Berkunjung ke “Nunu Pou” Ketua Dekranasda NTT Nyatakan Makin Semangat Kembangkan Tenun Ikat NTT

  • Bagikan

ATAMBUA,TOPNewsNTT||“Hari ini muncul lagi semangat yang lebih, karena ada anak-anak saya yang akan meneruskan budaya leluhur kita untuk mengembangkan tenun.” Ungkap Ketua TP PKK Kabupaten Belu Julie Sutrisno Laiskodat, yang didampingi ketua dan wakil ketua  TP PKK Belu Dra.Freni Indriani  Januarika dan Rinawati Br Perangin Angin saat mengunjungi Sanggar Anak Belajar Tenun Ikat Tangan Trandisional Nunu Pou di Kuneru, Manumutin, kecamatan kota Atambua (Kamis, 27/05).

Kegiatan anak-anak Belu saat belajar Tenun di sanggara Bwlajar Tenun Ikat Tangan Tradisional Nunu Pou

Pada kesempatan tersebut Bunda Julie mengapresiasi inovasi dari mama-mama penenun untuk mempertahankan melestarikan kekayaan yang ditinggalkan oleh leluhur melalui program pensampingan dalam mengajari kelompok anak-anak untuk dapat menenun di sanggar tersebut.

Bunda Julie juga mengingatkan bahwa tenun ikat adalah salah satu kekayaan budaya NTT yang diwariskan oleh para leluhur, sehingga haris dilestarikan,

“Saya selalu bilang kekayaan leluhur NTT itu paling bagus. Saya berani maju ke depan untuk lawan provinsi lain. Karena kita punya budaya tenun yang ditinggalkan oleh para leluhur kita. Motif Tenun Ikat NTT sangat luar biasa, dan berbeda-beda dan sangat menarik. Ini satu potensi yang ditinggalkan oleh para leluhur kita. Harapan saya kedepan, Tenun Ikat NTT tidak punah.” Ungkapnya tulus.

Selain untuk melestarikan budaya, lanjutnya, “dengan menenun juga dapat menghasilkan uang untuk pemenuhan kebutuhan hidup sehingga anak-anak berusia remaja tidak perlu ke luar negeri.” Kata Ketua Dekranasda dan Bunda PAUD dan Literasi ini.

Ia juga sampaikan bahwa Dekranasda siap bekerja sama membantu dengan alat tenun dan benang yang bagus dan berkualitas, hingga membeli dan menampung juga hasil tenunan dari anak-anak di Sanggar Tenun Tangan Tradisional Nunu Pou ini.

“Kegiatan ini tentu sangat membantu perekokomian di keluarga mereka. Karena sejak kecil mereka sudah diajarkan bahwa apa yang mereka lakukan dapat menghasilkan uang.” Ujarnya.

Bunda Julie sampaikan  bahwa apa yang dilakukan di Sanggara Anak Belajar Tenun Ikat Tangan Tradisional Nunu Pou dapat menjadi contoh bagi wilayah lain.

“Ini menjadi contoh bagi pemerintahan untuk mengangkat  ke ranah pendidikan dan menjadi salah satu program dari ketua dan wakil ketua yang baru. Yakni  tenun masuk dalam program sekolah. Bahkan melibatkan mama-mama penenun menjadi pengajarnya.”pungkas bunda Julie.

Sementara ketua TP PKK Kabupaten Belu, Drs.Feni Imdirawati Yanaurika, usai kunjungan menyatakan sesuai arahan ketua TP PKK NTT bahwa hal ini harus diperhatikan, maka dirnya akan menyampaikan kepada bupati agar  tempat ini mendapat perhatian pemerintah.

Ketua TP PKK Belu juga mengapresiasi anak-anak karena sudah mau belajar tenun sejak kanak-kanak dan melestarikan budaya.

“Saya senang sekali karena anak-anak mau belajar melestarikan budaya dan kami akan bantu memfasilitasi. Muda-mudahan bisa dianggarkan agar mereka mendapatkan tempat lebih layak” ujarnya.

Ia mengatakan juga bahwa Sanggar Anak Belajar Tenun Ikat Tangan Tradisional Punu Pou menjadi inspirasi bagi Bunda PAUD NTT, dan berharap ke depannya akan bermunculan sanggara anak belajar tenun tangan seperti ini di kabupaten Belu.

Sanggara Anak Belajar Tenun Ikat Tangan Tradisional Nunu Pou ini terdiri dari 15 orang anak, instruktur dan pembinanya adalah Viktoria Emanuela Mau dan Anastasia Dorothea Mau. Usia anak-anak anggota sanggar adalah dari bangku SD hingga SMA.

Usai melakukan kunjungan ke Sanggar ini, bunda Julie dan rombongan melanjutkan perjakanan ke kabupaten Malaka didampingi ketua TP PKK dan Ketua Dekeanasda Kabupaten Malaka dan ketua DPW kabupaten Malaka dan Forkompimda kabupaten Malaka.|| juli br

  • Bagikan