Dra.Elfira Berta Maria Ogom : “Majukan Perempuan TTU lewat Bina Kelompok Tenun Ikat”

0

KUPANG, Top News NTT|| Dra.Elfira Bertha Maria Ogom, ketua TP PKK Kabupaten TTU yang baru menggantikan Kristina Muki, kepada media ini usai dilantik oleh Ketua TP PKK Provinsi NTT Julie Sutrisno Laiskodat, Jumat, 26/02, didampingi wakil ketua TP PKK Kabupaten TTU Susana Suryani menegaskan komitmen mereka memajukan kualitas hidup perempuan TTU lewat PKK.

“Kami akan lanjutkan dulu program kerja yang sudah dijalankan oleh ketua TP PKK TTU terdahulu (Kristina Muki).  Yang sudah bagus kita lanjutkan, yang kurang kita akan coba tingkatkan.” Ujar isteri Bupati terpilih kabupaten TTU dalam Pilkada serentak 2020 Juandi David di Aula Rujab Gubernur NTT.

PNS pada Dinas PendAspek yang bisa dibangun pada kaum perempuan kab.TTU adalah keterampilan tenun ikat yg selama ini sudah dibina oleh Dekranasda kabupaten TTU, yaitu pembinaan terhadap kelompok tenun. Karena pesan khusus dari ketua TP PKK Provinsi NTT tadi saat pelantikan adalah tidak mau kami pakai batik, tapi harus pakai tenun ikat. Agar dapat meningkatkan lagi keterampilan dan penghasilan kelompok tenun ikat dengan berbusana menggunakan tenun ikat NTT.

Hal lain yang akan jadi perhatian TP PKK TTU adalah masalah kekerasan terhadap perempuan dan anak yang diakuinya memang masih tinggi di kabupaten TTU.
“Langkah awal tentu kami akan lakukan pendekatan dan pembinaan kepada kelompok kecil dulu. Karena di dalam masyarakat yang masih menjunjung adat ketimuran di kampung-kampubg seperti di TTU dan NTT secara umum, masih banyak perempuan korban KDRT malu menceritakan kondisi mereka yang menjadi korban KDRT. Karena itu harus dilakukan pendekatan dan pembinaan personal, baru bisa ke kelompok kecil. Sehingga perempuan TTU dapat diberi motivasi bahwa mereka harus didukung, dan mereka harus bisa terbuka terhadap kondisi mereka sehingga bisa dilakukan pembinaan demi peningkatan kapasitas diri. Perempuan harus diberi kepercayaan diri bahwa mereka dalam kemampuan bisa sama dengan laki-laki, sehingga jangan mau jadi korban KDRT. Dengan peningkatan kepercayaan diri, kapasitas diri dan keterampilan, maka mereka akan lebih mampu bangkit dari keterpurukan, dan tidak menjadi korban KDRT.

Diakui ASN pada Dinas Pendidikan TTU ini, bahwa kendala utama belum sejahteranya pelaku tenun ikat di TTU adalhh harga rendah, justeru dimanfaatkan oleh pengusaha mengambil dengan harga rendah dan dijual dengan harga tinggi. Sehingga pelaku usaha untung, tapi penenun justeru tidak sejahtera.
“Itulah kondisi dilapangan, pelaku usaha tenun ikat bisa untung, tapi penenun tidak,karena rendahnya harga jual kepada tangan kedua, sehingga pendapatan para pelaku usaha tenun ikat (penenun) tidak meningkat.” Ujarnya mengakui.

Langkah efektif yang akan dilakukan adalah memberi pembinaan dalam peningkatan kualitas hasil tenun,

“Kita akan lakukan survei apa kendala sehingga pelaku tenun ikat tidak meningkat.  Kami akan melakukan pembinaan dan peningkatan keterampilan kelompok penenun, sehingga kualitas pewarnaan, motif dan membuat modifikasi sehingga harga jual meningkat, sehingga bisa bersaing. Jadi harga bisa sesuai dengan kualitas dan terjangkau oleh semua kalangan” tandas kootdinator Pengawas SD dan SMP dan kontrol kualitas pendidikan SD, SMP, SMA /SMK pada Dinas Pendidikan kabupaten TTU ini kalem.||juli br

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *