wakil Bupati Kupang, Jerry Manafe dan Anita Gah politisi Partai Demokrat adalah  saat mendengar penjelasan Imanuel Buan Kadispendik kabupaten Kupang terkait dana PIP 2018 dan 2019 :

“Kami tidak tahu jika ada 59.318 siswa SD dan SMP kami dapat PIP untuk 2019. Karena dibagi sama konsorsium berdasarkan data pemegang KIP. Jadi walau kami usulkan sekian ribu siswa tapi saat pengusulan dari dinas kuota kami tidak semua diloloskan. Karena itu yang belum dapat dari usulan sekolah ini cari jalan lain yaitu lewat rumah aspirasi. Dan yang dapat biasanya disesuaikan oleh konsorsium sesuai data pemegang Kartu Indonseia Pintar. Sehingga siswa yang dapat diluar usulan sekolah atau jalur rumah aspirasi datanya tidak ada pada kami sehingga kami tidak tahu baik jumlah dan dari sekolah mana saja. Gituloh pak wakil bupati dan ibu Anita. Dan tentang adanya informasi pemotongan dana PIP  oleh kasek saya pastikan tidak ada. ” Jelas Imanuel Buan berdalih dan tanpa beban kepada Wakil Bupati Kabupaten Kupang Jery Manafe dan Anita Gah saat pertemuan di ruang rapat wakil bupati di Oelamasi. (Kamis, 12 Maret 2019).

Pertemuan di ruang kerja wakil bupati Jery Manafe

Mendengar penjelasan Imanuel terkait Dana PIP 2019, Jery menjawab : “Saya mau tanya ini wilayah siapa, data ada pada siapa? Kok bisa para konsorsium itu mereka datang bagi-bagi PIP anda tidak tahu. Karena bagaimanapun data siswa asalnya dari sekolah, masa orang asing konsorsium datang bagi-bagi dana PIP anda tidak tahu?jawaban konyol itu. Saya perintahkan segera kasi saya data valid tentang penerima dana PIP tahun 2018 dan 2019 by name by address. Kasi ke saya dan saya akan kirimkan ke bu Anita. Kita harus berterima kasih kepada bu Anita yang sudah berjuang di pusat untuk anak-anak kita. Masa sikap anda seperti itu? Kalau ibu Anita sudah turun ke lapangan maka datanya pasti valid. Jadi tidak mungkin data bu Anita salah. Data beliau dan tim saya yakin valid dan  bisa dipercaya. Dan untuk jawaban anda terkait tidak ada kasek potong dana PIP, jawaban anda konyol sekali. Anda seharusnya tidak bisa jawab pasti tidak ada. Harusnya anda jawab akan kami selidiki. Karena jika ibu Anita datang ke lapangan setelah dengar pengaduan maayarakat, datang ke para kasek baru ke kita sebagai pimpinan OPD dan kepala daerah, pasti beliau sudah ada data valid. Anda tidak bisa langsung menyangkal tidak ada. Harusnya menyelidikinya ke lapangan. Nanti aama-sama saya turun ke lapangan.  Saya minta anda segera masukkan data valid berapa jumlah usukan dinas dan rumah aspirasi dan berapa yang sudah terima sk dan ambil dananya dan berapa yang belum. Saya minta segera Senin. Bu Anita saya yang akan urus data itu. Operator sekolah yang main-main pecat saja dan ganti baru. ” Ujar Jery Manafe.

