Ini Dukungan Politani Negeri Kupang Terhadap NTT Bangkit, NTT Sejahtera

0

KUPANG, TOP News NTT■■Politeknik Pertanian Negeri Kupang berdiri sejak 1984 digagas oleh Universitas Undana Kupang. Dengan support dana dari Bank Dunia 1985-1987 Politani   mengirim Tenaga Dosen untuk mengikuti pendidikan S1 di ITB dan Univeraitas Padjadjaran Bandung. Dan  pada Oktober  1997  berdiri sendiri menjadi  Politani Negeri Kupang. Sehingga di NTT memiliki 3 Perguruan Tinggi Negeri dibawah Kemendikti yaitu Undana, Politeknik Negeri dan Politani Negeri.

“NTT harus bangga karena memiliki tiga perguruan tinggi negeri dibawah Kemendikti yaitu Undana, Politani dan Politeknik. Artinya NTT dapat perhatian besar dan mendidik orang muda NTT menjadi tenaga kompeten di bidang yang mengurus dasar kehidupan masyarakat.  Perikanan, peternakan, kolam, kehutanan dan Bokasi.” Ujar Ir.Thomas Lapenangga,M.Si Direktur Politani Negeri Kupang di ruang kerjanya Kampus Politani Negeri Kupang (Senin, 26/10).

Bidang yang diajarkan di Politani sangat mendukung bidang dasar kehidupan manusia yaitu 5 Jurusan Pertanian, Peternakan (program studi ada 3 yaitu Pertanian, Peternakan dengan 3 program studi yaitu Kesehatan Hewan, Teknologi Pakan Ternak dan Produksi Ternak), Perikanan (program studi ada Air Tawar dan Air Laut)  dan Kehutanan.

Managemen kerja  direktur keenam yang dilantik pada September  2018 di Politani Negeri Kupang, saat media ini menemuinya, pria asal Kabupaten Alor ini menjelaskan  dirinya  suka bekerja dalam tim kerja. Dan lebih biasa di lapangan yaitu kebun dan kandang sehingga memiliki konsep keterbukaan dan saling koordinasi kalau ada masalah atau hal-hal yang perlu dicari solusinya.

Dalam masa pandemi Politani menjalankan perkuliahan dengan sistem daring untuk theori dan luring untuk praktek. Awal di semester ganjil agak kewalahan. Karena bidang study di Politani memang harus disertai praktek di lapangan riil, kebun, kandang dan kolam percontohan. Memang diakui bahwa pada awal semester di masa pandemi agak kewalahan, tapi selanjutnya Kami  dengan adanya pandemi semua sdm dan sda dipersiapkan pemerintah pusat semua bisa diberdayakan. Untuk perkuat jaringan wifi tim ITE sudah meningkatkan dan memperkuatnya diseluruh lokasi kampus. Dan untuk e-learning untuk absen, tugas, materi dan ada tim penjamin mutu atau Tim 4M. Kami ini vokasi jadi tidak bisa hanya e-learning, harus hadir di lapangan namun dengan protokol kesehatan yang ketat.  Dan untuk praktek di kebun kami sudah pakai sprinkler, mahasiawa tidak pakai siram tanamam manual pakai ember. Mahasiswa hanya konsen kepada pembelajaran di lahan tentang perkembangan tanaman, seperti sistem penyiangan, pemupukan, dan hama penyakit dan pengamatan lain. Sedang sistem penyiraman sudah pakai manual. Semua sarpras sudah lengkap.

Jurusan di Politani ada 5 yaitu  Peternakan, Pertanian Tanaman Kering, Tanaman Pangan dan Hortikultura, Perikanan dan Kelautan dan Kehutanan. Di masing-masing ada program studi D3 dan D4 (S1) dengan  bidang studi dengan jumlah mahasiswa sampai Oktober 2020 berjumlah 3.400 orang.

Penerimaan mahasiswa baru, dan semua dilakukan secara online  dan membantu mahasiwa untuk peroleh KIP dan bidik misi untuk menolong mahasiswa ekonomi lemah. Dan TA 2019/2020 dalam masa pandemi memperoeleh 1.300 mahasiswa baru dari target 800 mahasiswa. Dan bahkan Politani tutup pada posisi 1.200 mahasiswa dan kebanyakan mahasiswa  berasal dari daerah atau kampung.
“Fakta ini menunjukkan bahwa makin banyak anak muda dan orangtua di kampung sadar bahwa pertanian, peternalan dan perikanan jika dikelola secara profesional akan menjadi sda yang teramat besar.” Tandas Lapenangga.

Dukungan Pemprov.NTT adalah dengan rencana kerja sama dengan Politani untuk membangun pabrik pakan ternak dengan menggunakan bahan lokal.

Saat ini Politani juga berencana akan  membuat aplikasi pertanian digital seperti sistem penyiraman, pemupukan dan dll dan mulai mengurangi tenaga manusia untuk penyiraman, dan menyusun formulasi pakan (vokasi), dan agro bisnis dengan membuat aplikasi perencanaam bisnis.

