Sukseskan Pendidikan di Masa Pandemik, Ini Kiat Kasek dan Guru SMPN 6 Kupang

0

KUPANG, TOP News NTT■■ Masa Pandemik Covid-19 masih berlangsung, walaupun beberapa wilayah di NTT sudah masuk zona hijau dan menerapkan PKBM tatap muka terbatas, namun sebagian wilayah masih menerapkan Belajar Daring saja, tapi sebagian wilayah menerapkan dua metode belajar yaitu daring dan luring terbatas.

Bagi wilayah yang ekonomi masyarakat menengah keatas tentu mampu membeli perangkat belajar daring seperti laptop, komputer dan hp android serta data, ditambah jaringan internet yang lancar, maka belajar daring bukan menjadi masalah. Walau efek negatifnya tetap ada karena tingkat interaksi sosial, adaptasi lingkungan dan manusia serta disiplin mulai terkikis akibat belajar dating dari rumah.

Untuk wilayah dengan keterbatasan internet, kemampuan orangtua membeli peralatan pendukung (laptop, komputer dan hp) yang rendah bahkan tidak mampu sama sekali karena ekonomi yang dibawah standar, maka belajar daring bukanlah solusi tapi menjadi kendala.

Belum lagi kemampuan menggunakan android, maka lengkaplah sudah masalah yang timbul dibidang pendidikan akibat Covid-19 yang saat ini sudah memasuki bulan keenam melanda dunia sehingga sekolah-sekolah diliburkan walaupun sudah ada pemberlakuan aturan New Normal.

Dan disinilah butuh kreatifitas, kemauan dan tekad tulus dari para perangkat pendidikan mulai dari Dinas, hingga ke sekolah. Dan ujung tombak penentu mutu pendidikan yang paling akan disorot adalah pihak sekolah (Kepala sekolah dan guru). Karena merekalah penentu dilapangan akan seperti apa kualitas siswa, kelulusan dan nasib bangsa ini.

Untuk mengetahui seperti apa sepak terjang, perjuangan dan upaya tenaga pendidik, media ini mengunjungi SPM Negeri 6 Kupang di jalan Kecapi Kelurahan Nunbaun Delha, Kecamatan Alak, Kota Kupang.

Sekolah negeri yang sudah berdiri sejak 1986 ini masih terlihat sepi, tanpa kegiatan belajar mengajar, hanya terlihat staf tata usaha, perpustakaan dan ruang kepala sekolah yang terbuka dan memiliki aktivitas.

Sudah pukul 10.00 wita saat media ini menemui Beny Mauko,S.Pd, kepala SMP N 6 Kupang yang saat kami masuk sedang menerima beberapa tamu. Nampak beberapa orangtua siswa dan wali kelas serta guru BK sedang menunggu di ruang tunggu kepala sekolah.

Rupanya akan ada rapat orangtua siswa, wali kelas dan guru pembimbing tentang mekanisme pembelajaran online atau daring.

Selang 10 menit, dipersilahkan masuk ke ruangan kasek Beny Mauko yang dengan ramah menerima kedatangan media ini.

“Maaf ibu, ini masih urus mau pertemuan dengan orangtua siswa yang anaknya tidak ikut pelajaran selama lebih dari 3 hari kami panggil ketemu wali kelas dan guru pembimbing untuk  dikomunikasikan secara verbal apa masalahnya, agar dicarikan solusi sehingga proses belajar daring tidak terkendala dan siswa tidak terlambat dalam mengikuti pelajaran. Karena sudah mau masuk midsemester ini.” Jelasnya terkait kondisi yang sedang berlangsung diruangannya.

Beny dengan rileks menjelaskan bahwa sekolah sepi hanya ada dirinya sebagai kasek, tenaga admunistrasi atau tata usaha dan tenaga pustakawan.
“Guru-guru kami semuanya keluar ke titik kumpul siswa, sedang mengajar siswa di rumah-rumah.” Jelasnya ketika media ini menanyakan mengapa sekolah dalan kondisi sepi.

“Walau sudah New Normal, tapi kan Kota Kupang sudah kembali Zona Kuning. Kemaren sempat zona hijau dan diberlakukan belajar tatap muka, tapi oleh satgas dan kadis dibatalkan. Ya sudah siswa kembali belajar daring. Tapi kami sama saja namanya daring, tapi tidak 100 persen memakai android. Hanya kepada siswa yang memiliki android saja kami memilih belajar daring, tapi yang tidak memiliki android, kami berikan tawaran untuk belajar tatap muka tapi tidak di sekolah, tapi di rumah siswa dalam bentuk titik kumpul 10 siswa per titik kumpul dengan bimbingaj 1 guru pengajar. Namun 1 guru pengajar itu hanya memberi pelajaran dan memberikan ulangan dan PR serta mengumpulkan PR kepada siswa selama 3 jam pertemuan. Setelah itu siswa pulang rumah dan guru tersebut berpindah ke titik kumpul lain. Dan 1 guru kami.tugaskan ke 10 titik kumpul per hari di lingkungan berdekatan. Jadi siswa tidak belajar sendiri tapi di bimbing guru, dan siswa berkumpul juga dengan teman-temannya. Selain itu bagi siswa yang tidak datang ke titik kumpul, ia berkewajiban datang ke sekolah mengambil materi pelajaran dan tugas-tugas yang kami siapkan secara hard copy. Tapi ada pembatasan juga seorang siswa tidak datang ke titik kumpul, maksimal 3 kali saja, selebihnya dianggap kejadian luar biasa dan orangtua serta siswa akan dipanggil untuk dikomunikasikan kendalanya. Dan dicarikan solusi.” Jelasnya panjang lebar.

Karena proses seperti ini, jelas Beny lebih lanjut, proses belajar anak tetap berjakan, dan guru tidak diam di rumah saja.

Setiap bulan diadakan rapat evaluasi terhadap perkembangan siswa dan pencapaian materi pelajaran, dan kurikulum, serta kendala yang dihadapi serta solusinya.

SMPN 6 memiliki 60 guru PNS dan honor, serta 9 ratus lebih siswa dari kelas 7, 8 dan 9.

Beny berharap agar masa sulit pandemi segera berakhir dan kondisi normal lagi, sehingga sekolah kembali dibuka lagi.

Kepada para siswa  Beny berpesan, tetap semangat, tetap belajar dengan menaati protokol kesehatan, cuci tangan, pakai masker dan jaga jarak serta banyak istirahat.

Kepada para Beny berterima kasih atas kontribusi, kerjasama dan dukungan mereka dalam menyukseskan proses pembelajaran luring dan daring. Walaupun ada banyak kekurangan, “Mari kita bergandeng tangan demi mewujudkan kecerdasan siswa yang akan menjadi tiang bangsa.” Tandas Beny.

Kepada pemerintah Beny meminta keseriusan dan kerja sama dalam menjalankan proses pendidikan, ” semua bisa dicapai karena kerjasama solid.” Uakrnya diakhir wawancara kami.■■ juli br

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *