UKAW Kupang gigih capai target walau belajar dan bekerja dari rumah

Pendidikan tinggi Warta Kota

KUPANG, TOP News NTT ■■Dunia pendidikan adalah salah satu aspek penunjang pembangunan di NTT dari aspek penyediaan tenaga kerja berkualitas. Dan saat ini karena dampak Pandemi Covid-19, sektor pendidikan juga menerapkan sistem bekerja dan belajar dari rumah. Bagi NTT dengan kondisi ekonomi dan sarpras pendidikan yang masih jauh dari kata memadai, tentu bakal menjadi kendala, jika harus belajar dan bekerja secara online atau daring.

Bagaimana dengan kesiapan, strategi dan sistem yang dibangun pihak universitas dalam menyikapi kondisi pandemik dan melaksanakan anjuran pemerintah untuk belajar dan bekerja dari rumah dengan  tetap menjaga bahkan meningkatkan  kualitas dan mutu pendidikan serta lulusan sesuai dengan tuntutan dunia kerja.

Media ini menemui Rektor Unversitas Kristen Artha Wacana Kupang, Dr. Ir. Ayub U.I. Meko,M.Si tentang strategi dan sistem penyelenggaraan belajar dan bekerja online dalam kondisi pandemik Covid 19, pada Selasa, 12 Mei 2020 di ruang kerjanya.

“Universitas Kristen Artha Wacana (UKAW) dengan 12 prodi dengan jumlah dosen sebanyak 150 orang dan 6.526 mahasiswa sudah berdiri selama 35 tahun  sejak Maret 2020. Sejak Maret 2020 kami telah ikut menerapkan sistem kerja dan belajar dari rumah selama Covid-19. Pembatasan tatap muka antara dosen dan mahasiswa, dan pertemuan hanya pada hal-hal khusus yang memang membutuhkan pertemuan. Sedangkan proses pembelajaran lainnya dilaksanakan secara online atau daring. Intinya kami menjaga agar hal-hal yang urgent dan harus dikerjakan langsung boleh ke kampus dengan menerapkan anjuran social dan physical distancing, pakai masker dan cuci tangan, sedangkan hal lain selagi masih memungkinkan di kerjakan dari rumah (daring atau  online ). Sebisa mungkin kita menaati aturan tidak mengadakan pertemuan yang menimbulkan kumpulan orang agar jangan menjadi tempat penyebaran virus sehingga bisa memutus rantai penyebaran. Namun semua kalender kampus tetap berjalan.” Jelasnya diawal wawancara kami di temani kepala  Kepala BAAKPSI  Seprianus Arwadi Nenotek,S.Pd.,M.Pd.

Sebagai rektor, Ayub menyebut bahwa saat ini UKAW Kupang menganggap mereka sedang “perang” dengan musuh dan peluru yang tidak kelihatan, sehingga menjadi sebuah keharusan untuk  lakukan kebijakan menunda tatap muka dan beralih ke sistem  belajar daring (online). “Dĺalam masa yang saya sebut sebagai “perang‘ tanpa melihat musuh dan peluru namun real ini, kita harus memilih mati atau hidup, sehat atau sakit, sebagai resiko melaksanakan atau tidak anjuran pemerintah itu. Dan pihak Rektorat dan Yayasan tidak mentolerir anggapan remeh terhadap kondisi pandemik dan keharusan bekerja dan belajar dari rumah. Mahasiswa banyak yang kami suruh  pulang kampung dengan mempersiapkan materi belajar di rumah sebelum pulang. Mereka bisa lakukan belajar dari rumah dengan menggunakan berbagai media seperti e-mail, zoom, wa dan aplikasi e-learning untuk belajar dan mengerjakan tugas selama masa lock down. Kami akui banyak kendala terkait biaya data dan sebagainya. Namun itu sudah menjadi sebuah tanggung jawab orangtua jika ingin semua program belajar tetap berjalan walaupun masa lock down belum bisa diprediksi kapan berakhirnya.” Ujar Ayub lebih lanjut.

Bahwa saat ini pihak rektorat sedang menyusun sebuah metode dan sistem ptaktikum dari lokasi tinggal masing-masing mahasiswa dengan menciptakan kegiatan dengan pelibatan masyarakan dan pemerintah disesuaikan dengan potensi yang ada di masyarakat di wilayah  masing-masing tinggal mahasiswa. Dan kegiatan pemberdayaan itu bisa dari aspek apa saja sesuai kebutuhan dan potensi yang ada, sesuai sda dan sdm yang tersedia diwilayah itu. Dan seluruh proses kegiatan tersebut hasil akhirnya akan bimbing, dan diawasi oleh dosen pembimbing dan dilaporkan sebagai dan dinilai sebagai Nilai Praktek Kerja Lapangan (PKL).
“Dan  praktikum, methode praktek di lingkungan tinggal dengan mellibatkan diri dengan masyarakat dan pemerintah harus ada hubungannya dengan  mengatasi dampak yang timbul di semua aspek dari pandemik Covid-19.” Tandas Ayub.

Terkait penerimaan mahasiswa baru Tahun Akademik 2020/2021, gelombang pertama sudah dibuka sejak 13 April s/d 13 Juni 2020 dan akan ditutup bila sudah memenuhi Kuota ( 1700-1880).

Sedangkan Gelombang kedua akan dibuka untuk prigram studi tertentu yang belum memenuhi Kuota. Hingga hari ini yang sudah mendaftar sebanyak 601 orang.

UNKRIS sendiri sudah berdiri selama 35 tahun (berdiri pada 4 September 1985), dengan jumlah warga belajar pada TA 2019/2020 sebesar 6.526 mahasiswa dan sudah menghasilkan puluhan ribu wisudawan yang mendukung pembangunan bukan saja di NTT bahkan seluruh Indonesia.

Kepada pemerintah, Ayub memberi saran bahwa dalam mengatasi dampak secara ekonomi akibat pandemik Covid-19 ini, sebaiknya tidak hanya memberi bantuan tanggap darurat yang sifatnya sementara, tapi dipikirkan juga bagaimana menjadi investasi jangka panjang atau pemberdayaan potensi seperti bidang pertanian, perikanan laut maupun air tawar dan ternak untuk memenuhi kebutuhan pangan. Karena dampak lock down akibat pandemi Covid-19 di NTT adalah ekonomi, bahan pangan, sehingga pemerintah harus menberi solusi investasi jangka panjang untuk mengatasi kekurangan kebutuhan pangan bagi keluarga dan masyarakat. Perhatian pemerintah seperti memberi sumber air bagi petani, bibit sayur kacang hijau, jagung dan hortikultura lainnya yang cocok ditanam pada kondisi NTT, lalu pupuk, serta bibit ikan dan ternak yang bisa memberi hasil dalam waktu singkat namun memberi pemecahan masalah.

Hal lain adalah masalah pemasaran, jika pasar tidak bisa berjalan seperti biasa karena pembatasan jumlah kumpulan orang, dan physical distance dan social distance, maka sistem pasar diubah lewat media sosial, kerja sama dengan lembaga agama maupun masyarakat untuk pemesanan, pengantaran dari petani ke konsumen sesuai kebutuhan dan harga yabg disepakati. Sehingga menghindari kecurigaan apakah penjual dan pembeli serta bahan pangan terinfeksi virus tidak. Ini sistemnya mengurangi rantai pindah tangan bagi komoditi bahan pangan tersebut dari beberapa penjual ke konsumen menjadi satu tangan saja (petani merangkap penjual ke pembeli atau produsen ke konsumen). Dan itu pasti akan menjadi garansi berkurangnya kecurigaan adanya virus. Bahan pangan dikemas dalam kemasan yang bersih.

Kepada mahasiswa dan masyarakat, Ayub menghimbau taati peraturan dan anjuran pemerintah, jika ingin pandemi ini berakhir. Jika tidak maka akan makin panjang masa lock down, yang artinya akan makin lama dan dampaknya makin besar.

Ayub mengkhawatirkan bahwa ada satu pekerjaan rumah yang harus dilakukan riset yaitu tentang perubahan sebuah generasi yang sudah dalam sebuah tatanan moral, etika, disiplin yang diajarkan sekian lama dan harus berubah karena sebuah pandemi Virus yang seketika menghentikan semuanya tanpa batasan yang pasti berakhirnya. Jika semua berakhirnya, segala sesuatu harus dimulai dari awal melakukan reformasi dalam semua aspek sdm.

Namun Ayub menyatakan bahwa ada hal positif dari Covid 19 ini yaitu bahwa kita juga punya pengetahuan baru tentang kebiasaan memakai masker untuk menjaga kesehatan diri dan orang lain, serta tidak kontak fisik.■■juli br