Pariwisata, Prime Mover Perekonomian Masyarakat NTT dalam pandangan Alex Koroh

0

**Komitmen Gubernur dan Wakil Gubernur NTT fenomenal periode  2019-2024 Viktor Bungtilu Laiskodat dan Yosep A.Nae Soi menjadikan “NTT Bangkit, NTT Sejahtera” dengan menjadikan Pariwisata sebagai prime mover perekonomian masyrakat NTT, mendapat berbagai tanggapan positif dan negatif.

Namun bagi  Alexander Koroh, ASN yang menjabat Sekretaris pada Dinas Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT punya pandangan sangat positif sebagai bentuk dukungan terhadap komitmen kedua pemimpin NTT tersebut.

Dalam bincang santai kami, (Kamis, 4/03),  pria asal Sabu Raijua ini menyatakan pendapatnya,
“Kalau saya melihat komitmen pak gubernur dan wakil gubernur NTT sangat kuat untuk mengatasi masalah-masalah besar yang sedang dihadapi oleh daerah ini. Stunting, angka partisipasi kasar yang masih rendah dalam berbagai bidang, masalah covid dan keterbatasan air minum. Dan terkait stunting adalah masalah gizi buruk dan kemiskinan. Komitmen kedua pemimpin ini sangat kuat.” Ujarnya diawal bincang kami.

“Oleh karena itu,” lanjutnya, “pada arasnya, OPD harus cepat menerjemahkan dan membumikan visi pak gubernur yaitu misi NTT Bangkit, NTT Sejahtera dan juga 5 Misi lainnya  itu harus dibumikan.”

Agar jangan tinggal menjadi visi misi saja, Alex mengutip buah pikiran Thomas Alfa Edison yang mengingatkan :A Vision without execution is Ilusion” atau Visi tanpa eksekusi adalah ilusi. Jadi hanya sesutu yang hampa.” Tandasnya.

Sikap OPD mendukung Komitmen dan Visi Misi Gubernur menurut  Alex,
“Oleh karena itu, upaya membumikan  visi dan misi dalam program kerja dan kegiatan yang segera menjawab kebutuhan masyarakat di bidang pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan, kesehatan, pendidikan, perdagangan, perhubungan, termasuk pariwisata sebagai prime mover akan menjadi sebuah keniscayaan menurut saya.” Ungkapnya menyarankan.

Oleh karena itu, lanjutnya,”Kemampuan OPD dalam melakukan break thrue atau terobosan, lalu kompetensi pimpinan OPD dan perangkatnya untuk melakukan inovasi dan kreasi, juga sangat dibutuhkan dalam situasi seperti ini.”

“Tapi juga tidak hanya sampai disitu,” cetusnya,
“Apa yang diinginkan oleh pak gubernur dan wagub, harus cepat juga ditangkap oleh para kepala daerah. Dalam hal ini, bupati, walikota, plus sampai ke desa harus jalan.”

“Nah kita saat ini sudah sangat bagus dalam arti semangat yang ada pada pemerintah provinsi NTT juga sama seperti semangat yang ada pada pemerintah pusat. Bapak Jokowi dengan semangat dan kinerja yang luar biasa, menurut saya juga sudah terkejewantahkan lewat  apa yang gubernur NTT lakukan. Beliau juga memiliki kemauan dan keinginan kuat agar apa yang baik dan jadi komitmen bisa terwujudkan, sangat kua keinginan mereka.” Puji Alex terkait kesamaan komitmen antara Presiden RI Joko Widodo dan Gubernur Viktor Laiskodat dalam membawa NTT bangkit dan sejahtera.

Satu hal yang terlihat jelas pada pemerintahan Presiden Jokowi, ulasnya lagi, “adalah sektor pariwisata yang juga ditetapkan sebagai leading secktor, atau sektor yang memimpin sektor lainnya. Jadi kita menggunakan istilah yang sedikit berbeda tapi substansinya sama, prime mover, atau penggerak utama.”

Tapi leading secktor maupun prime mover ini, sambungnya,
“Sama menjadikan pariwisata sebagai lokomotif yang menarik gerbong-gerbong lainnya. Maka jika itu berjalan dengan baik maka geliat ekonomi mssyarakat, geliat pembangunan  dalam berbagai sektor akan berjalan dengan baik. Dan harapan ia akan berdampak pada kesejahteraan secara individu, kelompok, masyarakat umum itu akan bisa jadi kenyataan.”

Karena menurutnya, “Apapun pemerintahan itu, bentuknya dan dia ada pada level apa, sesungguhnya pemerintah itu hadir untuk mewujudkan Common Group, mewujudkan kesejahteraan bersama. Yang dimaksudkan kesejahteraan bersama disini adalah kesejahteraan dimana tidak ada individu, keluarga atau kelompok tertentu yang left behind atau tertinggal.”

