KUPANG, TOPNewsNTT|| Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan dan Kebudayan Kota Kupang Okto Naitboho kepada media ini menjelaskan apa yang terjadi dibalik kendala ujian online SMP se-Kota Kupang pada Selasa, 9 Mei di hari pertama pelaksaan ujian online.
“Jadi penyebab kendala ujian online SMP 2023 dihari pertama kemarin karena ada over kapasitas pada server. Jadi saat pelaksanaan ujian kemarin kami menyewa server dari vendor Global Arsenet yang memiliki kapasitas 6000 Giga Bait. Peserta ujian sebanyak 6.917 siswa dari 61 SMPN dan SMPS di Kota Kupang. 20 SMPN dan 41 SMPS.” Jelas Okto awali wawancara via telepon (Rabu, 10/5).
Karena kapasitas 6000 giga bait, lanjutnya menjelaskan, Panitia membagi siswa dalam 3 sift dengan 2000 lebih siswa per sift.
“Saat pelaksanaan sift pertama terjadi kendala sistem jadi lemah, sehingga ada siswa yang sudah menjawab 1000 lebih pertanyaan, ada yang baru 4 sampai 5 pertanyaan, ada yang baru masuk sistem. Sehingga untuk menjaga psikologis peserta jangan down, kami secepatnya menghentikan sistem dan segera mengirimkan master soal ke masing-masing sekolah dan beralih ke sistem googgle form. Dan syukurlah ujian berjalan dengan baik hingga hari kedua ini, bahkan kami sudah lakukan rekapan nilai.” Jelas Okto.
Sebelum pelaksanaan ujian online, jelas Okto, sudah dilakukan simulasi ujian online serentak bagi 6.917 peserta dan tidak ada kendala tapi entah mengapa justeru pada pelaksanaan ujian malah terkendala over kapasitas.
Diakuinya selama ini sekolah melakukan ujian di masing-masing sekolah, tapi tahun ini Dinas menginisiasi pelaksanaan ujian dan Dinas sebagai penyelenggaranya dengan tujuan agar menjadi alat ukur bagi kualitas mutu pendidikan dan juga penghematan biaya penggandaan.
“Tapi jika dilakukan secara offline maka akan butuh banyak tenaga pemeriksa soal. Sehingga kami Dinas berinisiatif mengubah ke sistem online. Jadi dinaslah yang menjadi panitia, susun soal dan hingga pengawasan ujian secara online, sekolah hanya menerima soal. Sehingga evaluasi bisa dilaksanakan dan meminimalisir kebocoran soal dan kecurangan karena di awasi langsung oleh dinas. Selain itu untuk menghemat biaya penggandaan soal. Dan hasil evaluasi akan menjadi pedoman dinas dalam melakukan intervensi program peningkatan mutu dan kualitas pendidikan di kota Kupang.” Cetusnya.
Walaupun sempat kecewa dengan kejadian tersebut, Okto berkomitmen akan dijadikan pelajaran untuk memperbaiki ke depannya.
“Kedepannya kami akan bekerja sama dengan Telkomsel sebagai vendor, karena hanya mereka yang dapat menyediakan server dengan kapasitas diatas 6000 GB. Tapi kami sadari keterbatasan PAD kita sehingga akan diusulkan pada sidang anggaran murni TA 2024.” Imbuhnya.
Ia berharap dengan sistem kontrol seperti ujian online ini yang dilakukan oleh Dinas maka kualitas pendidikan bisa diingkat.
“Dengan pengambilalihan pelaksaan ujian oleh dinas dalam hal panitia penyusunan soal, pengawasan dan kontrol, diharapan meminimalisir kemungkingan kebocoran soal dan kecurangan. Selain itu, untuk peroleh informasi seperti apa kemampuan akademik siswa pasca Pandemi Covid, sebagai alat ukur dan pijakan untuk intervensi kebijakan pemerintah demi peningkatan mutu pendidikan kita. Walaupun saat ini tidak ada sistem perangkingan mutu, dan ujian sekolah bukan jadi syarat formal kelulusan siswa namum kami ingin tetap memperbaiki sistemnya ke depan.” Tandasnya.
Rencana ujian online ini juga sudah dirapatkan bersama para kepala SMP se-kota Kupang dan Dinas membentuk panitia penyusun soal, panitia secret adalah para guru dari sekolah peserta ujian, dan panitia proktor diberi bimtek.
“Ini akan jadi pelajaran berharga untuk perbaikan ke depan.” Pungkasnya berkomitmen.|| jbr