Permudah Cek Data Penerima Bansos Produktif UKM, BRI Keluarkan Link ini! “Cukup pakai Nomor NIK”
KUPANG, TOP News NTT■■Beberapa bulan belakangan sejak diluncurkannya Dana Bansos Produktif UKM (BPUM) oleh Presiden Jokowi lewat Kementerian Koperasi RI, yang pengusulannya lewat Dinas Koperasi Dan Ketenagakerjaan Provinsi, Kabupaten Kota seluruh Indonesia dan anggarannya disalurkan lewat BRI dan BNI seluruh Indonesia, menyebabkan “kelihatan” menumpuknya pengunjung di kedua bank tersebut baik di kantor cabang maupun unit, lantaran banyak pengunjung datang baik untuk mencek dana BPUM maupun urusan lain yang berhubungan dengan perbankkan.
Media ini mewawancarai Kepala BRI Cabang Kupang Stefanus Juarto pada Senin, 20/10 di ruang kerjanya terkait kondisi pelayanan selama pandemi setelah new normal dan pencairan dana BPUM.
Kepada media ini Stefanus Juarto menjelaskan sebenarnya tidak terjadi penumpukan walaupun ada pencairan beberapa dana bantuan termasuk BPUM. Yang terlihat banyak orang diluar baik di kantor cabang maupun kantor unit sebenarnya pelayanan pengunjung bank sesuai protokol kesehatan yang sudah dimulai sejak April 2020.
“Yang kelihatan seperti banyak orang di luar halaman unit dan kantor cabang bukanlah penumpukan karena adanya pencairan dana BPUM, atau dana bansos penanganan Covid-19 lainnya. Perubahan sistem pengunjung di antri di depan pintu kan karena Covid saja. Adanya aturan penerapan protokol kesehatan, jadi nasabah di atur antri di luar gedung. Di layani nomor antrian di depan pintu oleh staf BRI maupun sekurity dan polisi, biar jangan menumpuk didalam, di teler dan CS. Di dalam karena kondisi lobby yang kecil, dan harus ada pembatasan dan jaga jarak, maka yang bisa dilayani 10-15 orang, sekurity akan mengatur alur masuk keluar nasabah sehingga tidak menumpuk. Kami akan melayani sampai semua antrian habis. Sejak Covid tidak ada pembatasan jam pelayanan sampai jam 3 sore seperti biasa, tapi kami akan layani sampai semua antrian habis entah jam berapa itu. Mau malam kami layani.” Jelas Stefanus yang baru bertugas dua bulan ini.
Penjelasan “pak Stef” sapaan saya pada pria berdarah Jawa ini, benar adanya sesuai pantauan media ini. Memang jika dilihat dari luar maka nampak kumpulan orang sedang antri, tapi tidak nampak didalam ruangan lobby.
Dengan teratur staf, sekurity dan polisi mengatur para nasabah, memeriksa kelengkapan protab kesehatan yaitu masker, menganjurkan cuci tangan dan memeriksa suhu, menanyakan keperluan, memberi nomor antiran sesuai keperluan dan mengatur lalu lintas masuk mereka kedalam. Jadi saat masuk kedalam lobby bank sudah jelas keperluan mereka.
Terkait Dana Bansos Produktif UKM atau BPUM, pak Stef akui memang akhir-akhir ini ada peningkatan jumlah kunjungan untuk mencairkan atau sekedar menanyakan atau mengecek apakah mereka sudah peroleh belum.
“Terkait Dana Bansos Produktif UKM (BPUM), akhir-akhir ini memang banyak kunjungan untuk mencairkan atau sekedar mengecek apakah mereka sudah dapat atau belum. Apalagi beredar di Media Sosial data nama penerima UKM yang sebenarnya bukan data kementerian tapi data mentah hasil input dari Dinas Koperasi, maka volume masyarakat makin meningkat ke BRI. Belum lagi informasi simpang siur terkait prosedur memperoleh dana ini. Tapi sejauh ini kami tetap berusaha melayaninya sesuai keperluan dan kondisi. Intinya kami sebagai bank penyalur akan mencairkan ke rekening penerima jika namanya sudah ada dan dana sudah masuk.” Jelasnya lagi.
“Hanya ada hal yang perlu diketahui masyarakat bahwa bank penyalur hanya sampai pada kewenangan dan tanggung jawab mencairkan saja jika daftar nama sudah kami terima dari Kementerian Koperasi. Verifikasi siapa yang berhak adalah kewenangan BPKP RI. Bahkan syarat legal penerima yang berhak kami tidak tahu dan tidak ikut intervensi. Kami hanya sebatas menerima nama hasil verifikasi BPKP yang dikirimkan oleh Kemenkop, dan kami menyalurkan jika penerima datang membawa semua syarat administrasi seperti Buku Rekening, KTP dan KK untuk mencocokkannya. Bagaimana cara penerima tahu, kami memberitahu lewat sms, kan saat memasukkan formulir ada no HP, kami sms lewat no HP itu. Agar datang ke Bank. Jika ada sms notif dari BRI, maka nasabah segera datang. Kami tidak akan memberitahu lewat cara lain. Jika ada nasabah akui belum terima sms tapi datang cek dan cetak saldo dana ada yang mungkin karena belum sempat di SMS penerima sudah duluan datang cek.” Jelasnya.
“Tapi, untuk memudahkan calon penerima tidak cape-cape datang cek ke bank dan di Bank tidak terjadi penumpukkan, sejak pagi ini (Senin,19/10) kami sudah share link untuk mencek dengan pergunakan no NIK yaitu bisa klik di link : https://eform.bri.co.id/
Diakhir wawancara Stefanus membeberkan data penerima BPUM yang sudah masuk ke BRI untuk NTT per- 19 Oktober 2020 adalah 161.469 rekening (penerima), sedangkan Kota Kupang terbanyak yaitu 37.884 rekening. Terbanyak kedua adalah Atambua 15.467 rekening, ketiga Waikabubak 10.202 rekening, keempat Waingapu 8.430 rekening, kelima Ende 7.447 rekening, keenam Ruteng 6.557 rekening dan Soe 6.779, Maumere dan Larantuka menempati urutan ketujuh dengan jumlah penerima sebanyak 5.638 dan 5.777, urutan kedelapan Bajawa dan Kefamenanu 4.576 dan 4.882 dan urutan kesembilan adalah Kalabahi 3.010,. Total nominal anggaran BPUM untuk NTT per-Senin, 19/10/2020 sebesar Rp279.525.600.000 miliar.
“Masyarakat yang sudah masukkan formulir berhak tahu informasi terkait BPUM, jadi gunakan link diatas untuk mengecek dari rumah, apakah nama sudah masuk dan lolos verifikasi tidak. Jika lolos silahkan datang ke BRI untuk proses pencairan. Kami tidak bisa memberi keterangan lain terkait alasan belum dapat atau tidak lolos. Itu bukan kewenangan kami. Sekali lagi saya tegaskan kewenangan kami hanya sebatas menyalurkan jika kami sudah peroleh data nama penerima, pemberitahuan hanya lewat sms dari BRI NOTIF.” Tandasnya.■■ Juli br