“Mengurai Tantangan Kesehatan Mental Generasi Z: Menghadapi Tekanan Digital Era”
Oleh : Yoga christian Taklal
NIM : 2303010061
Administrasi Negara
FISIP Unversitas Nusa Cendana
Generasi adalah sekelompok individu yang mengalami peristiwa yang sama selama periode waktu yang sama. Sejak munculnya teori generasi hingga sekarang, beberapa generasi telah disebut generasi baby boom, Generasi X, Generasi Y dan Generasi Z. Teori ini sering sekali dihubungkan dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaan. Generasi Z adalah nama yang diberikan untuk orang yang lahir antara tahun 1995 dan 2010. Keunggulan generasi ini adalah penggunaan smartphone dan teknologi yang lebih besar, maksudnya adalah dengan adanya Generasi Z maka perusahaan teknologi akan meraih keuntungan dari fenomena tersebut.
Generasi Z, yang tumbuh dalam era digital yang terhubung secara global, menghadapi tantangan kesehatan mental yang unik dan kompleks. Teknologi yang canggih dan eksposur yang terus-menerus terhadap media sosial telah memberikan dampak yang signifikan terhadap kesejahteraan mental generasi ini. Dalam konteks ini, penting untuk mengurai beberapa tantangan kesehatan mental yang dihadapi oleh Gen Z.
Pertama, Media sosial sering menjadi sumber tekanan bagi Gen Z. Mereka merasa perlu untuk terus memperbarui profil mereka, mendapatkan “likes” dan komentar positif, dan membandingkan kehidupan mereka dengan gambaran yang dihasilkan oleh media sosial, yang seringkali tidak mencerminkan kenyataan.
Kedua, Meskipun hidup dan berkembang dalam era yang terhubung secara digital, kurangnya keterhubungan emosional secara langsung dapat menyebabkan Gen Z merasakan kesepian dan isolasi. Komunikasi melalui layar dapat mengurangi interaksi sosial yang mendalam dan empati, ini juga merupakan salah satu faktor yang menjadi pembentuk karakter introvet.
Ketiga, Gen Z sering mengalami tekanan dari berbagai sumber, termasuk keluarga, sekolah, dan media, untuk mencapai kesuksesan dalam hal akademis, karir, dan kehidupan pribadi. Harapan yang tinggi ini dapat menciptakan stres yang berkepanjangan.
Keempat, Gen Z yang memiliki akses penuh ke berbagai sumber informasi tentang kesehatan mental, seringkali kurang memiliki keterampilan yang cukup untuk mengelola stres dan tekanan secara efektif.
Kelima, Gen Z sedang dalam proses perkembangan identitas yang kompleks. Mereka seringkali menghadapi pertanyaan tentang siapa mereka, apa yang mereka inginkan, dan bagaimana mereka ingin dilihat oleh dunia, yang dapat menjadi sumber konflik internal.
Dalam mengatasi tantangan kesehatan mental ini, penting untuk memperkuat dukungan sosial, meningkatkan kesadaran tentang pentingnya kesehatan mental, mengembangkan keterampilan pengelolaan emosi, dan menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan kesejahteraan Gen Z. Melalui pendekatan holistik yang melibatkan pendidikan, dukungan komunitas, dan akses terhadap layanan kesehatan mental yang terjangkau, kita dapat membantu Generasi Z menghadapi tantangan ini dengan lebih baik dan mendorong kesehatan mental yang lebih baik di masa depan.
Dapat disimpulkan bahwa untuk berinteraksi secara langusung dalam masyarakat luas atau memiliki relasi dengan banyak orang harus memmiliki kesehatan mental yang baik, karena kesehatan mental yang baik memengaruhi bagaimana seseorang berpikir dan bertindak dalam berinteraksi sosial.(yct)