SMAN 2 Kupang Raih Juara 1 Lomba Karya Tulis Mata Pencaharian Tradisional Masyarakat NTT Yang Digelar UPTD Museum NTT

Birokrasi Regional Seni Budaya

NTT, TOPNewsNTT||Lomba Karya Tulis Mata Pencaharian Tradisional Masyarakat NTT Antar Pelajar SMA/SMK Se-kota Kupang dan sekitarnya Tahun Anggaran 2023 yang dihelat oleh UPTD Museum Daerah Provinsi NTT yang berlangsung selama dua hari (Kamis dan Jumat, 21–22/9) berakhir dan  ditutup oleh Kepala UPTD Museum Daerah Provinsi NTT Aplinuksi .M.A.Asamani.

Dari hasil lomba, yang diikuti oleh 6 SMA dan SNK se kota Kupang, Tim Juri yang terdiri dari Juri I : Idris, S.Sos, M.Si (Akademisi), Juri II : Paulina Maria Yovita Kosat (Akademisi) 0dan Juri III : S.Pd, M.Hum, Omiano Sabu, S.Pd,M.Si (Akademisi) mengumumkan 6 kategori pemenang 1, 2, 3 dan harapan 1, 2 dan 3  yakni
Juara I SMAN 2 Kupang, Juara II SMAN 1 Taebenu, Juara III SMAK Giovani Kupang, Juara Harapan I SMA Swasta St.. Familia,  Juara Harapan II SMK Swastisarui Kupang dan Juara Harapan III SMK Kencana Sakti.

Pengumuman pemenang dan penutupan dilaksanakan pada pukul 12 00 wita (Jumat, 22/9).

Penutupan dilakukan oleh Kepala UPTD Museum Daerah Provinsi NTT Aplinuksi M.A.Asamani yang berpesan kepada para siswa Aplinuksi mengucapkan terima kasih dan proviciat untuk semua pihak yang sudah mendukung kegiatan lomba. Secara khusus kepada para juri yang sudah bekerja keras memberikan penilaian yang terbaik sesuai keahlkan mereka dan hasilkan yang terbaik untuk semuanya.

“Bagi para pelajar peserta lomba, yang meraih juara tidak perlu berkecil hati. Apapun juaranya itu hanya peringkat, karena pada dasarnya semuanya juara. Juara untuk bagaimana bisa tampil dengan hasil karya sendiri.” Ujarnya.

Ia mengajak semua pihak terus bersinergi dalam menjadikan museum sebagai tempat belajar tentang budaya masyarakat NTT melalui semua benda koleksi yang ada.

“Mari kita  bersama membangun provinsi NTT menjadi lebih baik kedepan lewat dunia pendidikan, budaya dan museum.” Ajaknya.

Juri I Idris, S.Sos, M.Si kepada media menyatakan apresiasi terhadap para peserta yang cukup mengenal dan menguasai teknik penyusunan karya tulis serta jenis dan ragam mata pencaharian tradisional mssyarakat NTT.

“Semoga kegiatan serupa dapat menjadi program tetap tahunan bagi Museum agar makin banyak sekolah bisa ikut serta.” Harap Idris yang merupakan seorang dosen di sslah satu PT di NTT.|| jbr