“Pak Kadis, mau diusulkan dari manapun sekolah maupun rumah aspirasi, data didapat dari sekolah dan dicocokkan sama Dapodik oleh Kementerian. Dapodik sekolah kan ada di Dinas dan di sekolah masing-masing. Bapak tidak bisa katakan tidka tahu saat konsorsium bagi-bagi dana PIP langsung ke siswa. Karena begitu SK keluar langsung dikirmkan ke Dinas dan dari Dinas harusnya memberitahukan ke pihak kepala sekolah dan kepala sekolah ke siswa. Dan saya dapati pak wakil bupati, para siswa dipersulit  oleh kepala sekolah dan pihak bank. Ada kepala sekolah yang tidak berikan rekomendasi ke siswa, dan saat datang ke Bank jawabannya mereka uang tidak ada dan lain sebagainya. Bahkan saya dapat pengaduan uang dimasukkan kedalam rekebing siswa saat mereka datang ke bank dengan rekomendasi. Jika tidak maka uangnya tidak ditransfer ke rekening siswa. Padahal aturannya begitu disetujui Kementerian dan  diterbitkan SK per siswa, dana ditransfer dari Kementerian ke Bank seharusnya pihak bank langsung mentransfer ke masing-masing rekening siswa. Bukan saat datang membawa rekomendssi baru ditransfer. Pertanyaannya ada dimana uang tersebut? Jangan-jangan masuk ke kantong-kantong yang tidak berhak. Jika saya dapati ada permainan yang mempersulit atau mengambil hak para siswa maka saya setuju dan minta pak wakil untuk segera perintahkan Kejaksaan memeriksa baik kadis maupun pihak bank penyalur. Jika tidak saya akan bertindak langsung bersurat resmi ke KPK untuk turun lakukan peneriksaan. Saya tidak main-main karena ini hak rakyat, hak siswa. Jika bapa kadis dapati ada anggota DPR yang korupsi saya yakin dan nyatakan dengan pasti saya tidak termasuk. Karena saya sedang berperang dengan para pencuri uang negara. Belum lagi tentang operator sekolah, yang harus orang tua kasih 100 ribu baru data siswa di input. Saya ada datanya. Karena itu saya minta kadis tolong perhatikan para operator sekolah.” Tandas Anita geram.

Sikap geram ini juga diungkapkan Wakil Bupati Jery Manafe  di ruang kerjanya         (sebelum masuk ruang rapat ) kepada para kadispendik Imanuel Buan saat  mendengar penjelasan awal Anita Gah terkait jawaban kadis pendidikan Imanuel Buan yang nyatakan tidak tahu sama sekali jika ada 59 ribu lebih siswa SD dan SMP di kabupaten Kupang peroelh dana PIP.

“Waduh saya malu ini bu Anita, karena Kadis tidak tahu kalau ada sekian puluh ribu siswa dapat PIP tahun 2018 dan 2019?. Kerja apa saja kalian. Kalau pergi Jakarta pagi-pagi belum sikat gigi sudah di bandara. Cepat bawa data valid ke saya saya mau tahu alasan mengapa anda tidak tahu kalau ada 59 ribu lebih dapat dana PIP. Seharusnya kita bersyukur karena bu Anita sudah berjuang di Senayan. Saya pernah jadi anggota DPR dan benar kata bu Anita bahwa kami berebut dana seperti kue sepotong susah setengah mati,  berargumentasi dan berdebat luar biasa. Kalau tidak ada data valid penyerapan dana itu, bagaimana bu Anita mau perjuangkan lagi untuk dana tahun selanjutnya?” Tandas Jery sesalkan.

Pada pertemuan itu, selain dana PIPAnita juga minta data valid sekolah dan ruang apa saja yang sudah di bangun dengan dana Rehab dan bangun ruang kelas baru bagi sekolah-sekolah di Kabupaten Kupang tahun 2018 dan 2019 :  “Seperti di tahun 2018 dana Bangun Ruang Baru 2,7 M yaitu untuk bangun 14 ruangan terdiri dari  lab 13 ruangan kelas dan perpustakaan 10 ruangan.  Saya minta data lengkap alamat sekolah dan PT yang bangun ruang kelas mana dan sekolah mana dan dimana, karena saya mau turun lihat dan foto langsung.   Serta di tahun 2019 : ruang rapat 500 dan ada 1 sekolah yang dapat Rp2,5 M. Saya heran kenapa ada 1 sekolah langsung dapat 1,5 M untuk bangun  12 ruangan langsung,  sementara ada sekolah-sekolah yang sudah mau rubuh kok tidak dibangun. Saya akan pertanyakan ke Kementerian dan akan turun ke lapangan. Jika dana itu benar-benar terpakai dengan baik maka saya akan perjuangkan lagi. Tapi jika  tidak ada sekolah yang dibangun maka saya akan tahan dana selanjutnya dan akan jadi masalah. Kata pak kadis ada 45% bangunan sekolah masih rusak, saya akan perjuangkan 20%nya jika dananya benar-benar dimanfaatkan dengan baik. Tapi jika faktanya tidak, maka selain bisa jadi masalah hukum maka saya akan tahan dana untuk NTT.” Tandas Anita mengungkapkan dengan kesal.

