Drs.Imanuel Buan,MM, Mantan Birokrasi Pilih Kursi Legislatif Untuk Perjuangkan Keadilan Dalam Layanan Publik Bagi Masyarakat Di Dapil 2 NTT

Legislatif Politik Profil Regional

NTT, TOPNewsNTT|| Dunia politik diramaikan dengan kehadiran sosok mantan Birolrasi  dan pensiunan ASN Lingkup Perintah Kabupaten Kupang ini.

Sosok itu adalah Drs.Imanuel Buan,SM.M caleg DPRD Provinsi NTT dapil 2 NTT partai PKB  pada Pemilu 2024 nanti.

Kepada media, warga Kelurahan Manulai 2, Kecamatan Alak, Kota Kupang ini mengungkapkan alasannya memilih jalur politik setelah pensiun, karena ada hal penting yang menjadi beban moril yang tidak bisa dilakukannya selama menjadi birokrasi.

Sebagai pensiunan birokrasi, mantan pendidik dan pensiunan ASN, Imanuel menegaskan alasan ia  memilih jalur politik, pertama adalah karena dirinya ingin juga bisa bersuara di tingkat provinsi dan berkolaborasi  di tingkat nasional dalam partai yang sama untuk guru-guru yang sudah menjalankan amanat konstitusi, sementara gaji mereka tidak menjamin kesejahteraan mereka, karena sangat kecil. Ini yang menjadi spirit baginya memilih jalur.politik.

“Kedua saya ingin berjuang memberi keadilan bagi masyarakat khususnya orang-orang yang lemah dan tidak punya akses untuk sampaikan pikiran  dan kebutuhan mereka, baik di tataran masyarakat maupun guru-guru. Itulah hal-hal yang saya lihat sewaktu saya menjadi kepala Dinas Pendidikan dan itulah yang menjadi spirit pendorong untuk saya perjuangkan dan bersuara melalui partai .” Ungkap Imanuel.

Di dapil yang diwakilinya nanti, yakni dapil 2 NTT (Kota Kupang, Sabu, Rote dan Kabupaten Kupang), Imanuel melihat akses pendidikan sudah cukup  terjangkau dalam layanan, namun yang masih menjadi kendala dan akan diperjuangkannya yakni dari aspek kelayakan dan kepantasan masih sangat jauh,

“Untuk akses pendidikan sudah bisa dijangkau, tapi aspek kelayakan dan kepantasan masih sangat jauh. Itu yang saya lihat selama saya menjadi guru dan kepala dinas pendidikan. Ada sekolah yang dari aspek kelayakan masih sangat jauh dari kata pantas, sangat darurat  bangunannya, yang jika tidak bisa lewat jalur birokrasi, maka masih ada jalur lainnya yang bisa ditempuh yakni jakur poltik.” Jelasnya.

Imanuel menegaskan dari pengalamannya sebagai Birokrasi, bahwa kebijakan publik selalu dipengaruhi oleh pertimbangan kepentingan politik.

“Jika kebijakan politik tidak pro kepada kepentingan publik, maka apapun yang diperjuangkan tidak akan bisa mendapatkan dukungan.” Pungkasnya.

Selain itu Imanuel juga ingin memperjuangkan kebijakan yang memberi informasi dan akses terhadap dana dan program pembiayaan bunga rendah bagi masyarakat untuk membangun usaha UMKM.

“Masyarakat di kampung-kampung ini belum tahu ada fasilitas pembiayaan yang disiapkan negara untuk mereka akses. Sehingga di kampung-kampung kredit harian yang mereka ambil. Padahal plafon rendah dan bunga lumayan tinggi. Bagaimana masyarakat kecil mau kembangkan usaha jika plafon kecil dan bunga besar. Kasihan masyarakat, ekonomi mereka tidak akan berkembang pesat. Maka harus ada pihak yang memberikan pencerahan kepada mereka sehingga mereka tahu dan mengerti dan bisa ikut mengakses program pembiayaan bunga rendah dari pemerintah. Jika ada pihak yang memberikan informasi, mengarahkan dan membantu akses permodalan atau pembiayaan UMKM yang layak yang disediakan pemerintah, maka maka masyarakat terhindar dari hutang yang memberatkan.” Ujarnya.

Imanuel juga berpendapat bahwa jika DPR   ingin berhasil dalam lakukan tusinya maka pengawasan terbaik adalah dalam proses, bukan hasil akhir.

“Pengawasan terbaik adalah terhadap proses bukan pada hasil akhir, agar ketika terjadi berbagai persoalan pada tahapan proses pelaksanaan, maka masih bisa diperbaiki. Sehingga kalau sampai terjadi persoalan pada proses pelaksanaan, kita tidak lagi mencari siapa salah siapa benar, tapi kalau kita mau bersinergi dengan pemerintah, maka pengawasan harus sudah dimulai dari proses perencanaan dan selanjutnya proses pelaksanan. Karena jika pengawasan tidak dimulai dari proses perencanaan, maka ketika hasilnya bermasalah baru dilaksanakan pengawasan maka hasilnya tidak bagus.” Ulasnya bijak.

