Minimalisir Penyebaran Covid-19, Lurah Oesapa dan Lasiana Bersama Tim Satgas Gelar Operasi Prokes Kasih di Pertigaan Bimopu
KUPANG, TOP News NTT|| Dalam rangka pelaksanaan Edaran Walikota terkait pembatasan kegiatan masyarakat dan penertiban pelaksanaan protokol kesehatan dalam rangka minimalisir perkembangan Covis-19 di Kota Kupang, Lurah Oesapa, Kiai Kia,AMd bersama Lurah Lasiana, Pol.PP Kota dan Privininsi NTT, Dishub Kota dan Provinsi NTT, menggelar Operasi Prokes Kasih di Wilayah Pertigaan Bimopu yang disebut sebagai Gerbang Satu. Operasi sudah dilakukan sejak 16 Januari akan berlangsung hingga 25 Januari mendatang setiap pagi pukul 06.00-10.00 wita.
Saat media ini berkunjung, Kiai Kia baru saja bersama stafnya sebagian pulang operasi Prokes Kasih di pertigaan Bimopu yang disebut sebagai Gerbang Satu.
30 Menit menunggu, Lurah yang masih berusia 40-an tahun ini muncul dan menyambut kami dengan ramah,
“Waduh maaf ini baru pulang kegiatan di lapangan. Mari masuk ke ruangan saja.” Sapanya sambil mengajak masuk ke ruangan kantornya.
“Kami saat ini sedang jalankan kegiatan di Gerbang Satu, di pertigaan Bimopu di batas kota. Ini kami namakan kegiatan Prokes Kasih dalam rangka penegakkan protokol kesehatan dengan kasih. Jadi orang datang dari kabupaten lain yang tidak pakai masker masuk ke kota Kupang, kita suruh kembali ke kabupaten. Setiap kendaraan penumpang yang muat tidak jaga jarak dan muat lebih dari 50% dari kapasitas maksimal kendaraan, maka kita suruh turun sebagian dan cari kendaraan lain, kalau melawn suruh pulang. Formasi untuk kendaraan angkutan umum, didepan sopir, di belakang bangku penumpang kanan 2 kiri 3. Sedangkan kendaraan pribadi, depan 1, tengah 2 dan belakang 2 orang dan harus pakai masker.” Jelas Kiai kalem memulai wawancara kami.
Menurut Kiai, operasi Prokes Kasih ini sudah dilaksanakan sejak tanggal 15 Januari dan akan berakhir tanggal 25 Januari sesuai Edaran Walikota no.04/2021 tentang Pembatasan Kegiatan Kemasyarakatan dalam rangka penanganan penyebaran Covid-19 di kota Kupang.
“Nanti setelah selesai tanggal 29 Januari, program ini akan dievaluasi oleh wakil walikota dan akan ada tindakan lanjutan jika dibutuhkan. Operasi kami mulai setiao hari sejak 16 Januari dari jam 06.00 wita sampai pukul 10.00 wita (pagi). Tim Operasi Prokes Kasih terdiri dari saya Lurah Oesapa dan Lurah Lasiana, Dishub kota dan provinsi, Babhinsa dan Pol PP yang selalu rutin setiap hari lakukan operasi penertiban pelaksanaan Prokes. Kami juga dibantu oleh anak-anak muda sekitar lokasi operasi.” Jelasnya bersemangat.
Selama 8 hari ini, jelas Kiai selain sosialisasi kepatuhan pelaksanaan Prokes, ada juga penegakan disiplin bagi pelanggar prokes.
“Kami lakukan sosialisasi dan penegakan disiplin terhadap pelanggaran Protokol Kesehatan. Jika terjadi ketidakdisiplinan, maka kita suruh push-up apalagi jika masih melanggar. Sekitar tanggal 18 itu ada kendaraan angkutan umum yang kami suruh pulang ke kabupaten kembali, putar pulang, karena kendaraan muat terlalu banyak orang. Katanya mau antar ke bandara. Selain melebihi kapasitas yang dianjurkan, tapi dalam kendaraan tersebut ada penumpang sambil mabok, maka kami suruh kembali ke kabupaten.” Ujarnya.
Tapi selama 8 hari melaksanakan Operasi Prokes Kasih dalam pengamatannya,
“Rata-rata semua warga cukup patuh, walau ada satu dua orang yang masih melawan, tapi setelah dijelaskan akhirnya mereka (pelanggar) taat, bahkan pada operasi Prokes Kasih hadi ini (Kamis, 22/01) ada yang tidak pakai masker dan waktu ditegur agak berdebat dan mengaku dirinya adalah nakes. Tapi karena tidak pakai masker kami suruh balik ke kabupaten. Kami larang masuk ke kota Kupang.” Ungkap Kiai.
Selama seminggu pelaksanaan pembatasan kegiatan kemasyarakan di wilayah kelurahan Oesapa menurut Kiai, khusus kegiatan di pasar tradisional, pada hari pertama dan kedua bagus, tapi setelah itu agak tidak terkontrol, mulai tutup diatas jam 10-11 pagi.
“Kegiatan pasar agak susah diatur, berhadapan denga orang pasar ini agak riskan. Saya pikir lebih baik penertiban terhadap para pedagang ini kami minta didampingi Pol PP. Kalau kami sendiri dari pemerintah kelurahan dan satgas agak susah. Karena itu saya rekam suara hinbauan dan di siarkan oleh satgas pasar lewat hpnya setiap 30 menit atau satu jam. Kalau toko-toko dan kios sangat taat. Sejak tanggal 15 sering saya lewat jam 7 malam sudah tutup. Begitu juga warung-warung walau tidak diberlakuan jam tutup, tapi hanya dilakukan jaga jarak duduk pelanggan saja. Saya sudah keluarkan dan sampaikan surat edaran waikota disertai sosialisasi dan himbauan langsung kepada para pedagang untuk laksanakan protokol kesehatan, dan batasi jam buka sampai jam 07.00 wita serta jaga jarak duduk di warung dan rumah makan. Saat ini mereka saat saya pantau dengan rt rw sudah taat, tutup jam 7 malam. Mereka pemilik toko dan kios rata-rata taat.” Jelasnya bangga.
Pengawasan terhadap penghuni kos dilakukan oleh rt dan rw karena mereka tinggal berdampingan, namun ia selalu berusaha sampikan himbauan langsung saat ada kerja bakti, ditenda duka dan saat kesempatan turun ke lokasi dimana ada kos-kosan, agar para warga kos tidak bepergian keluar kota Kupang dulu, tidak menerima tamu dari luar kota Kupang ataupun buat kerumunan dengan kumpul-kumpul selama masa Pembatasan ini. Serta lakukan Protokol Kesehatan.
“Kendala lain adah tingkat kesadaran warga taati prokes, masih terjadi Kerumunan dipasar, dan masih belum taat waktu aktivitas pasar yang masih buka diatas jam 10-11 pagi dikarenakan ada 5 pintu masuk ke pasar Oesapa sehingga kontrol masih sulit.” Ungkap Kiai.
Layanan medis dari puskesmas untuk yang tanpa gejala di rumah biasanya lewat telepon dan kasih vitamin dan disinfektan.
“Saya berharap masyarakat Oesapa agar tetap taati prokes dari pemerintah karena tidak ada pemerintah yang susahkan masyarakat.” Ungkapnya.
“Kita berdoa semoga Covid-19 cepat selesai dengan kepatuhan semua pihak laksanakan protokol kesehatan adalah kunci berakhirnya pandemi.” Harapnya.
“Sejak Pandemi ada 1 meninggal tapi merupakan pelaku perjalanan tahun lalu. Sedangkan 22 januari ini ada 1 meninggal karena positif usia lansia tapi ada penyakit penyerta.” Bukanya.|| juli br