Dra. M.H.W. Dapawole Monteiro : “Pemkab Sumba Barat Berbagi Peran Dengan Pemerintah Desa Bangun PAUD HI”
NTT, Top News NTT., ■■ Pemkab Sumba Barat menyambut baik dan tunjukkan keseriusannya dalam pengembangan PAUD Holistik Integratif di daerahnya dengan pengembangan 22 PAUD HI sejak tahun 2016 dengan berbagi peran bersama pemeritah desa dalam kebijakan anggaran.
Hal ini dijelaskan oleh Ketua TP PKK dan Ketua Dekranasda Kabupaten Sumba Barat, Dra.M.H.W.Dapawole Monteiro yang juga menjabat sebagai Bunda Paud Kabupaten Sumba Barat kepada media ini disela break makan siang kegiatan penutupan Pameran & Pembelajaran Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif pada Jumat, 5/6/2019 di Swiss Bellin Kristal Hotel Kupang.
“Pemkab Sumba Barat serius dalam pengembangan PAUD Holistik Integratif. Keseriusan itu dengan sistem berbagi peran antara pemkab dan Pemdes dalam pembiayaan pengembangan PAUD HI. Yaitu dalam kebijakan regulasi dan anggaran. Penyediaan sarpras dan Tenaga Pendidik (Tendik) oleh Pemerintah Desa dari ADD, dan pemberian insentif dan status tenaga kontrak dengan SK Bupati. Demikian juga denga pelatihan Tendik.” Jelasnya
Hal ini dilakukan oleh Pemda karena sadar akan pentingnya pendidikan anak usia dini demi menciptakan generasi penerus yang berkualitas dari segala aspek.
Kebijakan pemkab Sumba Barat kembangkan PAUD HI bermitra dengan Save The Children yang dituangkan dalam Perbup tentang pengbangan Pendidikan yang merujuk pada PAUD HI. Walau diakuinya bahwa faktanya, selama ini kebutuhan itu belum didukung secara paripurna oleh Pembak, namun tahun 2016 bersama Save the Children sebagai penggagas untuk pengembangan PAUD menjadi PAUD Holistik Integratif.” Jelasnya.
Keseriusan dirinya sebagai Bunda PAUD ditunjukkannya dengan mendirikan Forum Taman Pawoda pada Desember 2016. Taman Pawoda yang memiliki arti kerja sama dan gotong royong. “Pawoda artinya kerja sama dan gotong royong yang saat ini sudah hilang dan ingin dikembangkan kembali dengan membangun taman Pawoda sebagai sebuah gerakan baru bahwa dengan gotong royong dan kerja sama kita bisa mewujudkan semua misi dalam pengembangan PAUD HI. Dengan melibatkan DPRD dan wakil ketua alm.Samuel Kaheo sebagai Ketua Taman Pawoda. Saat ini Toda Lero ketua komisi c sebagai ketua Taman Pawoda.” Jelasnya.
Dukungan pemkab (bupati) Sumba Barat membangun PAUD HI ditandai dengan dukungan aturan dan anggaran yaitu dengan diterbitkannya Perda Pendidikan no.6/2017 tentang pendidikan yang didalamnya mencakup salah satunya pendidikan PAUD yang Holistik Intergrasi.
Dan turunannya adalah Perda Pendidikan adalah Perbup PAUD HI yang wajib dilaksanakan oleh pemerintah. “Dengan dukungan anggaran itu Taman Pawoda melaksanakan berbagai kegiatan seperti rapat rutin dan berkala bahkan monev. Pemkab Sumba Barat juga siapkan seorang fasilitator bagi Taman Pawoda untuk kunjungi PAUD HI. Hingga tahun 2019 ini kami sudah memiliki 22 PAUD HI dari 188 PAUD di kabupaten Sumba Barat. Bahkan setiap desa ikut membangun PAUD, bahkan ada yang bangun PAUD SATAP.” Jelasnya lebih lanjut.
Dampak positif PAUD HI Satap bagi anak-anak dan dengan adanya pelayanan satap dengan layanan yang terintegrasi dengan empat (4) pelayanan dasar seperti pelayanan pendidikan lewat PAUD HI, Kesehatan dan Gizi dari posyandu, pengasuhan parenting dari bina keluarga balita, perlindungan anak dengan status hukum yang sah dengan memiliki Akte Kelahiran. Kerja sama dengan Dinas kependudukan (belum nikah) sehingga akseskan ortu dengan nikah massal, dinas kesehatan dan dinas pendidikan dan BKKBN.
Dra.M.H.W.Dapawole Monteiro memberi motivasi bagi perempuan NTT bahwa kita semua mampu melakukan sebuah pembaharuan karena semua punya potensi dengan menggandeng Bunda PAUD dari tingkat kecamatan dan Desa. Dan saya selalu turun langsung melihat ke desa semua yang menjadi kebutuhan dan kendala.
