Stop Bullying Di Lingkungan Sekolah, SMPN 1 Kota Kupang Gelar Pensi

KUPANG, TOPNewsNTT||SMPN 1 Kota Kupang menggelar penutupan Pentas Seni Semester Ganjil TA 2022/2023 berthema “Bullying” sebagai upaya stop dan anti bullying di lingkungan sekolah yang digelar di lapangan upacara SMPN 1 Kota Kupang. (Senin, 12/6).

Kegembiraan dan ansutiasme para siswa makin memeriahkan penutupan Pensi saat para pemenang dari Lomba Seni Tari dan Suara Pameran Project Profil Pelajar Pancasila menunjukkan kebolehan mereka diatas panggung diselingi atraksi seni bela diri dan yel-yel anti bullying serta seni bela diri oleh peserta lomba Pensi. Pekikan dan tawa berderai mengiringi seriap atraksi dengan back sound lagu pengiring dari sound system membuat udara ikut bergerak hangat. Ada senyum bahagia, bangga dan ceria terpancar dari wajah para guru dan siswa disana.

Pensi ini merupakan salah satu dari project Profil Pelajar Pancasila Kurikulum Merdeka Belajar yang harus dilakukan pihak sekolah yang telah diterapkan oleh SMPN 1 Kupang sejak tahun ajaran 2022,  selain Pensi dengan Thema Kewirausahaan yang sudah digelar tahun lalu. Pesertanya adalah para siswa kelas 7 dan 8.

Pentas Seni “Anti Bullying”  dilaksanakan selama dua hari (Sabtu dan Senin (10 & 12 Juni) berupa seni tari dan seni suara, yel-yel, mading, lomba poster berthema Anti Bullying dan bidamg olahraga yaknk  atraksi bela diri kempo dan pramuka.

Pada Penutupan Pensi, disertai pengumuman juara lomba, kepala SMPN 1 Kupang Yustinus Darmo,S.Pd usai penutupan kegiatan menyatakan bahwa sangat apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini.

“Ajang ini sebagai wadah mengekspose seluruh bakat terpendam mereka dan  memotivasi siswa bahwa selama tiga tahun kalian belajar dan ini dunia kalian, ini panggung mereka.” Ungkap Yustinus.

Dari Pensi Desember 2023 lalu, sebut Yustinus, panitia sudah berusaha mendaftarkan sekolah ini ke  Festival Lomba Seni Siswa Nasional dengan mendaftarkan dua mata Lomba yakni vokal dan Tari dan sudah mengirimkan dalam bentuk video.

Selain siswa, guru yang menjadi panitia juga dapat mengekspos kemampuan mereka dengan sumber daya apa yang ada.

Ad perubahan karakter yang nampak pada warga sekolah setelah 3 kali menggelar Pameran dan Pensi, ungkap Yustinus,

“Misalnya saat akan mengambil video untuk dua mata lomba seni tari dan seni suara untuk diikutkan dalam Ajang Festival Lomba Seni Siswa Nasional, kan harus menggunakan kamera dengan standar tinggi agar mengjasilkan kualitas video yang tinggi untuk dinilai oleh panitia nasional, sementara yang kami punya hanya handycam standar saja. Saya tantang guru yang jadi panitia bisa tidak menggunakan handycam, mereka jawab kita coba saja. Ini menunjukkan para guru makin punya kemauan dan keberanian mencoba walau dengan peralatan seadanya. Dan dua video sudah kami kirimkan Sabtu kemarin sambil menunggu hasilnya kami berharap bisa lolos, semoga. Dan jika lolos artinya kita ternyata mampu, baik siswa dan guru.” Ungkapnya bangga.

Dampak positif lain, sebut Yustinus, pihak sekolah sudah punya kemampuan mencicil sarpras pendukung bagi pelaksanaan Pensi kedepannya, misalnya  panggung permanen dan tenda.

“Bagi para siswa, dari animo mereka jadi peserta dan ekspresinya, rupanya siswa  merasa ada sebuah ruang untuk  mengekspose semua kemampuan mereka di bidnag seni, bela diri, mc, bakat terpendam muncul, tercipta keceriaan dari wajah mereka, keakraban dengan sesama siswa dan guru, jiwa kepemimpinan dan managemen muncul, mereka tidak punya waktu untuk melakukan kenakalan dan bullying dengan sendirinya berkurang. Siswa rajin sekolah dan sekolah jadi tempat yamg dirindukan. Walau belum semua yang mau tampil. Bakat terpendam mumcul.  Contoh pada Pensi sebelumnya mc biasanya dari kelas 9 yang sudah lulus, tapi untuk Pensi kali ini ternyata MC dari kelas 7. Artinya dengan penyelenggaraan dua Pensi sebelumnya, siswa mulai berani tampil menunjukkan kemampuan mereka. Rupanya selama ini mereka punya bakat tapi belum punya ruang. Demikian juga bapa ibu guru selama ini menginginkan ruang seperti ini. Ketiga ada kreativitas dari teman guru mulai mencicil prasarana pendukung Pensi. Misal panggung sudah permanen, tenda yang sebelumnya dipinjam sudah kami sediakan sendiri, sound system kami untuk Pensi ini kami dapat sumbangan dari stakeholder. Itu perkembangan sebagai dampak positif dari program P5 dalam dari kurikulum merdeka belajar dalam rangka mewujudkan Profil Pelajar Pancasila.” Ungkap Yustinus yang merupakan guru agama Katholik ini.

Selain itu, grafik kasus bullying juga menurun dari laporan guru BK dan wali kelas tidak muncul lagi, padahal di sekolah ini sebelumnya lumayan tinggi.

Sebelum dilakukan Pensi, melakukan sosialisasi  di kelas oleh guru BK, kesiswaan dan wali kelas sehingga siswa sudah mulai mengenal dan mengerti untuk tidak melakukan bullying.

Apalagi penerapan dalam lomba anti bullying, siswa makin mengerti dan menjauhi bullying sehingga kasus bullying makin menurun.

Yustinus menyatakan dukungan paling utama yang diharapkan adalah stakeholder terdekat dengan siswa yakni orangtua dalam mengekspresikan bakat terpendam mereka  misalnya dengan memberi ruang, waktu san materil yang terkontrol bagi siswa saat ingin ikut kegiatan di sekolah, baru stakeholder lainnya.

“Karena yang paling penting adalah orangtua. Beri anak-anak kita dukungan penuh baik ijin dan sarpras untuk mengeksplore dan mengekspos bakat mereka di wadah Pensi ini.”

Ketua Panitia Pensi, Nuryanti Banunaek menjelaskan bahwa kegiatan Pensi ini dilakukan di penghujung semester ganjil dan genap atau setahun dua kali.

Latar belakang dilakukan Pensi adalah untuk menggali bakat siswa baik di bidang seni dan olahraga termasuk  pramuka.

Tujuan Pensi supaya memotivasi siswa mengekspresikan bakat dalam diri seriap siswa. Seni suara dan tari, PBB, Pramuka dan Bela Diri.

Dan ada juga Project Pelajar Pancasila (P5) yang digelar dalam bentuk Project Festival dan Pameran antar kelas.  Juara yamg dihasilkan dari jenis lomba Mading, Yel-Yel yakni juara 1, 2, 3 itulah yang ditampilkan dalam Pensi sebagai perwujudan P5 (Profil Pelajar Pancasila) Kurikulum Merdeka Belajar.

Sejak TP 2022/2023 diakui Yanti sudah tiga kali digelar Pensi. Tahun lalu Thema Project adalah Kewirausahaan dan tahun ini adalah Anti Bulyying.

Konsep Pensi tahun ini siswa diberi materi anti bullying dan mereka diwajibkan membuat poster anti dan stop bullying dan diberi reward berupa hadiah. Poster mereka dalam bentuk 2 dan 3 dimensi. Tujuannya agar mereka mengenal, dan berhenti melakukan bullying terhadap siapapun di lingkungan sekolah, dan bahkan di luar sekolah.

Mereka berharap setelah kegiatan ini efek jera yang diberikan membuat siswa mulai berkurang dalam tindakan bullying.

Dan prestasi siswa di bisang ekskul meningkat dan ada bibit yang bisa diikutkan dalam lomba di luar sekolah.

Dan nilainya masuk ke nilai Esktra Kurikuler bagi para siswa.

Ia juga berharap ke depan ada dukungan anggaran dari pemkot Kupang bagi pelanksanaan pentas seni.

Bagi orangtua juga bisa memberi dukungan bagi anak mereka. || jbr