Pj.Wali Kota Sebut Konsep “Flobamora” Festival Seni dan Budaya Kelurahan Liliba : “Berkelas dan Luar Biasa”

LILIBA-KUPANG, TOPNewsNTT|| Kelurahan Liliba menggelar event Seni dan Budaya bertajuk “Flobamora” karena masyarakatnya yang multi ernik (Senin, 14/8).

Event yang berlangsung di Lapangan Sabaat kelurahan Liliba, kecamatan Kelapa Lima ini berlangsung meriah dengan kehadiran puluhan UMKM dan ibu-ibu dari 6 RW yang menyajikan pangan yang sudah dinilai oleh tim juri psda lomba pangan lokal beberapa hari sebelum Festival.

Penjabat Wali Kota Kupang George M.Hadjoh yang tampil menggunakan pakian tradisional tenun ikat Kabupaten Alor memuji Festival kelurahan Liliba sebagai Festival “Berkelas dan Luar Biasa.”

“Saya sudah keliling dari kelurahan ke lurahan dan jujur Festival di kelurahan Liliba berkelas dan luar biasa. Tadi saat datang dari sana masuk ke lapangan ini hati saya benar-benar bangga dan terharu sampai saya mau menangis karena melihat lapangan ini penuh oleh UMKM di tenda-tenda dan semua yang hadir menggunakan tenun ikat NTT. Kemajuan teknologi begitu cepat. Kalau budaya kita tidak didorong sama kuat, maka bisa jadi anak-anak kita akan kehilangan identitas budaya. Maka event kelurahan  tahun 2023 menjadi event kebangkitan bagi kota kupang yang menunjukkan sebagai miniatur indonesia tetapi kekayaan kebudayaan NTT bisa disaksikan dan dinikmati di kota Kupang dan hari ini event kelurahan Liliba Berkelas dan mantap.” Puji Pj.Wali Kota dengan lantang.

Alasannya, “karena Event di kelurahan Liliba menunjukkan bahwa kita sudah merdeka dan harus didesain agar masyarakat merasakan bahwa sekarang dia sudah merdeka dan tinggal diisi dengan kerja keras bersama Tuhan membuat kesejahteraan di kota dan provinsi ini.” Tandas Penjabat Wali Kota.

Usai mencicipi semua jenis kuliner di 6 meja yang disediakan oleh mama-mama peserta lomba pangan lokal yang mewakili 6 RW di kelurahan Liliba, Penjabat Wali Kota sekali lagi memuji rasa dan ragam kuliner pangan lokal yang masak oleh ibu-ibu dari 6 rw tersebut sebagai “kuliner yang luar biasa.”

Dari festival hari ini dan juga di 51 kelurahan di kota Kupang, Penjabat Wali Kota berharap akan muncul dampak positif baik secara ekomomi maupun seni dan budaya,

“Kita berharap akan ada pertumbuhan ekonomi yang luar biasa lewat event seni dan budaya di 51 kelurahan, seperti pesan gubernur NTT agar membangun ekonomi masyarakat itu harus dari dasar dan itu adalah dari  kelurahan. Dengan lomba kuliner pangan lokal di kelurahan Liliba yang luar biasa baik ragam dan rasa, maka setiap tanggal 14 sampai 18 akan jadi kalender event budaya tetap dan hal-hal  yang membangun akselerasi pembangunan di kelurahan Liliba, maka setiap tanggal 14-18 seluruh orang dari mana saja akan pulang di tanggal ini untuk menikmati seni, budaya, kuliner dan potensi-potensi kita di kota Kupang. Itu yang gubernur selalu bilang : “jangan berpikir kita miskin, karena kita kaya dan kekayaan itu harus dikelola melalui kecerdasan, keberanian dan kepedulian. Maka hearth, thing and God harus berjalan bersama-sama untuk akselearasi tahunan.” Tegasnya.

Sementara Lurah Liliba, Victor Makoni,S.Sos mengatakan event seperti ini sudah berjalam sejak 2019 sejak ia menjabat lurah dalam rangka perayaan HUT RI.

“Pada tahun 2019 kami menggelar event di rt 31 dan  berhasil, lalu pada tahun 2020 dan 2021 covid sehingga dipending, tahun 2022 kami gelar di rt 41 dan berhasil dan tahun  2023 ini yang ketiga kalinya di lapangan jalam Sabaat RT ini. Jadi sudah jadi event tahunan dan dengan jenis kegiatan berbeda tentunya. Pada tahun 2019  di rt 31 kami gelar lomba Ja’i antar rt dan rw, tahun 2022 di rt 41 kita gelar upacara bendera dan tahun 2023 ini di sini Festival Seni dan Budaya dalam konsep “Flobamora” tapi dengan Ja’i Bersama karena di kelurahan Liliba Multi etnik atau Flobamorata. Tidak ada satupun yang mendominasi sehingga kita pakai konsep Flobamora atau multi etnis.” Jelas Lurah Victor.

Karena konsep Flobamora itu maka lomba-lomba yang digelar bersifat nasional seperti pidato yang menurutnya  dilaksanakan sesuai perintah dari pimpinan teratas bahwa bahasa Inggris harus dipelajari dari tingkat SD.

“Sebagai buktinya di panggung dalam lomba pidato bahasa Inggris yang diikuti oleh 52 RT dan 16 RW. Lalu ada Lomba pangan lokal tadi kami gelar dengan menyerahkan menu pada ibu-ibu setiap rw dengan modal Rp150 rb dengan menu makan pagi, siang dan malam. Dengan menu yang disajikan tadi berarti kita jadi tahu mama-mama kita pintar masak. Dengan adanya lomba dan dapat juara maka jika ada lomba ditingkat yang lebih tinggi maka mereka bisa diikutkan karena lezat dan dengan tampilan indah.” Jelasnya bangga.

Event seni dan budaya di kelurahan Liliba akan di gelar selama 4 hari (15-18 Agustus) dan pada penutupan akan diumumkan pemenang dan pemberiam hadiah.

“Kami gelar selama 4 hari dengan tujuan agar UMKM punya waktu menjajakan kreasi mereka sehingga ada pergerakan ekonomi di sini selama lomba. Besok lapangan ini akan penuh dengan tenda-tenda UMKM yang benar-benar berasal dari kelurahan Liliba saja. Dari luar kelurahan akan kami larang masuk.” Jelasnya

Dari event yang berlangsung di kelurahan Liliba ini berdampak sangat baik. Antara lain kreativitas masyarakat benar-benar muncul seperti hasil pangan tadi yang lezat dan bagus tampilannya menunjukkan bahwa mama-mama ternyata pintar masak, kedua tentu perputaran uang mulai berjalan.

Ketua panitia festival dalam laporannya menjelaskan Festival Seni dan Budaya Lurah Liliba tahun 2023 lokasi dan panitia adalah dari warga RT. 10 dan RT. 36.

Acara pembukaan ini hanya awal dari serangkaian kegiatan menarik, termasuk upacara peringatan kemerdekaan, lomba-lomba yang akan berlangsung dalam beberapa hari mendatang, serta diakhiri dengan kegiatan bhakti sosial Donor Darah.

Ada 8 mata lomba  yang akan digelar dan diikuti oleh seluruh warga Kelurahan Liliba  dari seluruh RT/RW sekelurahan Liliba adalah :

1. Lomba Kebersihan Lingkungan (seluruh RT), Lomba Pangan Lokal yang diikuti 12 RT,

2. Lomba Pembacaan Teks Pancasila, Proklamasi dan UUD 1945 (11 RT/25 peserta).

3. Lomba Pidato Bahasa Inggris (12 RT/25 peserta);

4. Lomba Fashion Pakaian Daur Ulang (11 RT/26 peserta);

5. Lomba Line Dance (12 RT/15 tim); Lomba Tarik Tambang Putri (15 RT dan Pegawai
Kelurahan Liliba/ 16 Tim);

6. Lomba Tarik Tambang Putra ((15 RT dan Pegawai Kelurahan Liliba/ 16 Tim):

7. Lomba Sepeda Lambat (10 RT dan 1 RW / 28 peserta);

8. Lomba Bakiak (12 RT dan Pegawai Kelurahan/ 13 Tim).

Ditambah dengan  kegiatan donor darah bekerja sama dengan PMI Kota Kupang.

Lomba Pembacaan Teks Pancasila, Proklamasi dan UUD 1945 digelar sebagai wujud rasa cinta akan nilai-nilai luhur Pancasila yang merupakan dasar falsafah negara.

“Lomba ini dinilai sangat penting karena mengingatkan kembali kepada kita semua akan sejarah penemuan nilai-nilai Pancasila
oleh Ir. Soekarno pada masa pembuangan di Ende.Nusa Tenggara Timur sebagai rahim yang
melahirkan Pancasila hendaknya menjadi yang
terdepan untuk menggemakan dan mewujudkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat. Bung Karno pernah
berujar “JAS MERAH” dalam pidatonya kembali
terngiang pada momentum HUT Kemerdekaan RI, oleh karena itu, Lomba Pembacaan teks Pancasila sebagai hakikat Proklamasi dan UUD 1945 akan perwujudan penghormatan dan penghayatan nilai-nilai Pancasila.” Sebutnya.

Dengan semangat kemerdekaan sebagai pendorong, kami berharap agar peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-78 ini dapat menjadi momentum untuk semakin mempererat persatuan dan kesatuan kita sebagai warga Liliba yang juga adalah warga bangsa
Indonesia.

Kami mengajak seluruh masyarakat
Kelurahan Liliba untuk terlibat aktif dalam setiap kegiatan yang telah kami siapkan, sehingga kita dapat kemerdekaan
penuh merayakan dengan kebersamaan dan dalam suasana penuh kebanggaan.||jbr