Bagi semua pemerintah, Dra.M.H.W.Dapawole Monteiro menganjurkan agar melepaskan semua egoisme dan arahkan dan tujukan semua keberadaan untuk membangun daerah dari desa lewat pendidikan usia dini yang holistik integratif. Kepada para Bunda PAUD saya himbau dan ajak mari kita bergandeng tangan dan memulai memberi hati dan perhatian kepada pendidikan usia dini yang holistik integratif.
“Dan mungkin dengan mengimport kondisi dan semangat dari daerah lain dalam pengembangan PAUD HI yang sudah memulai. Jangan berpatokan pada anggaran, memulainya hanya butuh hati dan empati. Jika sudah ada hati dengan empati memajukan dunia pendidikan sejak usia dini, maka akan ada program dan anggaran.” Ujarnya memberi motivasi.
Terkait dampak hadirnya PAUD HI dalam sistem pendidikan usia dini, Dra.M.H.W.Dapawole Monteiro ungkapkan fakta “Kami sudah memulai dan sudah kelihatan dampaknya pada anak-anak di daerah kami yaitu tumbuhnya rasa percaya diri anak-anak dan mampu menggali potensi diri. Anak-anak lebih sehat dan memiliki rasa percaya diri. Dan semua ini karena adanya empat pelayanan dasar itu pada PAUD HI SATAP. Ternyata, semua anak di NTT punya intelektual dan kreatifitas yang bagus jika digali dan dididik sejak dini sambil memenuhi kebutuhan mereka di empat pelayanan dasar itu. Mereka bisa lebih hebat dari generasi yang sekarang. Mereka tiang negara harus mendapatkan yang terbaik.” Tandasnya.
Raymond dari Bapedda Kabupaten sumba Barat yang membidangi Pembangunan Manusia dan Masyarakat, Bidang 1 (Perencanaan Pelayanan Dasar) yaitu pendidikan dasar, perlindungan anak dan pemberdayaan perempuan menjelaskan dari bahwa dari segi regulasi dan payung hukum yang merujuk pada dukungan anggaran dan program, Pemkab Sumba Barat sudah merujuk pada Peraturan Nasional terkait PAUD HI bermitra dengan NGO (Save the Children), secara serius menerbitkan Perda Pendidikan No.6/2017 yang didalamnya mencakup pendidikan salah satunya adalah pendidikan PAUD Holistik Intergrasi. Dan turunannya Perda Pendidikan adalah Perbup.PAUD HI yang wajib dilakukan oleh pemerintah.
“Bunda PAUD (Dra.M.H.W.Dapawole Monteiro) sudah memulainya dengan pengembangan Pendidikan PAUD HI. Secara Aturan Nasional sebenarnya pendidikan PAUD HI sudah dimulai sejak tahun 2013, tapi perhatiannya baru dimulai pada 2014 sejak Save The Children memulai gerakan dan kami berhasil mendirikan 183 PAUD, di 2019 ada penambahan 5 PAUD HI menjadi 188 PAUD.” jelas Raymond.
Yang sudah dipersiapkan sejak awal, jelas Raymond, adalah akses, sarpras, serta pembiayaan bagi Tendik (Tenaga Pendidik) agar anak-anak layak menerima pendidikan PAUD HI. “Dan ketika konsep HI masuk maka sudah sejalan ketika kami mulai membangun PAUD. Kita siapkan Sarpras (lewat ADD) dan insentif Tendik (Tenaga Pendidik) dari APBD. Sejak Program PAUD HI mulai masuk dan sejalan dengan Program Pemkab Sumb Barat yaitu membentuk Taman Kawoda, maka kami membuat sarpras PAUD yang Satap atau terintegrasi dengan Posyandu. Konsep PAUD HI bukan sarpras saja tapi pelayanannya. Pembayaran insentif dari APBD Kabupaten Sumba Barat dengan SK Bupati. Saat ini kami sudah berhasil mengembangkan 48 PAUD HI dari 36 PAUD HI yang ada. “Kami menghindari persaingan antar desa tentang pwmbiayaan insetif. Jadi kami samakan Insentif Tendik dari Rp.750.000 sekarang sudah Rp.1.000.000.” Jelasnya mengenai insentif Tendik.
Penganggaran disiapkan selama 3 tahun dari APBD kabupaten Sumbar. Pembagian peran antara Pemkab dan Pemdes juga dalam bidang pelatihan Tendik yang diambil dari APBD, bagi 250 Tendik berijasah SMA, dari total 500 Tendik di Kabupaten Sumba Barat. “Tugas Pemkab Sumbar adalah membangun 98 PAUD HI di tingkat kelurahan dan target kami membangun Sarpras yang memenuhi syarat PAUD HI harus tercapai di 2021.” Jelasnya singkat. ■■ Juli BR