Prinsip Managemen I Nengah Aditanaya,S.Pd. M.M pimpin SMKN 1 Kupang : “Transparan, Pelayanan Tercepat dan Terbaik”
KUPANG, TOP News NTT■■ Itulah komitmen dan prinsip kepemimpinan I Nengah Aditanaya,S.Pd. M.M, Kepala SMKN 1 Kupang yang baru, dalam menahkodai lembaga pendidikan kejuruan negeri yang menjadi kebanggaan warga Kota Kupang yang sudah hasilkan ratusan ribu lulusan yang sudah menjadi tenaga kerja baik swasta, negeri dan ikut berkontribusi dalam pembangunan ekonomi di NTT.
Dalam bincang santai kami di ruang kerjanya, Aditanaya memaparkan sakaligus menegaskan seperti apa prinsip managemen dan komitmenya dalam memimpin dan memajukan SMKN 1 Kupang.
Guru Matematika berstatus PNS yang sudah mengabdi selama 28 tahun ini menegaskan walau dirinya diberi tanggung jawab sebagai kepala sekolah disaat kondisi pandemi yang awalnya dirasakan sebagai sebuah beban berat, namun tetap diterimanya sebagai sebuah tantangan bagaimana menghasilkan sebuah kualitas pendidikan dari tengah kondisi serba terbatas bahkan minimalis.
“Saya meminta input dan dukungan dewan guru dan staf dalam rapat bersama. Semua ide, usul saran saya jadikan sebuah standar penyusunan strategi pelaksanaan semua program kerja sekolah.” Tandasnya.
Aditanaya menegaskan dirinya menganut sistem transparansi dalam segala pelaksanaan tugas, dalam pembagian tugas, terutama tentang sumber keuangan sekolah, iuran komite dan penyusunan RAPS Dana BOS dipaparkan secara transparan termasuk dalam penggunaannya dibicarakan dalam rapat dewan guru.
“Saya selalu dalam segala hal saya mau transparan. Tentang pemasukan sekolah dari dana BOS dan Iuran Komite.” Ujarnya.
“Komitmen pelayanan saya minta tidak boleh lebih dari 15 menit jika memungkinkan. Artinya jangan menunda sampai besok jika tergantung dari kita dan punya waktu. Intinya kalau bisa dipermudah dan dipercepat, mengapa dipersulit dan diperlambat, pelayanan harus terbaik. Lakukan segala tugas sesuai kapasitas dan kewenangan, jangan melalukan sesutau yang berhubungan dengan masalah hukum. Kalau bisa, prinsip saga beri pelayanan bagi semua orang karena hidup hanya satu kali. Karena pasti perbuatan baik kita akan dibalas Tuhan lewat orang dan caranya yang rahasia, Tuhan akan menyiapkan semua. Selama membantu dengan kewenangan, tidak melebihi kewenangan, dan memungkinkan dilakukan dan terutama tidak salahi hukum, maka lakukanlah segera.” Tandasnya tegas.
Kurikulum pembelajaran darurat berupa daring dan luring sudah dimulai sejak mulai 3 Agustus 2020. Dan saat ini sudah masuk September – Oktober 2020 bahkan sudah melaksanakan Penilaian Tengah Semester (Ujian Tengah Semester), dan se UTS sudah dijadwalkan khusus, tidak lagi sesuai roster agar anak-anak tidak terbebani dalam kondisi pandemi. Dan berlangsung pararel untuk semua tingkatan pslajadan yang sama UTS untuk pelajaran umum, sedangkan untuk pelajaran kejuruan dilakukan sesuai jurusan.
Proses pembelajaran menggunakan Googgle Class Room juga media lain dan sesuai roster. “Karena pandemi maka tidak berlangsung full, untuk satu pelajaran hanya 4 jam. Dan guru akan menjalankan sesuai roster. Media bisa bervariasi ada googgle class room, wa, power point, vidio, zoom, materi pdf dll tergantung gurunya mau pakai media apa.” Jelasnya.
Dan laporan pembelajaran daring setiap bulan rutin dikirimkan ke Bidang Dikmen.
“Rencana kami pada Desember nanti, jika pandemi belum berakhir maka ujian semester rencananya akan dilakukan secara online di sekolah, tapi kita akan lihat nanti kondisi perkembangan penyebaran virus. Karena KBM tatap muka harus dilakukan pada wilayah zona hijau dan dengan perserujuan gugus tugas dan orangtua jika berpatokan pada SKB 4 menteri. Apalagi SMKN 1 Kupang yang jumlah siswanya sebanyak 2.300.000 anak. Pembelajaran daring yang rencananya akan kami mulai di Agustus 2020 kemarin batal karena zona merah melanda Kupang.” Jelasnya Aditanaya.
