Gedung Bukanlah Penentu Keberhasilan Dalam Proses Pendidikan

Birokrasi Pendidikan tinggi

NTT, TOP News NTT■■Wakil Gubernur NTT, Josef Nae Soi (JNS) mengungkapkan fasilitas gedung tidak lagi jadi  unsur utama dan terpenting dalam menentukan keberhasilan dalam proses pendidikan. Hal utama yang mesti diperhatikan adalah peningkatan kualitas Sumberdaya manusia dari para pengajar dan pendidik.
“Kita lihat situasi saat pandemi covid -19 ini, memberikan  banyak pelajaran.  Di mana semua dilakukan secara online termasuk proses belajar mengajar. Gedung tidak lagi menjadi unsur yang utama dalam proses pendidikan. Yang perlu jaringan internet, signal, handphone android. Dulu iya, gedung menjadi faktor penting, tapi sekarang yang perlu dapatkan perhatian adalah sumberdaya manusia pendidik dan pengajar,” jelas Wagub Nae Soi saat menerima audiensi dari Ketua Yayasan Aloysius  dan Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Oemathonis Kupang bersama rombongan di ruang kerja Wagub, Rabu (16/9).

Menurut Wagub, lembaga pendidikan khususnya pendidikan tinggi harus bisa wujudkan prinsip Non Scholae sed Vitae Discimus atau kita belajar bukan untuk sekolah tapi untuk hidup. Proses bimbingan, pengajaran dan latihan selama masa pendidikan harus bisa menghantar peserta didik untuk miliki kompetensi dan kehidupan yang lebih baik.
“Sebagai pengajar dan pendidik, ktia harus memotivasi para mahasiswa sehingga bisa terjemahkan dan sesuaikan apa yang mereka dapatkan selama masa pendidikan dengan situasi masyarakat yang terus berubah. Mereka harus bisa punya growth mindset (pola pikir bertumbuh), bukan lagi fixed mindset (pola pikir tetap). Dalam dunia sekarang, apa yang tidak mungkin bisa jadi mungkin,” jelas Wagub.

Lebih lanjut, Wagub JNS meminta pihak Yayasan untuk dapat meningkatkan kualifikasi pendidikan tenaga pengajar. Tawaran beasiswa dari pemerintah, kementerian ataupun lembaga non pemerintah dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya daya manusia para dosen.
“Gedung kita bisa cari. Begitupun dengan fasilitas lainnya seperti komputer dan sarana pendidikan lainnya dapat kita upayakan, namun kualitas pengajar sangatlah penting. Agar mereka dapat terapkan proses didaktis metodik yang sesuai perkembangan zaman serta dapat mendampingi dan melakukan transfer pengetahuan, kemampuan dan prilaku kepada para mahasiswa secara lebih baik,” jelas Wagub.

Sebagai kampus yang terletak pada posisi strategis di jalur utama Kota Kupang, Wagub minta STIE Oemathonis dapat lakukan lompatan dan improvisasi yang besar dalam mendukung pengembangan sumberdaya manusia NTT yang berkualitas.
“Pemerintah NTT tentu memberikan dukungan sesuai dengan kemampuan yang ada untuk proses pengembangan sumberdaya manusia di semua perguruan tinggi yang ada. Kami juga bersedia menfasilitasi perguruan tinggi dalam koordinasi  dengan pemerintah pusat agar proses pendidikan dapat berjalan dengan baik,” kata Wagub Nae Soi.

Dalam kesempatan tersebut, Ketua STIE Oemathonis, Antonius Ugak mengungkapkan, lembaga pendidikan tinggi tersebut siap mendukung setiap program pemerintah provinsi. Dijelaskannya, sejak didirikan STIE telah menamatkan 2.105 alumni yang bekerja di dalam dan luar negeri dari dua jurusan yakni akuntansi dan manajemen. Jumlah mahasiswa saat ini mencapai 528 orang dengan tenaga dosen sebanyak 17 orang.
“Salah satu alumni kami bekerja sebagai kepala akuntansi di Ghana. Kami berterima kasih karena setiap tahun kami mendapatkan bantuan dari pemerintah provinsi untuk peningkatan sarana sebanyak 20 juta rupiah. Juga setiap tahun ada sekitar 13 orang mahasiswa yang mendapat beasiswa dari pemerintah provinsi. Kami tetap mengharapkan dukungan dari pemerintah provinsi untuk pengembangan lembaga pendidikan ini ke depannya,” pungkas Anton.

Tampak hadir pada kesempatan tersebut Ketua Yayasan Aloysius dan Wakil Ketua STIE Oemathonis.■■Juli br

Sumber : SP Humas & Protokol Pemprov.NTT