Sepintas Imanuel menuturkan bahwa keinginan untuk menjadi wakil rakyat NTT bukan muncul sekonyong-konyong ketika ia sudah masuki masa pensiun atau karena ada partai yang mengakomodir dirinya, tapi keinginan ini sudah timbul dalam hatinya menjadi niat yang kuat sejak dirinya masih menjadi seorang birokrasi.

“Selama saya masih menjadi birokrasi dan menjabat sebagai Kadis Pendidikan, saya sudah mengalami dan melihat sendiri banyak ketimpangam dalam pelayanan publik. Ada gap yang memungkinkan banyak terjadinya berbagai ketidakadilan bagi masyarakat dalam memperoelh haknya. Dan ini sungguh-sungguh sangat menyedihkan dan jadi beban moril bagi saya sebagai seorang pengambil keputusan di lini tengah. Ada banyak kepentingan yang membuat yang tidak kayak menjadi layak dan sebaliknya, ada perampasan hak-hak pihak yang seharusnya memperoleh hak mereka dengan adil. Dan saat itu saya tidak berdaya karena keterbatasan kewenangan saya. Dan itu jadi sebuah api yang mendorong saya makin hari makin kuat untuk berjuang merubahnya. Berjuang menempatkan yang layak pada yang layak menerima, memberikan keadilan dan pemerataan pada berbagai tatanan kebijakan publik yang menempatkan hak masyarakat pada tempat tertinggi sesuai amanah dan nilai sila ketiga Pancasilan; Keadilan Sosial Bagi Seluruh Masyarakat Indonesia. Keadilan umtuk semua masyarakat tanpa pandang bulu di semua aspek. Dan itu bisa saya lakulan jika saya berada pada kursi legislatif. Karena 3 fungsi kami : Bugdeting, Pengawasan dan Penyusunan Perda.” Cetusnya komit.

“Pemberian layanan publik harus adil dan merata. Semoga lewat kursi legislatif kami bisa mempejuangkannya.” Cetusnya.

Ia.memilih Dapil 2 karena ia selama berkarir sebagai ASN bertugas di kabupaten Kupang sebagai guru, kepala sekolah bahkan kepala Dinas Pendidikan, sehingga ia mengenal betul masyarakat, peta geografis dan kebutuhan masyarakat yang harus diperjuangkannya sebagai aspirasi.

Imanuel juga mengungkapkan mengapa ia memilih partai PKB karena  sangat sejalan dengan prinsip Nasionalis partai dan kagum dengan kepemimpinan dan buah pikiran pendirinya yakni almarhum Gus Dur.

Sekilas Profil Imanuel Buan, S.Pd, M.M

Imanuel Buan adalah seorang putera asli Timor, seorang guru yang menyelesaikan pendidikan sarjana pendidikannya pada  tahun 1988, memulai karir  ASN di Timor Timor tahun 1999, lalu tahun 1999 bermigrasi ke NTT dan dipercaya menjadi kepala SMAN di Kupang Barat selama 9 tahun. Tahun 2007 ia melanjutkan pendidikan  Pasca Sarjana Managemen (S2 Managemen) di Universitas Widia Mandira Kupang dan lulus 2009 dan kemudian ia dipromosikan sebagai Kabid. Pendidikan dan Pengajaran tahun 2009 di Dinas Pendidikan Kabupaten Kupang, tahun 2012-2015 menjadi Sekretaris Dinas Pendidikan dan dipromosi lagi menjadi Sekretaris Dinas Sosial tahun 2015-2016, dan selanjutnya dipromosi lagi pada Juni 2016-Juni 2023 sebagai Kadis Pendidikan Kabupaten Kupang (jabatan terakhir hingga pensiun November 2023 ini).

Imanuel memiliki 4 orang putera puteri 3 sudah memiliki pekerjaan mapan dan bungsu masih kelas 3 SMA.

Ia berkomitmen kuat untuk menjadikan kursi legislatif sebagai jalur perjuangan kepentingan publik di Dapilnya.

Diakhir bincang-bimcang Imanuel menghimbau seluruh masyarakat yang sudah resmi terdaftar sebagai pemilih untuk menggunakan hak pilihnya agar surat suaranya jangan disalahgunakan. Selain itu ia meminta masyarakat menghindari politk uang dan transaksional, pilihlah dengan nurani yang jujur dan kenalilah calon legislatif yang akan dipilih dengan baik. Serta dukunglah pemilu Jurdil (Jujur dan Adil).| jbr