Dony Heatubun, “Selain Pertanian, Sektor Pariwisata Bisa Jadi Sektor Andalan NTT”

  • Bagikan

NTT, TOPNewsNTT|| Kepala Perwakilan BI NTT Dony Heatubun menyatakan sektor pariwisata bakal menjadi sektor kedua yang akan dongkrak pertumbuhan ekonomi NTT ke depan selain sektor pertanian. Hal ini diharapkan usai penyelenggaran ASEAN SUMMIT 2023 yang diselenggarakan di Labuan Bajo 9-11 Mei 2023 lalu.

“Triwulan 1 2023 dari proyeksi pertumbuhan ekonomi NTT,  ekonomi NTT tumbuh 3,73% (y o y) dan itu positif. Pemicunya adalah sektor lapangan usaha pertanian yang tumbuh stabil walaupun kondisi cuaca ekstrim. Kita harapkan usai penyelenggaran ASEAN SUMMIT 2023 di Labuan Bajo, sektor pariwisata bisa dilirik menjadi sektor pendongkrak pertumbuhan ekonomi NTT selain pertanian.” Ujar Dony antusias.

Hal ini nyatakan Kepala Kantor Perwakilan BI NTT Dony Heatubun saat menggelar acara Bincang Santai bersama Solmed BI (awak media) terkait  Perkembangan Ekonomi Terkini NTT pada Senin, 15/5.

Walaupun evaluasi peningkatan transaksi ekonomi dari sektor pariwisata usai ASEAN SUMMIT 2023 belum bisa dilihat saat ini, namun kedepan, Dony melihat harapan dari sektor ini usai kebijakan PPKM dicabut akan meningkatkan jumlah kedatangan wisatawan bagi dalam negeri mau manca negara.

“Labuan Bajo sudah menjadi Destinasi Super Premium dunia, diharapkan dengan penyelenggaraan ASEAN SUMMIT 2023 tingkat hunian dan kedatangan wisatawan akan makin tinggi dan jadi pemicu pertumbuhan ekonomj.” Ujar Dony optimis.

Dony Haetubun menjelaskan kinerja perekonomian NTT secara y o y pada triwulan 1-2023 tumbuh sebesar 3,73% (yoy), lebih tinggi dibandingakan triwulan sebelum yang tumbuh sebesar 3,45% (yoy).

“Pertumbuhan ekonomi NTT  tercatat lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional  yang tunbuh sebesar 5,03% (yoy). Secara q to q, pertumbuhan ekonomi NTT terkontraksi sebesar 6,51% (q to q), lebih dalam dibandingkan kontraksi nasional pertumbuhan ekonomi nasiona yang sebesar 0,92% (q to q).” Ungkapnya.

Dony menekankan bahwa perkembangan ekonomi NTT lebih bagus dari bulan sebelumnya. Artinya pertumbuhan ekonomi yang diusahakan sudah pada jalan yang benar.

“Walaupun NTT selaku berada dibawah tingkat pertumbuhan skala nasional. Karena lapangan usaha masih pertanian. Jadi akselerasi usaha pertanian tidak akan secepat manufactori seperti industri di Jawa dan pariwisata di Bali walaupun PPKM sudah di cabut.” Jelasnya.

Pertanian itu, lanjut Dony, seperti mesin diesel, sabil, dan NTT karena memang wilayah dan lapangan usaha terbesar adalah Pertanian,  dan mengharapkan curah hujan, sehingga menjadi sektor yang palinf stabil selama covid mampu mendongkrak ekonomi NTT selain UMKM. Sedangkan di Maluku Utara usaha pertambanganlah yang paling tinggi dan bertahan karena sda mereka adalah potensi terbesar.

“Kita pahami NTT masih full dengan lapangan usaha pertanian karena kita belum punya usaha manufactori atau pertambangan seperti di Papua, Maluku Utara, Kalimantan dan Sulawesi. Tapi pertanian paling stabi di NTT.” Tegas Dony lagi.

“Kita proyeksi ekonomi NTT di kwartal ke 4 sebesar 6,2% dan lapangan usaha pertanian paling dominan. Setelah PPKM dicabut perkembabgan ekonomi di NTT positif karena usaha pertanian yang dominan. Lapangan usaha yang tumbuh lebih bagus dibanding triwulan sebelumnya. Salah satu usaha pertanian issue jual paling dominan dan sampai April saja alami cuaca ekstrim.

Issue inflasi terutama kelangkaan beras menjadi hot topic karena harga naik karena pasokan kurang akibat cuaca ekstrim.

Sektor kedua yang ikut mendongkrak pertumbuhan ekonomi di NTT adalah lapangan usaha konstruksi (PSN) seperti proyek strategis nasional seperti jalan jembatan dan bendungan turut menentukan inflasi.|| jbr

 

 

  • Bagikan