NTT, TOPNewsNTT.Com|| Kantor Bahasa Provinsi NTT menggelar Diseminasi Kongres Bahasa Indonesia XII, dengan thema “Taklimat Media Dalam menyebarluaskan Ide dan Informasi Terkait Kongres Bahasa Indonesia XII”, yang melibatkan awak media di Kota Kupang (Sabtu, 27/5).
Diseminasi Kongres Bahasa Indonesia ke – XII di buka langsung oleh Kepala Kantor Bahasa NTT, Elis Setiati sebagai pemateri utama dan Dr.Maryanto, M.Hum, Widyabasa Ahli Madya
Panitia KBI XII. Hadir pula Prof. Barbara Grimes
Peneliti Dari Unit Bahasa dan Budaya Sinode GMIT NTT yang memberikan tanggapannya terhadap perkembangan Bahasa Indonesia dan pentingnya pelestarian, pengembangan dan revitalisasi Bahasa Indonesia.

Peneliti Dari Unit Bahasa dan Budaya Sinode GMIT NTT
Dalam sambutannya, Elis Setiati mengatakan Kantor Bahasa Provinsi NTT menggelar Diseminasi Kongres Bahasa ke – XII karena sebagaimana diketahui Bahasa Indonesia adalah salah satu faktor penting yang memengaruhi perjalanan kehidupan bangsa.
Menurut Setiati, Kantor Bahasa Provinsi NTT dalam melakukan Kongres Bahasa Indonesia XII Tahun 2023 ini mengusung tema “Literasi dalam Kebinekaan untuk Kemajuan Bangsa”. Tema tersebut, menurut Elis, bermakna bahwa penguatan literasi baca-tulis perlu ditumbuhkan dari kesadaran tentang kebinekaan Indonesia yang meliputi adat istiadat, suku bangsa, bahasa, dan agama.
“Sebagai penghela ilmu pengetahuan, bahasa Indonesia telah mampu mewadahi keberagaman konsep pengetahuan, baik yang berakar pada kearifan Nusantara maupun peradaban modern,” ungkap kepala Kantor Bahasa NTT.
Kongres Bahasa Indonesia XII bertujuan untuk menentukan arah kebijakan pengembangan dan pembinaan bahasa, dan menghimpun pemangku kepentingan untuk bertukar gagasan dan informasi terkini tentang penanganan bahasa dan sastra, serta menghasilkan rekomendasi yang akan menjadi bahan masukan bagi pengambil kebijakan dalam melakukan tugas dan fungsi pengembangan dan pembinaan bahasa di Indonesia.
Untuk menyambut pelaksanaan Kongres Bahasa Indonesia XII tersebut, Kepala Kantor Bahasa NTT, Elis Setiati menyampaikan agar media turut memberikan dukungannya dalam Taklimat Media Desiminasi Kongres Bahasa Indonesia dan menyebarluaskan ide serta informasi terkait Kongres Bahasa Indonesia XII ke publik.
“Momentum KBI itu adalah momentum yang tepat untuk menggali lebih dalam tentang bahasa Indonesia dan perkembangannya,” tutur Elis Setiati pada kesempatan itu. Ia juga berharap agar KBI menjadi wahana bagi praktisi bahasa dan sastra Indonesia serta para pemangku kepentingan untuk bersatu padu dan berdiskusi guna merumuskan langkah-langkah strategis dalam pengembangan dan pembinaan bahasa di Indonesia. Selain itu, salah satu peserta diseminasi juga menyampaikan pendapatnya tentang KBI XII.
Elis Setiati berharap masyarakat NTT mencintai bahasa Indonesia dan menyebarluaskan bahasa Indonesia agar bahasa Indonesia tidak punah.
” Mari kita gerakan cinta bahasa karena bahasa Indonesia adalah jati diri kita,” harap Elis Setiati.
Selain itu ada 7 Bahasa Daerah NTT yang akan diusulkan untuk direvitalisasi dalam Kongres Bahasa Ke XII tahun 2023.
Ia berharap media dapat menjadi agen penggunaan Bahasa Indonesia sesuai Tata Bahasa yang benar dan bisa menjadi pengusul kata dalam bahasa daerah masing-masing untuk direvitalisasi ke dalam Tata Bahasa Indonesia sehingga dapat memperkaya Tata Bahasa Indonesia.
Prof. Barbara Grimes, Peneliti Dari Unit Bahasa dan Budaya Sinode GMIT NTT memberikan pendapatnya terhadap Kegiatan Desiminasi Kongres Bahasa Indonesia Ke-XII sebagai sebua kegiatan yang sangat bagus. Dari kongres ia berharap akan makin banyak revitalisasi Bahasa Daerah NTT.
Ia juga memuji NTT sebagai provinsi yang luar biasa dengan keanekaragaman bahasa daerahnya yang perlu terus diteliti, diusulkan dan direvitalisasi ke dalam Tata Bahasa Indonesia agar makin kaya bahasa Indonesia.
Ia mengusulkan sebaiknya penggunaan Bahasa Indonesia yang benar sesuai Kaidah Bahasa Indonesia harus dijadikan kebiasaan dalam setiap percakapan sehari-hari.
Prof.Barbara juga menyentil bahwa sebelum Bahasa Indonesia yang sudah berkembang dengan saduran dari berbagai negara san bahasa daerah, bahasa Melayu sudah lebih dulu digunakan di seluruh Indonesia, begitu juga di NTT. Bahasa sehari-hari dialek Kupang, menurut Barbara adalah ciri khas yang tidak bisa dihilangkan tapi bisa jadi bahasa penunjang Bahasa Indonesia.|| jbr