Biaya masuk Politani juga terbilang murah, yaitu dengan biaya regristrasi awal masuk hanya sebesar  berkisar Rp.1.500.000 – Rp.2.000.000 ditambah SPP Rp.500.000 persemester. Sejak TA 2020/2021 Kampus membuat program kerja sama dengan BPJS Kesehatan untuk mengansuransikan semua mahasiswa, demikian juga untuk mahasiswa tingkat akhir yang akan PKL.

Sistem PKL yaitu Praktek Magang di perusahaan dan PKL Mandiri. Untuk PKL Mandiri sejak Pandemi Politani MoU dengan Bank NTT untuk memberikan Pinjaman tanpa jaminan untuk mahasiswa yang PKL Mandiri yaitu untuk buka usaha mandiri peternakan seperti ayam, babi dan sapi serta usaha pertanian sendiri. Angkatan lalu sudah dicoba untuk usaha pertanian dengan plafon Rp30 juta per-mahasiswa. Dalam tahap latihan usaha mandiri dengan modal pinjaman dari Bank NTT mahasiswa bersangkutan tidak diperbolehkan pulang ke daerah, tapi harus praktek di lahan Politani Negeri Kupang dalam dua masa produktif. Pemasaran bagi hasil produksi PKL Usaha Mandiri saat ini berupa ayam potong dipsarkan ke dunia usaha yang sudah ada jaringan pemasaran.

Di lapangan yang lagi PKL D4 sejak September-November, Politani punya produk  pakan ternak, Pupuk Bokasi, Se’i Babi dan mie  Kelor,  saus tomat dan pangsit dll, yang diberi label Poli Agro dan sistem pemasaran adalah mendrop ke pasar dengan mengatur agar tidak ada penumpukan. Politani Negeri juga punya lab pengujian. Dan sedang bekerja sama dengan untuk ijin edarnya sehingga bisa dipasarkan keluar. Upaya pelatihan dilakukan Politani dengan mahasiswa keluar magang ke sentra produksi se’i atau pelaku UKM, dan sentra produksi UKM yang akan dibuat.

Selain itu, jelas Thom Lapenangga, Politani memiliki sentra pelatihan peternakan seperti kandang ayam dan kebun percontohan baik di Oesu’u, Oesao dan dilingkungan kampus Politani yang menjadi konsentrasi pelatihan siswa SMK seluruh NTT.

Untuk mendukung kegiatan penelitian Politani menyiapkan  15 lab dalam untuk 5 jurusan dan lab luar di kebun dan kandang. Selain itu sedang dipersiapkan lab pemijahan ikan air  tawar (ikan, mujair dan ikan hias dll) dan sedang dilak konek internet dan PLN. Jika PLN mati maka dipersiapkan dari genset ke PLN  dengan kekuatan 25 kilowatt dan jaringan wifi untuk seluruh lingkungan kampus sampai ke kebun percontohan dalam kampus.

Di Politani ada 150 tenaga dosen, dan 15% dari dosen berpendidikan S3 dan ada juga  tenaga instruktur dengan latar belakang pendidikan SPMA dan SMK sebagai Tenaga Teknis Pelaksana Laboratarium (PNS ada 300 orang ) dan Tenaga Pengawas Lapangan (50-100 orang).

Politani juga sedang lakukan riset Pengembangan olahan rumah tangga, pemanfaatan potensi lokal untuk pakan ternak, kawin suntik babi dan sapi untuk peningkatan kualitas hasil daging.
“Prospek  lulusan Politani juga menjanjikan karena terbanyak terserap ke penyuluh lapangan, banyak juga lulusan Politani menjalankan  usaha mandiri. Dan yang viral saat ini ada lulusan Politani membuat kebun hortikultura di bawah pohon kelapa dan pembiakan jamur tiram di rumah kandang dari bebak di Rote.” Jelasnya.

Saat ini, ujar Lapenangga kurikulum perkuliahaan di Politani Kupang sedang diubah juga dengan mendorong penelitian hasil produk ikutan dari hasil ternak, pertanian dan perikanan, untuk menaikkan nilai jual atau ekonomisnya
“Saat ini kami sedang susun proposal perkuliaan yang mendorong penggunaan lahan-lahan tidur untuk jadi pusat pelatihan. Semoga pemerintah mendukungnya.” Ungkapnya.

“Saya selalu bilang staf saya kita kerja santai tapi serius laksanakan semua program baik perkuliahaan, riset dan pembuatan produk ikutan dari hasil pertanian dan peternakan. Agar program kerja Politani benar-benar paten baik secara kebersihan dll. Kami bekerja sama dengan Balai POM buat sosialisasi dan penelitian untuk semua proses produk makanan minuman dari Politani. Bahkan kami pakai orang lokal untuk latih mahasiswa bagaimana membuat se’i, saus tomat, mie kelor dll.” Jelasnya.

“Politani siap dukung pemprov.NTT maju NTT dari bidang pertanian, peternakan, perikanan dan kehutanan lewat kualitas lulusan, berbagai riset dan bahkan memproduksi olahan hasil ketiga bidang tersebut menjadi produk unggulan. Asalnya pemerintah juga terus mendukung kami. Kita bersama-sama Perguruan Tinggi sebagai akademisi, pemerintah dan semua pihak harus kerja sama solid untuk membangun NTT menuju sejahtera.” Tandasnya di akhir wawancara kami.|| juli br

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *