Prediksi BI NTT : Vaksinasi Covid-19, Faktor Pendorong Perbaikan Pertumbuhan Ekonomi NTT Triwulan I 2021

0

 

“Diperkirakan pertumbuhan ekonomi NTT 2021 yang akan mengalami perbaikan, salah satu faktor pendorong adalah adanya vaksinasi yang sudah dilaksanakan sejak awal tahun 2021,  yang diharapkan mampu memulihkan aktivitas ekonomi masyarakat. ” lanjut Herry.

NTT, TOPNewsNTT||Bank Indonesia kembali menggelar Pers Conference terkait Perkembangan Terkini Ekonomi dan Keuangan NTT serta Kesiapan Kebutuhan Uang  Bagi Perbankkan dan Masyarakat di Wilayah NTT pada  periode  Ramadhan dan  Hari Raya Idul Fitri tahun 2021 yang digelar di Caffe Kopi Petir, Oebobo (Senin, 12/04).

Hadir sebagai nara sumber Kepala BI Kpa NTT I Nyoman Aryawan Atmaja, Hery Catur Wibowo – Deputi Kepala Perwakilan (Tim Perumusan dan Implementasi KEKDA) dan Daniel Agus Prasetyo – Deputi Kepala Perwakilan (Tim Implementasi SP, PUR dan MI).

Kepala BI Kpa NTT I Nyoman Aryawan Atmaja

“Pandemi Covid-19 yang masih berlangsung, berdampak pada terbatasnya pertumbuhan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Timur.” Ujar Nyoman Awali pers conference.

“Perekonomian NTT 2021 akan membaik. Tapi dengan adanya badai siklon dan  banjir badang, maka  akan berpotensi menahan laju pertumbuhan ekonomi kita. Kita akan lakukan beberapa langkah assesment ulang terkait pertumbuhan  laju inflasi di NTT.” Jelas Nyoman.

“Dari stabilitas sistem keuangan kita sudah membaik, transaksi keuangan kita juga meningkat, uang tunai dan non-tunai kita juga. Itu gambaran Triwulan I laju pertumbuhan ekonomi NTT 2021.” Jelas Nyoman.

“Untuk menghadapi Idul Fitri, BI siap memberikan layanan kepada masyarakat dan juga perbankkan baik dalam jumlah dan nominal dan transaksi uang yang dibutuhkan masyarakat.” Tegasnya menjamin.

“Ada beberapa hal yang harus diperhatikan jelang Idul Fitri yaitu agar masyrakat yang membutuhkan uang pecahan agar menukarkan uangnya di BI dan lembaga pembankkan lain. Kami akan menyiapkan dan berkoordinasi dengan perbankkan. Masyarakatt jangan kuatir, karena BI siapkan uang tunai. Jangan menukarkan uang selain di perbankkan karena akan ada potensi fee dan uang palsu.” Tegas Nyoman mengingatkan.

“Terkait badai siklon seroja, perbankkan di NTT sudah siap melayabi. Jadi masyarakat jangan kuatir, atm yang tidak ada listrik. Karena perbankkan akan siapkan genset. Intinya BI dan perbankkan siap melayani masyarakat selama Idul Fitri dan pasca badai.” Ujar Nyoman menjamin.

Sedangkan Hery Catur Wibowo – Deputi Kepala Perwakilan (Tim Perumusan dan Implementasi KEKDA) menjelaskan,

“Secara keseluruhan, perekonomian Provinsi NTT pada tahun 2020 mengalami kontraksi 0,83% (ctc), lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2019 yang tumbuh 5,24% (ctc). Kontraksi pertumbuhan ekonomi pada tahun 2020 akibat pandemi covid yang berdampak pada melambatnya permintaan domestik seiring kebijakan physical distancing dan pembatasan aktivitas masyarakat Prov. NTT untuk mencegah penyebaran pandemi COVID-19. ” lanjut Hery.

“Diperkirakan pertumbuhan ekonomi NTT 2021 yang akan mengalami perbaikan, salah satu faktor pendorong adalah adanya vaksinasi yang sudah dilaksanakan sejak awal tahun 2021,  yang diharapkan mampu memulihkan aktivitas ekonomi masyarakat. ” lanjut Herry.

