Simon Nesi,Amd : “Pak Jery Manafe Pindahkan saja kami ke Cina, kami sadar hanya ‘numpang’ di NTT”

Pendidikan Daerah

KUPANG, Top News NTT|| Demikian ungkapan hati Kasek SMA Swasta Nesi Neomnat Kupang, Simon Nesi menanggapi ultimatum wakil Bupati Kupang Jery Manafe agar dirinya segera mencari tempat lain untuk sekolah ini, jika hingga Juli 2021 jika tidak memberi kontribusi ke Pemkab.Kupang lewat biaya sewa gedung.

“Batas waktu Juli 2021 seolah ultumatum, kalau tidak bisa kasi kontribusi ke Pemkab.Kupang, keluar. Maka pa Jery Manafe pindahkan saja kami ke Cina, kami sadar diri hanya menumpang di NTT.” Tandasnya saat dikonfirmasi media ini (Jumat, 11/12) di bekas gedung Kantor Bupati Kupang di Jalan Moh.Hatta Fontein yang selama 4 tahun dipinjam pakaikan Bupati Ayub Titu Eki  (2016) silam kepada Yayasan Nesi Neomnat sebagai gedung SMP dan SMA Swasta Nesi Neomnat.

“Saya bersyukur karena saya dan ke 357 siswa  diluar pemerintahan bapak wakil bupati Jery Manafe, sehingga kalau saya dan 357 siswa SMA Nesi Neomnat  mau dipindahkan, maka saya minta pindahkan ke Cina saja. Diluar Indonesia, ke Cina saja. Karena wakil bupati memiliki benar aset ini.  Saya tahu diri,  masuk ke gedung ini hanya andalkan surat ijin dari Bupati Ayub Titu Eki dengan perjanjian antara masyarakat dan pemda Kabupaten Kupang.” Ujarnya sedih saat wawancara kami Jumat, 11/12.Ungkapan ini ia lontarkan menanggapi  ultimatum waktu yang diperikan Wakil Bupati Jery Manafe saat sidak ke bekas kantor Bupati Kupang ini Kamis, 10/12.

“Beliau jadi wakil bupati benar-benar menerima aset pemkab sebagai milik sendiri. Sehingga ia menyampaikan kepada saya agar tahu diri. Dan selama ini belum ada bupati yang datang menyatakan agar mengosongkan gedung. Undang-undang pengosongan gedung sudah dibacakan sejak 15 tahun (2010) lalu oleh Ayub Titu Eki, namun sampai pak Ayub tidak menjabat, ia tidak menyinggungnya karena ini untuk sekolah. Bahkan PPAD bagian dimana Pak Ayub disposisi kami untuk ditindak lanjuti tidak membuat surat perjanjian sewa, karena tahu permohonan ijin kami untuk pendidikan, bukan buka perusahaan. Namun sampai pada wakil Bupati Jery  Manafe, beliau benar-benar tunjukkan kalau dia benar-benar yang memiliki aset pemkab kupang ini, sampai menempatkan Pol PP untuk menjaga dan membersihkan gedung ini saya benar-benar akui wakil bupati. Saya puji Jery Manafe.” Ungkapnya tertawa.

“Tapi yang saya sayangkan sebagai wakil bupati atau kepala daerah, Jery  tidak pernah merasakan ini adalah  pendidikan anak bangsa, bagian dari tanggung jawab dia juga sebagai wakil bupati. Andai ia merasakan seperti saya yang memimpin 357  siswa dengan kondisi minim? Seharusnya beliau mendukung upaya saya membuka pendidikan. Ini pendidikan murni, bukan bisnis atau perusahaan pendidikan yang menghasilkan laba. Beliau harusnya merasakan disini, ada  357 masyarakatnya, ternasuk dari kabupaten Kupang sudah masuk kedalam pendidikan di gedung ini. Harusnya ia panggil saya untuk berkomunikasi. Saya bersyukur karena saya dan ke 357 siswa  diluar pemerintahan bapak wakil bupati Jery Manafe, sehingga kalau saya dan 357 siswa SMA Nesi Neomnat  mau dipindahkan, maka saya minta pindahkan ke Cina saja. Diluar Indonesia, ke Cina saja. Karena wakil bupati memiliki benar dan saya tahu diri.” Tandasnya.

“Yang saya menyesal kami disuruh bayar kalau tidak keluar dari gedung milik pemkab ini, sementara lahan kami, tanah ulayat ada beberapa bidang untuk kami bangun sekolah, saat ini malah berada dalam kuasa pemkot dan sebagian pemkab. Dan kami sedang cari waktu bersama orangtua kami untuk lakukan pendekatan demi bangun sekolah. Kami merasa tidak ada salahnya juga jika kami pakai gedung yang kosong ini dengan segala apa yang kami punya untuk merawat dan menjaganya daripada dibiarkan kosong.” Jelasnya.

Simon menjelaskan kewajiban pihak Yayasan adalah membayar liatrik dan menjaga kebersihan gedung yang sudah dilakukan sebisanya.
“Kami dikasi tanggung jawab membayar listrik an.Pemkab.Kuoang dengan pernyataan diatas meterai, pak Ayub tuangkan ini agar bagaimana PPAD memperhatikan anak bangsa yang saya kelola. Sehingga 13 ruang kosong kami pakai. Bahkan saat ini ada dua siswa lulusan sekolah ini yang lulus sebagai mahasiswa Undana dengn Beasiswa Bidik Misi yang tidur dilantai sekolah agar bisa kuliah. Mereka ini berasal dari Sumba dan sudah putus sekolah  SMA selama 2 tahun yang kami urus lanjut sekolah  di SMA Nesi Neomnat Kupang. Sekarang sudah kuliah masuk semester pertama.” Ungkapnya bangga.

Diakhir wawancara Nesi sebagai Ketua Yayasan Nesi Neomnat dan Kepala SMA Nesi Neomnat Kupang memberikan komitmen bahwa akan berupaya lakukan pendekatan diri kepada wakil bupati Jery Manafe karena  merasa bukan siapa-siapa di tanah Timor, sehingga Jery sebagai pemerintah  bisa ikut memperhatikan sekolah ini. Karena kebanyakan siswa disekolah ini warga  kabupaten Kupang yang notabene adalah warga Kabupaten Kupang.
“Semoga pemkab.Kupang bisa bersikap adil dan ada perhatian untuk sekolah ini. Karena kami bukan sedang berdagang, tapi mengurus anak-anak bangsa, anak NTT yang kurang beruntung secara ekonomi tapi butuh pendidikan. Dari lulusan SMA ini saat ini bahkan sudah menjadi mahasiswa di berbagai perguruan tinggi di NTT. Itu hasil dari kami.” Harapnya.|| juli br