“Sebagai anggota DPR adalah memperjuangkan hak rakyat demi kesejahteraan rakyat NTT, dan tahun ini saya sudah komitmen akan fokus untuk kabupaten Kupang. Tapi saya rasa  sangat miris jika Rp31 2018 dan 2019 Rp31,8 M yang saya perjuangkan di Pusat jika kadis tidak tahu kemana dananya. Sangat miris jika orangtua dan siswa keluhkan bahwa jika ada banyak hambatan ketika dana PIP akan diambil. Jawaban bank dana PIP tidak  bisa diambil. Atau bahkan dipotong sama kasek. Karenanya saya sangat setuju pak wakil  segera minta Kejaksaan periksa kemana dana PIP Rp31,8 M. Anda sebagai kadis harus bertanggung jawab. Jangan-jangan benar kata pak wakil para kadis hanya datang tidur makan dan terima gaji. Jika bapa wakiltidak bertindak maka saya akan bertindak menulis surat permintaan resni ke KPK untuk periksa masalah ini. Selain itu dana rehab dan bangun ruang kdlas baru. Kemarin Kadis katakan masih 45 % sekolah masih rusak dan saya akan dorong di pusat untuk diperjuangkan 20% pada 2020. Saya minta data valid semua sekolah yang butuh rehab berat ringan dan bangun ruangan baru. Karena sudah ada dana 75 T di untuk komisi X di 2020 untuk seluruh Indonesia dan saya butuh data valid cepat cepat agar bisa perjuangkan bagi bidang yang masuk komisi X di NTT. Karena presiden bicara daerah 3T akan diprioritaskan. Selain itu guru-guru honor akan saya dorong untuk bisa diangkat  Demikian juga pariwisata saya inginkan data valid destinasi pariwisata. Untuk  kebutuhan Kemenpora 2019 ada 19 M pembangunan GOR dikabupaten Kupang. Susah ingin laporan segera sampai dimana perkembangannnya dan apa kendalanya. Masih ada kebutuhan tidak. Kami minta data valid dan saya akan minta ditambahkan Rp20 M. Akan ada juga bantuan untuk bangun lapangan olah raga dan bantuan modal untuk usaha  anak muda. Untuk ekonomi kreatif apa ada pelaku usaha pariwisata produk-produknya untuk di jual ke pusat agar ada perjuangan dana pengembangannya. Jika ada data valid maka saya akan berteriak kencang untuk itu. Apalagi di Komisi X saya sendiri dari NTT maka saya akan bertyeriam kuat untuk kabuoaten Kupang karena NTT adalah daewah 3 T.” Tandas Anita diakhir pertemuan.

Jery Manafe menyambut gembiran dengan apresiasi tinggi terhadap semua komitmen Anita Gah bagi kabupaten Kupang dan berjanji Senin akan memberikan data valid itu.
Selanjutnya Anita dan tim ditemani kadis pendidikan dan kadispora lakukan kunjungan langsung ke Sekolah Rujukan yang peroleh dana ba gun Ruang kslss Baru dan Rehab 1.5 M SDN Lili dan diterima oleh kasek Yuliana Haba dan staf.

Selanjut ke GOR Oesao yang sudah menelan dana Rp.13 M. Namun Anita nyatakan sangat menyesal dengan kondisi dan progres bangunan seluas 1.200 m2 yang baru 40% pembangunan. Padahal dana sudah dicairkan sekitar 60% namun pengerjaan sementara dihentikan karena tidak ada pekerja mau lanjutkan kontrak akibat belum dibayarkan upah selama 2 bulan. Bahan bangunan juga  datang srring telat atau tidaktepat waktu sedangkan limit waktu selesai pengerjaan hanya 150 hari sejak bulan Agustus 2019-April 2020.

Ketika dikonfirmasi langsung kadispora Sepri Klau menjelaskan bahwa PT tersebut akan dipecat dan diberikan ke PT lain untuk lanjutkan karena sisa 2 minggu dan project terbengkalai. Bahan bangunan telat datang karena kondisi cuaca.

Anita menyesalkan tersebut dan menyatakan akan menahan dan Rp20 M untuk pembangunan stadion Mini Oesao. Ia minta kadis segera selesaikan project GOR yang terletak di kelurahan Batu Putih Oesao ini dulu. Karena progresnya sangat mengecewakan padahal batas waktu penyerahan sisa 2 minggu.

Dengan tegas Anita nyatakan akan menahan dana Rp20 M tersebut, dan minta kadis mengurus project ini dengan pihak pengemban. Jika tidak akan jadi temuan pihak kejaksaan dna KPK. Karena ini dana Kementerian.■■ juli br

Kondisi GOR Oesao (Batu Putih)