Dari sisi Lapangan Usaha, Lanjutnya, “Perbaikan diprakirakan didorong oleh LU Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan seiring meningkatnya target produksi komoditas unggulan di NTT seperti padi, jagung, mete, kopi, dan peternakan. Meningkatnya anggaran pemerintah baik yang bersumber dari APBN dan APBD di Provinsi NTT serta pembangunan PSN yang berlanjut di tahun 2021, diprakirakan akan mendorong LU Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib, serta LU Konstruksi.” Jelas Hery.

“Pada Triwulan I 2021, kinerja perekonomian Prov. NTT diprakirakan membaik seiring berlanjutnya tatanan normal baru. Dari sisi pengeluaran, perbaikan permintaan domestik diprakirakan terus berlanjut, ditopang oleh konsumsi rumah tangga yang didukung oleh perpanjangan stimulus Pemerintah dan juga perbaikan investasi seiring berlanjutnya pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN) serta meningkatnya confidence pelaku usaha berpotensi mendorong perbaikan kinerja investasi. Dari sisi Lapangan Usaha, perbaikan kinerja ekonomi Provinsi NTT pada triwulan I 2021 diprakirakan didorong oleh LU Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan, LU Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib, serta LU Konstruksi.” Ungkap Hery.

“Badai siklon tropis seroja yang mengakibatkan terjadinya bencana hidrometeorologi di beberapa wilayah di sejumlah kabupaten/kota di Prov. NTT, berpotensi menjadi faktor penahan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2021. Lebih lanjut, kami akan melakukan asesmen lebih mendalam untuk mengetahui dampak bencana terhadap perekenomian di NTT, setelah mendapatkan data dan informasi antara lain luas panen, peternakan dan infrastruktur yang terdampak bencana.” Jels Hery.

Sementara itu, perkembangan sistem keuangan pada Februari 2021 membaik, yang tercermin dari DPK, tumbuh 1,94% (yoy), meningkat dari bulan sebelumnya yang tumbuh 0,99% (yoy). Di sisi lain, kredit tumbuh sebesar 4,10% (yoy) sedikit melambat dari bulan sebelumnya yang mampu tumbuh 4,32% (yoy). Berdasarkan penggunaannya, kredit di NTT didominasi oleh kredit konsumsi dengan pangsa kredit sebesar 60% dan kredit produktif sebesar 40%. Kredit produktif (usaha) di NTT sebagian besar (62%) disalurkan ke sektor perdagangan berupa kredit UMKM.

Restrukturisasi kredit akibat COVID-19 di Provinsi NTT tercatat sebesar Rp4,7 triliun dari 59.574 debitur pada Maret 2021. Mayoritas restrukturisasi kredit dilakukan oleh pelaku usaha di sektor perdagangan dengan kontribusi sebesar 65,1% terhadap total restrukturisasi kredit. Disamping itu, risiko kredit usaha tercatat masih tinggi, tercermin dari Loan-at-risk kredit modal kerja dan investasi yang melonjak sejak pandemi COVID-19 ke level 34,69% dan 58,93%. Bila dilihat berdasarkan sektor, tingkat risiko kredit di sektor akmamin, perdagangan, dan konstruksi masih berada pada level yang tinggi diatas 30%.

Aktivitas perekonomian di Prov. NTT didukung kelancaran transaksi keuangan baik tunai maupun non tunai. Perkembangan sistem pembayaran melalui transaksi tunai di KPw BI NTT sampai dengan Triwulan I 2021 mengalami net inflow sebesar Rp3,10 triliun. Nominal transaksi RTGS sempat mengalami kontraksi pada triwulan IV 2020, namun kembali tumbuh pada Tw. I 2021 mencapai 85,21% (yoy). Disamping itu, transaksi kliring juga mengalami pertumbuhan sebesar 31,96% pada awal tahun 2021, meningkat dibandingkan dengan Triwulan IV 2020 yang terkontraksi sebesar 3,77%. Jumlah merchant QRIS di Provinsi NTT juga terus berkembang, dengan jumlah mencapai 33,73 ribu merchant di Maret 2021.|| juli br

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *