Jejak-Jejak Karya 2 Tahun Kepemimpinan Vicktory-Joss

0

“Menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur bukanlah tujuan utama kami. Tujuan utama kami adalah mewujudkan panggilan moral spiritual, untuk menolong dan mengangkat masyarakat NTT keluar dari lembah kemiskinan.” 

“Itulah pernyataan menggelegar yang paling dikenang dari pidato politik Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL), dua tahun silam” tandas Kosmas D.Lana Kepala Bapelitbang saat memaparkan rekam jejak prestasi Gubernur dan waki gubernur NTT dalam acara “Berbagi Informasi mengungkap Jejak-Jejak karya 2 tahun Kepemimpinan Viktor B.Laiskodat dan Josef Nae Soi (5 Sept 2018-5 Sept 2020)” pada Sabtu, 5 Sept 2020 di Aula Rujab.

Hadir menjadi Nara Sumber adalah Abba Maulaka Kadis Kominfo NTT, Kosmas D Lana Kepala Bapelitbang NTT, Benyamin Lola Asisten I Setda Prov.NTT dan Staf Ahli Prof.DR.Daniel Kameo.

Benyamin Lola membuka  kegiatan menyampaikan bahwa sudah banyak yang dilakukan gubernur dan wakil gubernur NTT selama masa kepemimpinan 2 tahun ini, walau belum sepenuhnya terealisasi  dari seluruh program strategis mereka.

“Hanya kita patut mengapresiasi langkah-langkah keduanya sebagai kepala daerah dalam membangun NTT. Pemerintah perlu dukungan semua pihak untuk mencapainya.” Ajaknya singkat.

Sementara Abba Malaka yang menjadi moderator kegiatan menyatakan hari ini gubernur dan wakil gubernur sedang lakukan kunker dan kita harus apresiasi mereka, serta minta dukungan semua unsur terutama media. “Mari kita dukung progres kinerja  dan komitmen kepala daerah agar pembangunan dapat berjalan baik di berbagai sektor. Media adalah unsur keenam yang tidak kalah penting. Mari rekan-rekan media  dukung program dan komitmen Pasangan Vicktory-Joss yang sudah masuki 2 tahun ini dengan publikasi yang positif.” Ajak Abba.

Sedangkan Staf Ahli Gubernur Prof.DR. Daniel Kameo dalam sambutannya menyampaikan bahwa dalam proses pembangunan yang terstruktur dan tersistem, ada 6 dimensi yang ikut mendukungnya, yaitu Birokrasi, Legislatif, Akademisi, Pemangku Kepentingan, Lembaga Agama dan Media.

Dimensi A (akademisi), jelas Kameo adalah yang menjadi pemikir, perancang dalam strategi pemimpin.

Sedangkan penggerak utama perekonomian NTT (prime mover) atau lokomotif pembangunan perekonomian di NTT adalah pelaku usaha parisiwata di NTT.

Sektor pariwisata adalah penggerak utama ekonomi NTT karena pertumbuhannya paling cepat. Karena pola konsumsi masyarakat dunia yang selalu ingin traveling, lalu perkembangan informasi yang cepat, sehingga  pemerintahan NTT mulai menangkap ini sebagai sebuah  peluang  bisnis yang menjanjikan.

Pariwisata bisa dibangun dengan memanfaatkan semua link seperti dukungan LSM dan NGO, lembaga agama, media, pemangku kepentingan, dan keenam link ini kita kenal dengan hexa  helix. Helix itu berbentuk spiral karena bertautan satu sama lain sehingga hexa helix.

Dua tahun dalam sebuah pemerintahan kepala daerah dari 5 tahun, seharusnya sudah 40% progres pembangunan yang dilakukan. Dan pemerintah tidak boleh bersembunyi dibalik angka 2 tahun tersebut sebagai alasan pemaaf  belum ada kemajuan.

Sedangkan Kosmas D.Lana Kepala Bapelitbang mengungkapkan jejak langkah progres pelaksanaan program kerja startegis gubernur dan wakil gubernur VBL-JNS.

Kosmas secara singkat menyampaikan bahwa ia juga coba masukkan enegeri positif kepada media bahwa pernyataan VBL dan JNS bahwa menjadi kepala daerah tapi merealisasikan panggilan tugas untuk melayani masyarakat NTT untuk sebuah tujuan kesejahteraan masyarakat. Itulah yang menjadi kredo kepemimpinan.

Bahwa dua tahun dari lima tahun sudah separuh dari masa kepemimpinan mereka berdua telah bekerja bagi NTT Bangkit dan Sejahtera sebagai amanat politik keduanya.

Benar masih ada banyak cecar politik, sosial namun untuk wajar demi pencapaian tujuan yang sesungguhnya.

Mereka berdua tetap terima koreksi konstruktif dan membangun. Koreksi perspektif dan korektif sebagai sebuah masukan konstruktif untuk perbaikan langkah ke depan membangun NTT.

Sejak awal pimpin NTT setelah dilantik, sudah memahani kondisi NTT dan mendiagnosa kondisi NTT untuk langkah membangun lima tahun ke depan. Namun tidak bisa di lakukan hanya dengan memeberi resep tapi juga membuat langkah therapy.

Hasil diagnosanya adalah makro-makro ekonomi NTT dengan indikator keenam.asalah indeks lini.

Akar masalah yang kernam.asalah kemiskinan, stuntung, human traficking yang didiagnosa menjadi basis masalah NTT.

Kemiskinan saat itu NTT 21,32 persen kemiskinan, IPM NTT 63,72 persen. Stunting 41 persen.

Banyak konsep dan perintah diberikan kepada pimpinan OPD dan selama 2 tahun angka kemiskinan 0, 19 persen berkutang, ipm berkurang dr 42 persen menjadi 29,37 persen, ipm naik hampir 1 poin..kasusj human traficking berhasil di tekan walau masih ada juga kasus. Yang menjadi lersoalan utama adalah teekait ketersediaan infrastruktur jalan jembatan dan air bersih.

Data terakhir adalah panajng 2650 km, sisa panjang jalan yang belim ditangani dan ada kondisi jalan yang rusak berat dan rusak ringan, dan ada sejumlah beaar jalan yang tersebar diprovinsi kita.

Terakhir jalan bokong lelogama, dan jalan inpres jalan kab.Alor baru 2019 jalan bokong lelogama bisa di lewati,
“Pada 4 sept 2020 di kecamatan Boleng-Labuan Bajo di Manggarai Barat jalan yang masih rusak sebelumnya tidak bisa dilewati, namun setelah dikeejakan waktu tempuh menjadi singkat sehingga saat kunjungan gubernur  dan wakil gubernur  ke sana, ibu-ibu  disana menghenikan perjalanan keduanya untuk berterima kasih karena perjalanan mereka jadi lancar dalam waktu tempuh karena jalan yang sudah sangat bagus.” Ungkap Kosmas Lana.

Kosmas menghimbau agar semua pihak terutama media harus bisa menjadi mitra pemerintah dalam membangun setiap sektor, terutama sektor pariwisata.(***)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *