Erwin Yuan Jadi Juri Fashion Show Busana Muslim pada Festival Pekan Muharram 1442 Hijriah

KUPANG, TOPNewsNTT||Erwin Yuan kembali dipercaya panitia pelaksana menjadi juri pada peragaan busana atau fashion show Festival Pekan Muharram 1442 Hijriah yang digelar di halaman depan masjid Aging Baitturahman Perumnas, Kelapa Lima, Kupang (Jumat, 22/8).
Erwin Yuan owner Padu Padan dan Timor Creatif People dan seroang desainer busana Tenun Ikat NTT kepada media mengatakan bahwa ia sangat antusias dengan kegiatan penjurian kali ini yang merupakan tugas penjurian kedua untuk fashoon show busana Muslim yang dilakukannya, pertama kali pada akhir tahun 2018 dan saat ini.
“Karena Pandemi sudah mulai turun, sehingga kami dipercaya lagi untuk menjadi juri kedua kalinya untuk acara lomba fashion yang menggunakan busana tenun dengan konsep Syari.” Ungkap Erwin usai acara fashion show.
Erwin mengatakan sangat bangga menjadi juri dari 40an peserta yakni dewasa sekitar 20 orang, remaja sekitar 18 orang. dan untuk anak untuk remaja sekitar 10 orang.
Terkait penampilan mereka, Erwin menilai memang masih kurang, mungkin karena waktu persiapan yang sangat mepet sehingga panitia tidak koordinasi sama orang tua untuk peserta agar menggunakan busana tenun sehingga ada sebagian peserta tidak menggunakan busana tenun, tapi hanya menggunakan selendang atau beberapa aksesoris dari temen.
“Tapi setidaknya kan kalau dilihat dari themanya kan mewajibkan pesertanya setidaknya, kalau saya pribadi jadi juri harusnya menggunakan busana dengan bahan tenun harus sekitar 70% dari 30 persen harus modifikasi.” Ungkap Erwin.
Untuk tata peragaan busana ada beberapa yang masih minim.
“Memang kelihatan hanya beberapa dari mereka yang bisa catwalk, sebagian dari mereka belum, tapi nggak masalah karena jika mereka sudah merasa percaya diri sudah merupakan hal yang luar biasa untuk anak seusia mereka.” Puji Erwin.
Dalam kegiatan ini, peserta adalah dari kategori anak-anak usia 7 sampai 12 tahun, remaja 16-22 tahun dan dengan banyaknya peserta, Erwin sangat mengapresiasi antusiasme peserta dalam fashion show kali ini.
Ia menilai untuk event kali ini nilai dari aspek busana dan tata peragaan busana masih 50%.
“Saran saya bagi panitia jika dilakukan lagi tahun depan maka waktu persiapan harus lebih matang dan banyak waktunya dan komunikasikan dengan orangtua dan peserta. Agar orangtua dapat mempersiapkan anak dan busana dan harus ada waktu gladi sehingga anak-anak tampil dengan semaksimal.
Tadi masih banyak yang tidak sesuai dengan koreo yang ada, tapi mereka tampil sesuai dengan selera mereka, tapi tidak menyesuaikan dengan koreo yang seharusnya. Tanggung sih menurut saya.” Ujarnyaenyarankan.
Sementara Ketua Panitia Festival Gulam Bahri kepada media menjelaskan bahwa kegiatan ini digelar dalam rangka mempringati tahun baru Islam dan kemerdekaan RI dengan tema “Spirit Tahun Baru Islam dan Kemerdekaan sebagai Momentum Pemersatu Bangsa”.
“Maksud dan tujuan kegiatan ini adalah bagaimana menghimpun kreatifitas generasi muda terlibat dalam event positif.” Katanya.
Konsepnya adalah peringatan tahun baru Islam dan kemerdekaan RI tahun 2022 kita bingkai dalam sebuah rangkaian kegiatan positif.
Jadi ada beberapa kegiatan yang kami selenggarakan yqkni perlombaan, kemudian ada pengobatan gratis dan juga nanti tabligh akbar di Minggu Malam.
Memang kegiatan ini baru pertama kali dilakukan dan akan menjadi festival tahunan tetap yang akan diselenggarakan.
Peserta fashoon show berasal dari seluruh dari sekolah-sekolah muslim MTS maupun umum dari seluruh kota Kupang.
Peserta kategori anak berjumlah 30 orang, remaja serta 15 orang, qasidah grup 8 orang dan juga peserta kecil hampir 40 orang pesertanya.
Pengobatan gratis akan dilaksanakan pada hari Sabtu, 13/8, dan malam puncaknya Minggu malam diadakan tabligh akbar dengan mendatangkan Kyai Alifuddin dari Ende.
Yang diharapkan dari kegiatan-kegiatan yang kami harapkan dari kegiatan ini adalah bagaimana generasi muda kota Kupang yang memilik bakat dapat tersalurkan dengan baik.
Sehingga momentum ini kami jadikan sebagai momentum untuk mengasah keterampilan anak muda dan juga momentum ini sebagai sebuah sarana untuk mempererat tali persaudaraan antar umat beragama, karena kami juga melibatkan tokoh-tokoh agama dan pemuda untuk aktif terlibat dalam menyusun acara ini. Jadi ini sangat dinamis melibatkan semua unsur agar terciptanya kerukunan antar umat beragama.
Sementara media juga mewawancarai orangtua atau masyarakat yang anaknya menjadi peserta seperti apa pendapat mereka terkait kegiatan ini dan harapan serta usul saran mereka seperti apa kegiatan seperti ini harus dilakukan kedepannya.
Pak Dede, ayah dari peserta cilik usia 8 tahun Alifa Nitarahmadia Lestari kegaiatan ini sangat positif sekali karena peserta dapat mengekspresikan minat dan bakat mereka di panggung sehingga ia sebagai orangtua sangat mendukung kegiatan ini.
Jadi bagus acara ini untuk anak-anak untuk memberikan banyak pengalamannya untuk menjadi tambah dia percaya diri lebih lagi mengekspos ke apa yang menjadi bakat mereka.
Ia berharap kegiatan seperti ini sering dilakukan kedepannya. Tentang thema busana Dede ia nyatakan sangat bagus karena ada unsur tenun ikat NTT sehingga anak-anak sejak dini mempromosikan tenun ikat NTT.
Busana kedepannya bukan haya menonjolkan satu unsur saja, jadi ada tenunan khas NTT, tapi tidak keluar jalur dan mencirikan busana muslimnya juga.
Ia berharap tampilan anaknya yang terbaik malam ini. Intinya Alifah sudah lebih percaya diri dan mampu mengekspresikan dirinya diatas panggung.
Sementara ibu Suri mwngatakan kegiatan fashion show ini sangat bagus dan harus lebih sering dilakukan.
Ia suka akan thema pakaian muslimah yang baik dan sopan tapi dengan dipadu Tenun Ikat NTT.
Kedepan busana harus lebih menonjolkan tenun ikat NTT dan mencirikan busana muslimah yang sopan, ujar ibu dari peserta Cecilia Lehajar.|| juli br