Menolak Lupa : Catatan 24 Tahun Perjalanan Karir Izak Eduard Rihi Sebagai Bankir Pada Bank NTT

Profil Regional

NTT, TOPNewsNTT|| Sosok Izak Eduard Rihi, pria paruh baya asal Sabu Raijua ini sontak menjadi viral di berbagai kalangan 5 bulan terakhir ini.

Pria berkulit sawo matang berusia 51 tahun ini mendadak dikenal akibat keberaniannya menggugat para pemegang saham seri A yang nota bene adalah para kepala daerah di NTT (gubernur NTT, Walikota dan 21 Bupati) serta pemegang Saham seri B di Bank NTT yang sudah bergulir sejak Januari 2023.

Proses Pemberhentiannya 3 tahun lalu (10 Juni 2020) sebagai dirut saat baru menjabat 6 bulan yang awalnya tidak menjadi atensi umum, sontak menjadi atensi umum terutama masyarakat NTT terhadap Bank NTT akibat pemberitaan masiv sejumlah media tentang proses persidangan yang membahas proses pemberhentian yang dinilai Izak dan Tim Kuasa Hukumnya tidak prosedural.

Tidak main-main, Izak memilih Ketua Tim Kuasa Hukumnya dari sebuah Office Law terkenal yang berkedudukan di Deli Serdang, Sumatera Utara yakni Syapri Chan & Partners, yakni Dr.Syapri Chan,S.H, M.Hum yang punya jejak karir di kancah nasional. Di Kupang 5 Kuasa Hukum yang selalu setia mendampingi Izak yakni Lawyer Senior Erwan Fanggidae,S.H dan Josef Pati Bean,S.H dan 3 pengacara muda lainnya.

Ditemui media ini di Kupang, untuk menggali lebih dalam terkait perjalanan karir dan prestasi serta catatan buruknya sebagai bankir pada Bank NTT yang sudah dilaluinya selama 24 tahun (1996-2020).

Tanpa bermaksud membanggakan diri dan mendiskreditkan pihak lain, Izak mengisahkan “perjalanan karirnya” di Bank NTT sejak menapakkan kakinya di Bank milik Daerah ini.

“Saya berkarir di Bank NTT sudah 24 tahun, yakni dimulai pada 1996 dan berkahir pada 2020 lalu saat saya diberhentikan sebagai dirut.” Kisanya membuka bincang-bincang.

“Saat saya menginjakkan kaki di Bank NTT  pada tahun 1996, penggunaan core banking IBS (bantuan Bank Indonesia) dengan LAN (Local Area Network) baru diterapkan di kantor Cabang Utama. Jadi kantor-kantor cabang pembantu belum. Hanya di Kantor Cabang Utama. Tapi saat itu, Operasional system IBS tidak berjalan dengan baik, seperti adanya selisih nonimatif Giro, Tabungan, Deposito, Kredit) dan pelaporan kolektibilitas kredit yang tidak valid serta jaringan LAN yang sering bermasalah.” Lanjutnya berkisah.

Karena itu, dirinya dipercayakan oleh Direksi untuk membantu Kantor Cabang Utama untuk menyelesaikan masalah tersebut dan setelah 6 bulan pembenahan, seluruh masalah dapat teratasi sehingga implementasi core banking IBS dengan LAN dilanjutkan di beberapa cabang Bank NTT.

Colase ss pemberitaan media massa prestasi dan terobosan Izak Rihi sebagai dirut dan kepala divisi IT dan Layanan pada Bank NTT

“Setelah pembenahan tersebut bersama Tim IT, saya didaulat sebagai salah seorang perintis Transformasi Teknologi System Informasi di Bank NTT, lalu saya dan tim dipercayakan juga untuk melanjutkannya dengan Implementasi LAN dengan menggunakan Core Banking OLIBS di seluruh kantor operasional Bank NTT. Dan dampak lain, pada tahun 2001 saya dipercayakan juga untuk menyelesaikan pekerjaan real time online system core banking OLIBS dengan data center pertama di Denpasar Bali.” Ungkapnya.

Tidak berhenti sampai disitu saja, lantaran setiap tugas yang dipercayakan padanya selalu berhasil dan mampu membuat terobosan, membuat Izak dipercayakan lagi sebagai Ketua Pembangunan gedung kantor pusat Bank NTT pada tahun 2007.

“Saya sebagai Kepala Divisi TSI juga pernah menjadi Pengguna Anggaran dalam proyek pengadaan Mesin ATM 2010-2011.” Ujar Izak.

Pada tahun 2011,  Izak dimutasi sebagai Kepala Divisi Kualitas Pelayaan, yang sebelumnya tidak ada divisi ini tapi baru dibentuk saat dirinya dimutasi. Izak tetap setiap dalam tugasnya  dan membuat terobosan baru terkait pelayanan konsumen di Bank NTT.

“Saat divisi pelayanan dibentuk dan saya menjadi kepala divisi, posisi rating pelayanan sesuai hasil survery MRI, bank NTT berada diperingkat  ke-13. Tapi dengan strategi dan kebijakan melalui penerapan service excellence,  maka pada saat MRI melakukan survey tahun 2013 setelah saya membuat terobosan tersebut,  Bank NTT mendapat penghargaan peringkat ke-4 dari 26 BPD untuk kategori over All performance dari MRI dan Info Bank.” Sebutnya mengenang.

Karena prestasinya dalam membuat Pelayanan Konsumen di Bank NTT, Izak pada tahun 2012 kembali dipercaya menjadi Ketua Tim Implementasi Service Excellence Bank NTT dan berhasil membawa Bank NTT dari peringkat ke-13 menjadi mendapat peringkat Penilaian “Bank Service Excellence Awards 2013” untuk katagori Overall Performance Bank Pembangunan Daerah (BPD) seluruh Indonesia dari Majalah Info Bank dan Marketing Research Indonesia (MRI).

Izak menjadi Penggagas Service Excellence Bank NTT yang sampai saat ini telah diselenggarakan 5 (lima) kali dari tahun 2014.

“Jadi penganugrahan Service Excellence Award dimaksudkan sebagai apresiasi yang tinggi kepada karyawan dalam melaksanakan tugas dan juga hukuman bagi kantor pelayanan terburuk. Pada Tahun 2018 selain Service Excellence Award, diselengarakan juga Dedicate Award kepada nasabah setia Bank NTT.” Imbuhnya lirih.

Pada tahun 2017 Izak kembali dipercayakan oleh Direksi menjadi ketua panitia pelaksanaan Undian Simpeda Nasional yang diselenggarakan di Labuan Bajo.

“Keistimewaan acara ini adalah tempat penyelenggaraan di lapangan parkir Pelabuhan atau Dermaga dan dihadiri oleh seluruh direksi BPD, Gubernur NTT, Walikota dan seluruh Bupati d NTT. Kegiatan ini juga sekaligus mempromosikan destinasi wisata komodo.” Kisahnya tersenyum mengenang masa itu.

Izak juga dipercayakan pada 2018 oleh Direksi mejadi Project Manajement Officer yang bertugas melakukan updating terhadap Pedoman SDM dan Penerapan KPI di Bank NTT.

Sekaligus pada tahun yang sama Izak dipercayakan oleh Direksi sebagai Ketua Tim Aliansi Sinergitas Bank NTT, Dinas Sosial Propinsi NTT, BPJK TK, Samsat Online Regional NTT Mobil Kas Keliling, Dapur UMKM.

“Dan puncaknya pada tahun 2019 saya dari Kepala Divisi Layanan langsung menjadi Direktur Utama dari jabatan  PLT. Direktur Umum dan pada bulan Desember 2019 menjabat Direktur Utama Bank NTT sampai 06 Mei 2020 saya diberhentikan.” Ungkapnya.

“Itulah selintas prestasi saya selama berkarir di Bank NTT,  semata-mata untuk membuka mata publik, apakah layak saya diberhentikan dengan alasan tidak mencapai target Rp500 M dan “tidak cakap” sebagai alasan pemberhentian saya, Silahkan publik menilai sendiri. Apakah saya layak diberhentikan atau tidak? Apakah saya benar-benar “tidak cakap” sehingga layak diberhentikan?” Tandas Izak santai.|| juli br