Saat ini , lanjut Aditanaya menjelaskan, sebanyak 789 siswa kelas XII sedang Magang di DUDI (Dunia Kerja).
“Kami bersyukur DUDI mau membuka diri menerima siswa kelas XII kami untuk magang walau ditengah pandemi. Kami juga berterima kasih kepada para orangtua siswa yang membantu mencarikan tempat magang. Siswa akan belajar bekerja di DUDI sejak Agustus – November 2020 (4 bulan).” Jelas Adi.
“Berdasarkan SKB 4 Menteri walau di zona hijaupun, penerapan KBM Luring saja harus ada ijin orangtua, dinas, dan satgas, serta mengisi lembar data pada dapodik, dan sarpras protokol kesehatan mendukung, dan pembagian siswa harus 50% setiap satu kelas. Di Oktober 2020 kota Kupang sekarang masuk zona merah, sehingga tidak mungkin lagi dijalankan KBM Luring.” Tandasnya.
Aditayana sebelumnya adalah wakasek kurikulum ini menyatakan walau ada perubahan dalam sistem KBM, dari luring ke daring, sebenarnya tidak membuat pembedaan dan menjadi standart berkaulitas atau tidaknya seorang lulusan. Karena, walaupun tatap muka dengan penjelasan langsung guru, jika siswa tidak menyimak, atau menyimak tapi tidak mampu mengerti ilmu yang diberikan, maka sia-sia saja KBM Tatap Muka. Namun jika KBM Daring siswa memiliki keseriusan dan tanggung jawab serta kedisiplinan yang tinggi mengikuti dan mampu menyerap dengan baik walau tidak diawasi langsung oleh guru, maka kualitas siswa bagua. Jadi semua bergantung kepada komitmen dan prinsip siswa, mau tidak sukses, pintar, berkulitas dan kompeten didunia kerja. Kita harus bisa memotivasi semua pihak terutama siswa bahwa kepintaran, kesuksesan, kompetensi ada dalam penentuan mereka, sekolah dan orangtua hanya menolong mewujudkan dengan semua aspek pendukung.” Tandasnya berpendapat.
Prinsip dan komitemen sekolah dan dewan guru adalah menggunakan semua sumber daya yang ada pada mereka lewat kurikulum, sistem dan anggaran untuk menyajikan sebuah formula pendidikan yang mampu menjadi jembatan bagi siswa memperoleh hak mereka dibidang pendidikan dengan pemenuhan 8 standar pendidikan normatif di Indonesia.
Namun dampak positif dengan adanya Covid, ungkap Aditanaya, dan semua harus laksanakan KBM daring, bagi semua komponen baik guru, siswa dan orangtua adalah belajar ITE.
“Semua dituntut mampu melakukan yang terbaik demi, terutama ITE, demi pencapaian hasil terbaik bagi siswa.” Jelasnya.
Dalam kurikulum darurat pandemi, memang ada dilakukan beberapa sesuai kebutuhan siswa nanti di dunia kerja. Yaitu pemberian materi pelajaran hanya dikhususkan pada materi esensisial saja tapi dengan tetap mengutamakan kulaitas. “Misalnya dari 4 KD untuk satu mata pelajaran, dipangkas menjadi 2 KD, dari 45 menit dijadikan 25 menit saja. Materi yang diberikan adalah benar-benar pelajaran yang benar-benar esensial dan diserap di DUDI, yang tidak esensial dihilangkan saja.” Pungkasnya.
Dukungan sekolah terhadap siswa untuk mengakses pembelajaran daring selama Pandemi, ujarnya lagi,
“Pada September 2020 sekolah sudah memberi subsidi uang pulsa Rp.50.000 bagi siswa dan Rp100.000 bagi para guru. Sedangkan dukungan Kemendiknas RI yaitu dengan menjalin kerjasama dengan XL dan Telkomsel (30 Giga)dalam penyediaan pulsa data dan Sim Card Baru baik bagi siswa dan guru.” Pungkasnya.
Selain itu ada sikap wali kelas juga pro-aktif menjelaskan ke orangtua dan siswa bagaimana mengakses semua pelajaran lewat berbagai media ITE.
