Padu Padan Luncurkan Karya Seni Kontemporer Busana Berbahan Perca Tenun Ikat NTT, Uniq dan Elegan
KUPANG, TOPNewsNTT|| Uniq, elegan, dan fashionable, dan kontemporer, demikian makna yang terpancar dari 10 busana pria dan wanita yang ditampilkan oleh Padu Padan by Erwin Yuan dalam event Pameran Karya Seni Kontemporer “Namila” yang digelar oleh Komunitas Seniman Kota Kupang di De Museum Kafe di kelurahan LLBK, Kota Kupang (Kamis, 28/9) pukul 19.00 wita malam ini.
Kesepuluh busana pria tersebut dishow up di atas catwalk merah di halaman samping De Museum Kafe tersebut dan nampak sangat menarik perhatian penonton yang merupakan pengunjung pameran Karya Seni Kontemporer yang menggunakan sebuah gedung lama bekas kantor Dinas Pertanian Kabupaten Kupang dan bersebelahan dengan gedung kebaktian Jemaat GMIT Kota Kupang.
10 Model muda Kota Kupang yang tergabung dalam managemen Timor Creative People asuhan Erwin Yuan owner Padu Padan Tenub Ikat NTT ini dengan luwes dan percaya diri berlenggak lenggok diatas karpet merah menuju panggung memamerkan busana kontemporer tapi fashionable karya Desainer Erwin Yuan.
Siapa sangka busana yang terdiri dari setelah rok dan semi jas, aouter, setelan busana muslim dan gaun, setelan jacket dan celana pendek pria inj yang terlihat uniq, elegan dan fashionable di tubuh para model ini terbuat dari bahan sisa atau perca kain tenun ikat NTT yang kemudian dirancang dengan model abstrak dikombine dengan berbagai bahan kain jeans, katun, bahan lain. Erwin menyebutnya busana dengan konsep abstrak untuk anak muda yang menyukai fashion.
Hal ini dijelaskan Erwin kepada media dalam sesi wawancara sebelum Fashion Show digelar,
“Dalam kegiatan Pameran Namlia ini yang merupakan pameran karya seni kontemporer ini, Namllia berkolaborasi dengan Timor Creatif People (TCP) untuk menggelar Fashion Show yang busananya kami buat (Padu Padan) dari bahan sisa Fashion Show. Dengan kita menurunkan 10 model TCP yang sebenarnya sudah pernah saya bawa ke Pameran Dispotek di Jakarta pada Desember tahun lalu. Jadj kita manfaatkan limbah itu jangan dibuang, kita bis manfaatkan menjadi sebuah busana yang fashionable. Yang saya anggap luar biasa dan tidak pernah saya buang. Untuk Padu Padan sendiri sisa-sisa kain tenin tidak saya buang dan kami desain menjadi karya seni kontemporer berupa busana. Dan ini searas dengan karya seni kontemporer yang dipamerkan dalam Pameran Namlia hari ini.” Jelas Erwin.
Kemarin kami diberi kesempatan isi dengan fashion show dan satu karya seni membuat usus dan rahim dari kain perca tenun ikat NTT.
“Jadi dari Padu Padan 2 jenis karya seni yakni busana berbahan perca tenun Ikat NTT dan juga lukisan Rahim ini. 10 busana malam ini sudah lama saya buat dengan penambahan detil tertentu saja untuk makin menampilkan sisi ssni kontemporernya.” Tambah Erwin.
Ia berharap jika tahun depan ada kesempatan ia ingin ada sebuah wadah NTT Creatif Hap.
“Konsepnya adalah mempersatukan semua seniman di Kota Kupang dalam sebuah wadah dan event NTT Creative Hap pada tahun depan dan rencananya akan dibuka oleh presiden. Dan semua seniman akan dilibatkan dan berkolaborasi dalam event tersebut.” Tandas Erwin yang juga seorang jurnalis ini.
Lewat dua karya seni Padu Padan baik berwujud lukisan berbahan Perca Tenun Ikat berbentuk Rahim dan Busana, Erwin menjelaskan Filosofi yang terkandung dalam kedua karya seni tersebut yang diangkat Namila yakni Kelahiran Baru,
“Ini merupakan karya seni baru yang lahir lewat Pameran Namila ini dan Padu Padan diberi kesempatan melahirkan karya seni baru sesuai pasion saya yakni kain tenun ikat NTT. Pesannya bahwa saya sudah menghasilkan karya tapi dari karya itu saya juga ingin lagi menghasilkan sesuatu yang baru dan lebih lagi menggubakan kain tenun Ikat NTT untuk menghasilkan sebuah karya yang luar biasa yakni busana yang layak pakai juga. Jadi bukan karya seni yang akan dipajang saja atau dibuang. Ini merupakan konsep baru yang lahir dalam diri Padu Padan karena Namlia ini.” Ungkapnya
Lewat karya seni baru ini, Erwin bertekad ingin menghimbau masyarakat agar kain perca apalagi dari Tenun Ikat jangan dibuang, karena nilai sebuah kain tenun Ikat NTT yang luar biasa tinggi dari berbagai aspek.
“Kain Tenun Ikat NTT itu mahal loh nilai seni, budaya dan histori didalam selembar kain Tenun Ikat. Bayangkan satu stel baju tenun ikat ini ada dosen di S3 dia beli untuk fashion show di Jogya dihadapan para dosen dan rektor. Ketika dia menggunakannya dia mengatakan luar biasa busana ini. Para dosen sampai bertanya ini dari NTT, ini ditempel-tempel ya. Jadi Ia yang menjelaskan ke para dosen. Ia bahkan mempromosikan Padu Padan kalau mau silahkan hubungi Erwin Yuan pada penonton yang merupakan dosen-dosen itu.” Kisahnya.
Erwin mengatakan bahwa ada karya seni yang dipamerkan dua malam ini dibuat dengan menambahkan tenun Ikat NTT bersama bahan yang lain dan hal ini melahirkan sebuah ide dalam dirinya untuk membuat event lain di tahun kedepan.
“Semoga kedepan karya seninya akan makin baik.”|| jbr