Sekda.Ronda Jonas Selly : “Pasien Positif Covid-19 Hari ini Sudah dikuburkan sesuai Protab Covid-19 oleh Satgas”

0

Ba’a, Top News NTT||Demikian antara lain pernyataan kesimpulan dari hasil wawancara Topnewsntt dengan Sekretaris Satgas Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 kabupaten Rote Ndao,  yang juga menjabat Sekda.pemkab. Rote Ndao, Jonas Selly, via telepon seluler terkait insiden ada jenazah poistif Covid-19 digotong pulang paksa oleh  keluarga pada Minggu, 24/01 di RSUD Ba’a.

Ilustrasi Jwnazah Covid-19

Jonas menjelaskan bahwa  jenazah sudah di kuburkan pada Minggu, 24/01 dengan protab Covid sekitar pukul 16.00 wita, dengan dihadiri 3 orang wakil keluarga (suami dan 2 keluarga) serta kepala desa.
“Awalnya mereka mau dikuburkan dirumah, tapi saya tidak mau karena nanti kita disalahkan. Karena standar penguburan  jenazah Covid ada aturannya. Yang jelas jika terjadi pelanggaran maka masyarakat tidak akan diminta pertanggungjawabannya karena pemerintah tidak serahkan urusan ini kepada masyarakat, tapi kepada pemerintah. Maka pemerintah yang akan bertanggung jawab secara hukum. Dan semua proses sejak dari rumah sakit hingga penanganan jenazah sampai penguburan sesuai SOP Covid-19.” Jelasnya menjamin.

“Sebenarnya  almarhum dari kemarin Sabtu, 23/01 sudah dilakukan rapid antigen dan hasilnya sudah keluar positif. Dan pada saat meninggal Minggu, 24/01 dini hari 05.00 wita jelas keluarga sudah tahu hasilnya atau sudah dikasih tahu hasilnya oleh pihak rumah sakit.” Jelas Jonas menjelaskan.

“Itu alasan saja karena mereka dari rumah itu saya duga mereka mau bawa pulang karena  tidak mau dikubur oleh pihak satgas. Tahu sendiri kita punya masyarakat ini. Jadi tidak ada masalah berkenaan dengan  prosedur penetapan dan penanganan jenazah Covid ini. Jadi kita mau tutup-tutupi untuk apa? Kan penyakit ini melanda seluruh dunia. Kan harusnya kita sudah tahu kalau pasien Covid mau keluarga dekat sekalipun, kita harus jaga juga supaya penyebarannya jangan ke kita kan? Saya tidak tahu ada yang manfaatkan situasi itu, jadi sebenarnya awalnya kondusif. Tetapi ada yang datang mau dahulukan traching terhadap kontak eratnya itu, mau agar orang-orang yang kontak fisik dengan almarhumah ini dirapid dahulu. Tapi saya bilang sekarang kita urus jenazah. Karena harus dimakamkan  sesuai standar Prokes Covid-19. Tapi jawaban mereka kok orang yang sudah meninggal virus sudah ilang. Kok jawabannya seperti itu? Padahal masa inkubasi masih 7 hari kedepan, jadi orang-orang kontak erat akan kita telusuri supaya kita lakukan tes antigen.  Kok mau-maunya  saat itu juga. Tenaga kita terbatas, sementara kita sedang persiapkan kremasi jenazah, kita harus cari peti, gali lubang. Jadi saya katakan kita bukan tidak utamakan yang hidup, tapi jenazah ini kan pasien positif Covid. Akhirnya situasional ya orang gendong bawa pulang. Di Rote Ndao sudah pernah terjadi masalah ribut-ribut seperti ini. Dan ini sudah kali ketiga kejadian keluarga ribut dengan satgas karena masalah penguburan jenazah pasien covid 19.” Jelas.

“Kami dari Satgas, termasuk didalamnya Dandim, DanLanal, Kapolres, kami datangi keluarga dengan Bapak Wakil Bupati dan sampaikan bahwa jenazah Covid tidak bisa dikuburkan di rumah. Akhirnya keluarga setuju dan kami kuburkan di TPU yang sebelumnya sudah dikuburkan juga  2 jenazah Covid.” Lanjutnya.

“Kami jelaskan juga pada keluarga  seandainya ini kita biarkan dikuburkan di rumah, maka akan ada komplain dari keluarga jenazah pasien positif covid sebelumnya. Karena dianggap ada perbedaan perlakuan dengan almarhum positif yang ini. Jangan-jangan karena sekda dari orang Dengka makanya yang ini diperlakukan beda. Kita Satgas bisa kena masalah hukum jika ada jenazah pasien positif covid dikuburkan bukan di TPU khusus yang sudah disediakan pemerintah.” Ujarnya serius.

“Jadi saya sampaikan ke keluarga dan masyarakat lewat media ini bahwa dalam masa covid ini kita sampaikan pernyataan yang menyejukkan. Karena Nakes kita ini  sebagai Garda Terdepan mereka justeru sangat takut juga dengan Covid. Tapi karena mereka Garda Terdepan jadi mereka harus maju demi lakukan tugas.” Ungkapnya mengingatkan.

“Sementara di Rote Ndao ASN berduka karena beberapa ASN kita sudah kena positif Covid-19 dalam sebulan terakhir ini. Sebagian sudah sembuh dan ada lagi yang sudah positif. Karena tes rapid antigen 80% sudah positif, tinggal diswab lagi hasilnya kalau positif ya 100% positif, dan tidak diragukan lagi. Kita tidak bisa main-main dengan urusan Covid ini. Kita tidak tahu jika virus sudah ada di diri kita, hanya karena antibody kita kuat makanya belum muncul gejala. Apalagi saat ini penularan sudah transmisi lokal, bukan pelaku perjalanan lagi.” Pungkasnya prihatin.

“Khusus terhadap keluarga dan suami yang tanpa APD  gendong jenazah besok akan  dilakukan tes rapid antigen, bagi yang sudah kontak fisik selama sakit kemarin dan hari ini.” Janji Jonas.

“Kita selalu sosialisasi tentang  Protab covid 19 dan jika ada yang meninggal pemerintah sudah tetapkan TPU dan seluruh proses harus diambil alih oleh Satgas. Saya berharap agar semua masyarakat bisa taati peraturan ini dan menghargai kapasitas serta tanggung jawab pemerintah melalui Satgas Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.” Tandasnya akhiri wawancara kami.|| juli br

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *