KUPANG, TOPNewsNTT||Akhirnya dari rekaman CCTV ATM BRI Oelamasi terkuak sudah kemana perginya dana PKH Rp500.000 milik KPM Okta Rince Riwu yang awalnya dikeluhkan raib. Dari rekaman tersebut nampak KPM ybs didampingi pendamping PKH sudah mengambilnya pada 22 Januari pukul 16 : 30 : 4 detik. Hal ini diakui oleh KPM Okta R.Riwu saat melihat tayangan CCTV tersebut bahwa itu dirinya..”O ia, itu benar saya yang ambil. Ini baru saya.” Akunya.
Rekaman cctv tersebut ditayangkan pada akhir acara namun langsung menjawab pertanyan KPM Okta R.Riwu kemana uangnya pergi.
Awali pertemuan (Selasa, 10/05) yang diinisiasi oleh Pimpinan Cabang BRI Kupang Stefanus Juarto dan staff, dengan menghadirkan Keluarga Penerima Manfaat (KPM) PKH Okta Rince Riwu, Korkab Marselo Antonio Pinto, Kepala Seksi Dinsos Kabupaten Kupang Yanti Kebos pendamping PKH, Stefanus menjelaskan bahwa ia sengaja menghadirkan semua pihak terkait dengan masalah pemberitaan hilangnya uang Rp500.000 milik KPM PKH Okta Rince Riwu didepan awak media guna mendengarkan secara langsung penjelasan pengakuan KPM Okta Rimce Riwu yang sudah dipublikasi secara luas di dua media onlime dan youtube sebuah TV Swasta di NTT.
Ia berharap berita tentang hal yang dianggap kesalah pahaman ini dapat diluruskan fakta sebenarnya dan menjadi beria berimbang, setelah mendengarkan penjelasan KPM, PKH dan Dinsos dengan penjelasan pihak BRI yamg disertai bukti-bukti rekaman CCTV dan rekening koran KPM ybs.
Selain itu, ia mengatakan agar dapat menjawab pertanyaan semu wartawan terkait hal tersebut dalam pertemuan ini.

“Daripada saya melayani wartawan wawancara satu persatu, saya kumpulkan saja sekaligus menghadirkan pihak KPM, Pendamping dan korkab.PKH, Dinas Sosial Kabupaten Kupang dan kami sebagai lembaga penyalur dan wartawan. Sehingga penjelasannya jangan sepihak saja dari BRI, tapi sekaligus dari semua pihak terkait. Jadi beritanya akan berimbang.” Jelas Stefanus awali pertemuan.
“Terkait pemberitaan tersebut, jadi itu berita yang tidak pernah dikonfirmasi ke kami. Jadi saran saya kalau mau memuat berita tolong konfirmasi dulu sehingga seimbang. Kekhawatiran saya, setiap masyarakat ngomong, media langsung memberitakan sehingga jadi berita yang miring. Jadi ini yang saya anggap tidak pas. Makanya sore ini daripada hal ini berkembang terus makanya sore ini kita bertemu. Sebetulnya saya panggil pak Kadis juga (Kadissos kab.Kupang-red), tapi mungkin pak kadis ada kendala. Karena saya lihat pak kadis ada kementar juga, tapi tidak apa-apa karena ada yang mewakili. Intinya itu saya tidak ingin ada berita yang miring. Sebelumny saya belum pernah ketemu ibu kan.?” Tanya Stefanus diakhir penjelasannya kepada KPM Okta Rince Riwu. .
Terkait masalah penyaluran Dana PKH di BRI, Stefanus menjelaskan,
“Terkait bantuan PKH, kami BRI memang saat ini sedang menyalurkan beberapa jenis bantuan selain PKH, kita salurkan ada PIP, BPUM, BPTM, Kartu Tani. Kartu Tani ini yang sedang in. PKH yang duluan dan setiap tahunnya memang ada, namun masuknya tidak sekaligus setiap tahunnya. Jadi ada masuk Rp225.000, ada Rp250.000, masuknya secara bertahap. Dan setiap tahap tidak sama tergantung komponen apa gitu, saya kurang jelas nanti korkab jelaskan. Yang saya tahu 2021 belum masuk. ” Jelas Juarto.
Korkab PKH menjelaskan bahwa besaran dana PKH tiap keluarga penerima memang tidak sama karena tergantung komponen pendidikan yang dibiayai di dalam setiap KPM.
“Jadi tahap 1 2021 sudah masuk ke rekening pada 22 Januari 2021. Namun tahap 2 masih belum masuk karena berdasarkan instruksi Mensos ibu Risma, semua penerima Bansos, baik itu penerima PKH, BST, BPUM, NIKnya harus padan dengan data Dukcapil. Karena itu dilakukan perbaikan dan pemadanan data, NIK penerima bantuan harus padan dengan NIK Kemendagri. Setelah padan maka bisa tahap 2nya masuk. Dan setelah perbaikan NIK penerima, khusus penerima PKH kabupaten Kupang dari 7.000 NIK Invalid, setelah dilakukan perbaikan oleh pendamping PKH san konsolidasi dengan Dispenduk tersisa 621 termasuk mama Rince saya yakin tahap 1 2021 sudah masuk.” Jelas Korkab.
“Jadi dana PKH tahan 1 2021 sudah masuk pada 5 Januari 2021 masuk Rp225 ribu. Kembali ke pokok permasalahan itu, mama Okta Rince mengaku belum mengambil dan setelah kami cek dari printout rekening koran dan rekaman cctv ada bu Rince sendiri yang sudah mengambil. Rekaman rekening koran dari 2020 ada dana uang masuk langsung ditarik. Dan pada 5 Januari masuk Rp225.000 tapi diambil Rp200.000 tersisa Rp50.000 dari sisa saldo 67 ribu (karena ada penambahan dari sisa saldo sebelumnya dari tahapan akhir 2020), sehingga saldo saat ini sisa 17 ribu lebih. Jadi ada dua transaksi pada Januari 2021. Ada rekaman cctv ibu pakai pakaian apa, dompet seperti apa juga ada semua dalam rekaman cctv. Mungkin ketika ibu sampaikan pendapat kemarin mungkin lupa sudah menerim. Jadi ibu menyatakan ia memegang kartu atm dan buku rekening. Cara pengambilan dana PKH bisa dengan dua cara yaitu dengan buku ke teller dan dengan kartu ATM atau di agen brilink. Kalau di agen BRILink tidak ada cctv. Kebetulan ibu ini ambil di mesin ATM ada cctvnya maka terekam dengan baik. Dalam rekam cctv di atm BRI Camplong ibu sudah ambil didampingi pendamping. Saya yakin setiap KPM selalu didampingi baik saat menerima Buku Rekening dan Kartu ATM. Bahkan pada saat mengambil juga didampingi pendamping PKH. Jadi kalau ada yang mengatakan tidak menerima, saya yakin tidak mungkin.” Jelas Juarto.
“Kepada teman-teman wartawan saya minta kalau ada mendengar berita seperti ini, langsung konfirm ke saya atau petugas BRI sehinggg kita bisa telusuri kebenarannya. Nah ini kan kemarin tanpa konfirmasi langsung ditayangkan, bahkan masuk Youtube, saya udah lihat tayangannya. Ini sangat saya sayangkan, karena tanpa konfirmasi berita sudah ditayangkan. Saya ingin tanggapan ibu apakah tidak peenah menerima?” Tandasnya Juarto diakhiri pertanyaan ke Ibu Okta Rince Riwu.
“Kalau tahap 1 itu benar saya sudah ambil. Tapi saya hanya ingin meminta penjelasan Rp500.000 ribu itu. Saya tidak menuduh siapa-siapa. Saya hanya ingin tahu saja tentang uang Rp500.000. Buku rekening ini saya terima 2016 dan sempat hilang dan baru dicetak lagi di 2020. Saya hanya minta penjelasan Rp.500.000 ini kemana?” Tanya Okta.
“Jadi buku yang dicetak ulang ini pada saat dicetak belum ada cetakan saldo, karena belum divalidasi. Dan oleh bank saat cetak catatan transaksi dikompres 3 transaksi terakhir sehingga nampak ada uang masuk dan keluar disatukan sekaligus dalam 1 transaksi saja. Jadi cetakan uang masuk Rp550 itu adalah hasil kompres atau kumpulan atau ringkasan catatan 2 transaksi terakhir mama. Karena kalau dicetak semua, habis buku ini, maka pihak bank hanya mengkompers atau meringkas transaksi terakhir. Jadi catatan uang masuk disatukan sehinggga kelihatan disini uang masuk 550, lalu diambil 500, padahal itu dari dua tahapan uang masuk dan dua tahapan pengambilan. Dan sisanya Rp50.000 diambil juga kan? Intinya adalah saldo terakhir Rp.17 ribu lebih. Benarkan? (Yang diakui Ibu Okta Rince Riwu benar.). Jadi tidak ada uang yang hilang. Karena ibu sudah mengambilnya. Ada pada rekening koran ini dan rekaman CCTV.” Jelas Stefanus kepada bu Okta, yang diakuinya sudah diambil.
“Jadi tahun 2021 baru masuk satu kali di Januari 225 ribu dan diambil pada 22 Januari 2021. Seharusnya sisa 25 ribu saja, tapi saldo jadi 67 ribu lebih karena ada saldo dari 2020 sehingga saldo bisa diambil Rp50 ribu sehingga sisa saldo saat ini Rp17 ribu rupiah. Pencatatan 550 itu ada dua kali masuk 250 dan 225 ribu sehingga ada tercatat saldo uang masuk 550 ribu.
Korkab menjelaskan,
“Bantuan PKH itu setahun diberikan dalam 4 tahap atau setiap 3 bulan masuk ke rekening KPM. Sedangkan besaran dana PKH bervariasi untuk setiap KPM tergantung berapa banyak komponen pendidikan yang ada di masing-masing RT. Untuk siswa SD 900.000, SMP 1.500.000 dan untuk SMA 2.000.000 (pertahun). Bantuan dana PKH jugs ditujukan bagi komponen anak balita, ibu hamil dan menyusui yang juga dibayarkan dalam 4 tahapan selama setahun. Dan khusus untuk mama Okta Rince Riwu ini hanya satu komponen pendidikan yaitu 1 sisswa SD sehingga mama Rince menerima Rp900.000 pertahun yang dibayarkan dalam 4 tahapan yaitu Rp225.000 pertahap. Dan di 2021 masuk tahap 1 sebesar Rp225.000 dan sudah diambil.” Jelas Korkab..
Diakhir pertemuan, Stefanus mengakui bahwa masih banyak hal dari aturan dan administrasi bank belum diketahui masyarakat, sehingga saat ini BRI sudah siapkan Pojok Mantri Desa BRI untuk dekatkan pelayanan BRI sampai ke desa-desa di Kantor Desa terutama, sehingga masyarakat bisa peroleh imformasi sejelas-jelasnya. Ada nomor telepon dan juga petugas BRI
“Kita semua intinya melayani maka marilah kita sama-sama melayani, demikian juga teman-teman pers, marilah kita melayani dengan cara yang baik dan benar.” Ajak Stefanus diakhir penjelasannya
Kasie Dinsos Yanti Kebos, menyatakan sangat menyanyangkan masalah ini harus sampai Kadis Sosial dan Pinca BRI, karena menurutnya hal ini bisa dimintai bantuan pendamping dan korkab PKH untuk menanyakan ke BRI Oelamasi. Jadi ke depan jika terjadi kesalahpahaman seperti ini bisa ditanyakan ke pendamping untuk ke BRI Cabang Oelamasi.
Ibu Okta Riwu menyatakan ada upaya ke BRI Oelamasi bersama pendamping untuk ambil rekening koran tapi katena sinyal tidak ada sehingga belum bisa dicetak.|| juli br