“Efek positif lain dengan adanya pandemi adalah orang masuk dalam budaya sehat mencuci tangan, tidak kontak fisik, pakai masker dan tidak berdesakan atau jaga jarak. Walau ada beberapa tradisi yang harus hilang seperti Cium Hidung, jabat tangan, kumpul keluarga saat akan menikah dan meninggal. Namun semoga tidak akan berlangsung lama.” Imbuhnya tersenyum.
Hal negatif dari Pandemi yang harus jadi catatan pemerintah adalah penetapan Satgas atas status orang meninggal di rumah sakit, dikaitkan dengan Covid yang dinilai terburu sebelum keluar hasil lab khusus pemeriksaan Covif-19. “Kondisi ini menimbulkan sebuah shock bagi masyarakat.” Tandasnya mengingatkan.
“Sebaiknya pantauan Satgas lebih serius dan intens serta tegas (jika ingin putus rantai penyebaran) adalah terhadap orang bepergian keluar NTT.
“Bahwa mereka harus diperiksa dan dipantau, pasyikan mereka lakukan isolasi diri mandiri maupun di rumah sakit agar jangan mereka datang dan menjadi kluster baru. Pemerintah NTT lewat Satgas Gugus tugas harus lebih ketat, intens dan proaktif pengawasan terhadap orang yang lakukan perjalanan keluar NTT, pantau kemana, priksa, isolasi diri.” Anjurnya.
“Karena kota Kupang masih zona merah dan masih belajar daring, tapi kita semua berharpa san doakan agar kondisi dapat pulih, pandemi berakhir dan bisa normal kembali semuanya.” Ujarnya berharap.
Kepada para siswa, Aditanaya berpeaan : “Ikuti semua aturan KBM daring dengan benar dan taat dan semangat belajar saja intinya. Orangtua bisa tetap membantu siswa dengan semua usahanya yang bisa dilakukan, mari kerjasama dengan sekolah demi menyajikan yang terbaik dan menghasilkan siswa yang berkualitas dan berkompetensi.”
Terkait dukungan pemerintah daerah, menurut Aditanaya, jika mengacu pada regulasi yang ada dan kondisi PAD dalam masa Pandemi ini,
“Pemda NTT dan Pusat sudah berupaya memberi yang terbaik, tinggal kita sebagai sekolah maksimalkan saja semua dengan tujuan demi menghasilkan output sekolah yang siap pakai di dunia kerja, dan siswa serta orangtua mendukungnya. 3 komponen ini : sekolah, siswa dan orangtua ikut menentukan seperti apa output sekolah (siswa).” Tandasnya mengingatkan.
Memang diakui bahwa pada sekolah masih ada kekurangan dibeberapa aspek untuk mencapai 8 standar ideal sekolah.
“Namun semua harus disikapi dengan bijak, bahwa kerja-kerja positif dan konstruktif jangan berhenti hanya karena kondisi yang ninimal.” Tandasnya menyemangati.
Untuk 2020 tidak akan ada ujian nasional, akan dilakukan AKM semacam ujian kompetensi, yang soalnya tidak dipisahkan dalam masing-masing pelajaran, tapi dicampurkan dalam sebuah format pertanyaan yang dimulai dari ilmu dasar dan berkembang ke pertanyaan umum yang termaktub semua inti pelajaran.
“Mirip seperti soal ujian PNS, tidak ada pertanyaan pelajaran khusus yang akan diuji. Pertanyaan dimulai dari penguasaan materi, tingkat kreatifitas diselaraskan dalam sesuai kebutuhan dunia kerja, karakter jujur, tanggung jawab etika, kerja sama dan sebagainya. Muatan pertanyaan adalah yang membutuhkan penalaran dalam kontekstual penerapan di dunia kerja nantinya.” Jelasnya.
Siswa yang dinyatakan lulus akan diberikan semacam ijasah atau sertifikat pengakuan lulus dan kompetensi untuk memudahkan mereka mencari kerja dan menentukan ke perguruan tinggi mana dia akan melanjutkan.
“Inti dari Ujian AKM ini terhadap siswa diharapkan akan ada keseimbangan antara nilai intelektual, etika/karakter dan keterampilan. Semua komponen ini yang akan dinilai, dan akan menjadi acuan kualitas lulusan di dunia kerja. Prinsipnya, biar tidak terlalu pintar dan keterampilan tidak ada atau belum memadai, intinya karakter, mental, sikap dan etika bagus, maka kepintaran (intelektual) dan keterampilan bisa diisi.” Ulasnya menjelaskan. ■■ juli br