KUPANG, TOPNewsNTT|| “PTM (Pembelajaran Tatap Muka) Terbatas sudah dilaksanakan sejak 20 September 2021. Dan ada 28 SMP Negeri dan SWASTA SERTA 108 SD Negeri, Inpres dan Swasta du kota Kupang yang sudah melaksanakan pembelajaran Tatap Muka Terbatas. (Seperti tertuang dalam Surat Rekomendasi Kepala Dinas Pendidikan dna Kebudyaaan Kota Kupang nomor : 1555/Disdikbud 423/Dikdas/2021 tertanggal 23 September 2021).” Demikian penjelasab Kepala SMPN 15 Kupang Yusuf Ila,S.Pd kepada awak media di ruang kerjanya (Jumat, 24/09).

Dalam rekomendasi kadis tersebut disebutkan untuk jenhang SD/MI, kelas yang menjadi prioritas adalah kelas 1 seluruhnya dan kelas V seluruhnya yaitu peserta assesmen nasional sebanyak 35 orang.
Sedangkan jenjang SMP/
SMPN 15 Kupang termasuk dalam 28 SMP yang masuk dalam kriteria sesuai syarat yang ditetapkan Satgas Penanganan Covid kota Kupang dapat melaksanakan PTMT.
“SMPN 15 Kupang adalah salah satu sekolah yang sudah penuhi syarat penerapan prokes dengan baik dan benar. memiliki sarana prasarana prokes yang cukup memadai dan dapat melaksanakan prokes berjalan dengan baik.” Jelas Yusuf kalem.
Sistem pelaksaan PTMT untuk tahap pertama ini, jelas Yusuf,
“Realisasi tahap pettama PTMT ini hanya bagi kelas VII dibagi 50% total jumlah siswa kelas VII. Alasan pak kadis karena mereka baru beralih dari SD kelas 6 ke SMP dan kita tidak tahu apa mereka bisa baca tulis tidak. Karena selama kelas 5 mssuk kelas 6 sudah sekolah online apakah mereka sungguh-sungguh belajar tidak di rumah. Dan sejak tanggal 20 lalu kami menemukan memang masih ada anak yang tidak tahu baca tulis. Saya setiap hari kontrol ke kelas. Kita sudah temukan satu anak yang sejak hari pertama itu tidak bisa baca. Karena itu kami bawa ke orangtua dan bangun komunikasi dengan orangtua. Baca kebanyakan sudah bisa tapi menulis angka masih sulit. Kami bagi 2 sesi 50% per 3 hari dalam seminggu. Kelas VIi 151 orang sehingga 70an orang dan dibagi dalam 5 kelas. Kelas 8 dan 9 pada tanggal 4-7 oktobrr akan dilaksanakan asesemen berbasis komputer bagi mereka agar mampu mengoperasikan komputer, materi ujian maupun oerangkat dan program komputer (perangkat hardware dan software) agar sehingga siswa kelas 8 dan 9 dapat melaksanakan ujian dengan baik. Peserta sebanyak 50 orang yaitu kelas 9 45 orang dan kelas 8 sebanyak 5 orang. Pembimbingan dari 10-24 September 2021. Dan senin mereka akan lakukan asesmen nasional berbasis komputer. ” jelasnya.
Siswa yang sudah divaksin dalam 2 tahap yaitu pada 6 105 dan 13 September 2021 sebanyak 200 lebih yang divaksin dari 457 siswa. Dan setelah lakukan uji coba dan tinggi animo siswa mengikuti vaksin. Tersisa 100 lebih siswa belum divaksin.
Saat ini hanya 5 ruangan yang baik dan dilakukan PTMT dan 10 ruangan rusak karena diterpa seroja dan masih dalam tahap rehab, sehingga jam pelajaran hanya 6 jam pelajaran.
Respin siswa sangat antusias san positif memulai PTMT karena sudah lama online. Dan saat ditanyakan lebih senang online atau tatap muka mereka lebih suka tatap muka.
Yusuf mengatakan bahwa kendala dalam pelaksanaan PTMT, adalah interaksi sosial dan etika siswa atau karakter siswa yang berubah akibat BDR.
Saat PTM pendidikan karakter menjadi point penting juga untuk diluruskan dan dikembalikan pada jalurnya secara perlahan.
Mungkin dengan PTM normal nanti akan dapat memulihkan karakter siswa menjadi baik lagi sesuai norma agama, pancasila dan Bhineka Tunggal Ika.
Upaya pihak sekolah adalah menunjukkan teladan dari tenaga pendidik dan kepala sekolah lebih dulu.
Harus ditubjukkan lebih dulu misalnya datang lebih pagi.
Terkait intelektual siswa Yusuf komitmen membimbing mereka dengan melihat rekapan nilai agar bisa dievaluasi dan dicari solusi.
Diakhir wawancara, Yusuf yang baru menjabat selama 4 bulan sebagai kepala SMPN 15 Kupang ini mengharapkan agar semua berdoa dan berharap agar Pandemi cepat berakhir sehingga semua sektpr dapat normal berjalan, terutama sektor pendidikan.
Dalam pantauan media ini, pembelajaran tatap muka terbatas di SMPN 15 Kupang bagi siswa kelas VIi berlangsung dengan menerapkan Protokol Kesehatan ketat, yaitu mencuci tangan dengan menemoatkan ember cuci tangan, sabun dan tisue, serta jarak duduk yang berjauhan sekitar 1 meter per siswa. Setiap kelas hanya terdapat 10 siswa.
Salah satu siswa jebolan SD Batuplat Ronald mengatakan dirinya aangat sebang bisa kembali datamg belajar di sekolah. Walau dilaksanakan dengan waktu singkat dan sedikit kawan yang datang tapi intinya sudah bisa kembali bersekolah.|| juli br