STIKES Maranatha Kupang Gelar Yudisium Akhir Alih Jenjang Prodi D3 ke S1 Keperawatan
KUPANG, TOPNewsNTT|| STIKES Maranatha NTT Gelar Yudisium Akhir Alih Jenjang Prodi D3 ke S1 Keperawatan bagi 24 orang calon strata 1 pada Jumat, 30/04 di Aula STIKES Maranatha Kupang di Desa Baumata Barat.
Kegiatan yang dihadiri oleh Ketua Dewan Pendiri sekaligus Pembina Yayasan Pendidikan Tinggi Maranatha Sameul Selan dan Ketua STIKES Marantha Kupang Stefanus Mendes Kiik,S.Kes, Ns, M.Kes, dan dewan dosen.
Stefanus Kiik dalam sambutannya menyatakan bahwa hari ini adalah puncak usaha selama semester. Preatasi di raih bisa jadi tantangan untuk pelayanan kesehatan dan terapkan ilmu didunia kerja. Ke 24 calon sarjana sudah bekerja di tatanan dunia nyata pelayanan kebidanan.
Stefanuas menyatakan bahwa saat ini dunia kebidanan dan keperawatan sudah masuk dalam dunia Exit dan Exam ( keluar dan ujian). “Pada saat ambil profesi pada 14 Januari 2021 hanya bisa diyudisium jika sudah lulus Exit dan Exam. Dan bapa mama sangat beruntung karena dari tadi saya dengar IPK tinggi semua. Ini sangat bagus karena dalam Exit Exam pola penilaiannya tidak hanya murni ujian kompetensi dan ujian UKO yang dijadikan patokan. Tapi juga, saya ikuti rapat dengan Kemendikti pusat dan kepala prodi dan beberapa dosen, ternyata 60% kelulusan ditentukan oleh nilai sarjana keperawatan. Jadi bapa ibu tentu ini suatu peluang yang sangat baik karena bapa ibu IPK nya bagus-bagus 3 lebih. Dan tinggal bagaimana memperjuangkan nilai yang 40% dari ujian kompetensi.” Ujarnya.
“Yang terjadi hari ini sebelum exit exam adalah uji kompetensi itu kan adalah soal 180 nomor, mahasiswa dikatakan lulus kalau mampu mengerjakan 89 soal dengan benar maka sudah dikatakan terbaik.” Katanya.
Selanjutnya Stefanus mengumumkan lulusan terbaik 3 sebanyak dua orang yaitu Siti Ramidah dan Maria Scholastika Ido. Dua orang lulusan terbaik 2 yaitu Florentinus Tupen dan Ester Mabilehi. Lulusan terbaik pertama yaitu Stefanus Paron.
Ia juga mengucapkan proviciat dan berterima kasih sudah menitipkan masa depan pendidikan di STIKES Maranatha NTT dan semoga pengalaman dari hal-hal baik yang diperoleh bisa disuarakan di masyarakat.
Samuel Selan, Ketua Dewan Pembina dan Pendiri Yayasan Pendidikan Tinggi Maranatha NTT dalam sambutan singkatnya menyampaikan pesan singkat motto kampus asalah tiasa hari tanpa pelayanan kasih yang harus diperjuangkan setiap hari.
Sebagai orang kesehatan sering lupa senyum san kasih dalam pelayanan kesehatan. Padalah hal yang krusial itu dalam pelayanan kesehatan adalah senyum sapa dengan lembut dan kasih. Orang sakit sembuh bukan karena obat tapi karena pola pelayanan senyum sapa yang lembut. Pelayanan kepada pasien harus memakai pola tersebut. Saya bukan menggurui bapa mama, karena dari dulu saya selalu bilang “senyummu adalah sehatku, marahmu adalah matiku.” Pesan yang cukup.singkat namun makna dalam.” Pesannya.
Selan juga menyatakan terima kasih kepada 24 peserta yudisium tahun 2021 sebagai angkatan pertama STIKES Maranatha. Dan sebagai orang pertama yang jejakkan kaki di Maranatha maka akan terus berbekas di institusi pendidikan tinggi pasca sarjanan kebidanan ini.
Sementara Florentius Tupen menyatakan bahwa karena bisa selesaikan studi di kampus ini.||juli br