Jadi kesejahteraan, dalam pandangannya : “Seharusnya bisa dimulai dari dan untuk mengangkat derajat kehidupan dari kelompok individu, keluarga, kelompok masyarakat, sebuah daerah dan bahkan sebuah bangsa, dan harus bisa berkontribusi untuk sebuah masyarakat global yang lebih luas.”

“Oleh karena itu, kembali ke point tadi, bahwa permasalahan di semua sektor itu ada, tapi pemerintah daerah kita sudah sangat kuat mau mengatasi hal tersebut. OPD mau melakukan terbososan, inovasi dan seterusnya, ditambah dengan kesungguhan pemerintah kabupaten kota dalam mengupayakannya.” Pungkas mengapresiasi kinerja dan upaya pemerintah.

Kesungguhan ini, akunya,  “Harus berlangsung dalam semangat kolaborasi. Semangat kerja sama antara OPD : Pemerintah provinsi bekerja sama dengan pemerintah kabupaten kota, dan pemerintah pusat. Dan pada saat yang sama juga ada banyak pemangku kepentingan, stakeholder disekitar kita. Ada BUMN, BUMD, ada isntansi vertical, ada sektor swadta seperti Lippo, Transmart dan lainnya, mereka harus ambil bagian. Dan mereka ada CSRnya. Ada angkasa Pura misalnya kita perlu berkolaborasi untuk kerjasama.” Paparnya memberi masukan.

Sekarang ini, ini sudah berlangsung seperti rencana Exotic Tenun Fest 2021 oleh BI adalah bagaimana BI berupaya kolaborasi dan ambil bagian dengan pemda dalam rangka mewujudkan kesejahteraan bersama di masyarakat kita.
“Akan tetapi  harus kita akui juga, ditengah pandemi Covid-19, kemampuan kawan-kawan dari sektor swasta atau nirlaba untuk brtkolaborasi juga terganggu. Karena harus kita akui juga bahwa sektor swastapun baru bisa mengimplementasikan CSRnya secara optimal bila operasionalisasi perusahaan itu berjalan dengan baik dan income mereka sedang dalam keadaan normal. Jika mereka sedang dalam kondisi terpuruk, maka untuk merealisasikan CSRnya, maka akan sangat sulit dilaksanakan. Waktu lalu kita ada rapat bersama dengan mitra kita, mereka dengan tulus sampaikan kendala itu bahwa situasi saat ini sedsng sulit. Tapi jika situasi kembali baik maka mereka pun ingin mendukung.” Ujarnya menjelaskan kontribusi sektor swasta dalam pembangunan di NTT.

Ia mencontohkan kontribusi sektor swasta dalam pembangunan pariwisata NTT yaitu pada tahun 2019 sebelum pandemi,  PT Angkasa Pura membantu membangun WC dikawasan Pantai Lasiana, dengan kualitas hotel bintang 5 dengan total anggaran Rp750 juta, Itu saat keadaan masih baik. Dan kita tetap membangun komunikasi yang baik dengan mitra dan stakeholder kami. Selain itu, ada juga misalnya saat ini PT Angkasa Pura membantu Dinas Pariwisata NTT dengan televisi besar untuk tayangkan vidio promosi destinasi unggulan NTT. Seperti 7 destinasi premium dan super premium NTT Labuan Bajo, Fatumnasi dll. Saat ini sudah dipasang di Bandara El Tari ada sekitar 3 unit. Tapi dalam percakaoan kami akan terus ditambah, dipasang di Bandara-bandara lain di kabupaten di NTT. Karena promosi pariwisata harus tetap dilaksanakan, sambil menunggu kondisi membaik dari pandemi ini, nanti jika kondisi sudah membaik maka masyarakat Internasional nantu perlu tahu seperti apa potensi pariwisata NTT.” Ungkapnya bangga.

Terkait kinerja pemerintahan Vijtory-Joss, Alex memiliki pandangan positif “September nanti, Pemerintahan Viktory-Joss akan mencapai 3 tahun kepemimpinanan di NTT tepatnya pada Spetember 2021. Jika saat ini kita melihat kondisi pemerintahan sebuah wilayah, kita tidak bisa lihat dari prespektif yang sama, tapi harus sedikit berbeda, kita tidak bisa lihat secara normal. Karena dalam masa Pandemi Covid ini, yang sudah berhasil menjungkirbalikkan segala sesuatu di seluruh dunia, dan itu fakta. Andai kita tanya seperti apa kinerja pemerintahan Boris Johnson di Inggris, dalam pencapaian program kerja RPJMD dan RPJMnya, maka jawabannya pasti sulit mencapai, karena kondisi perekononian mereka minus akibat pandemi. Dan sama dengan kita, yang akibat pandemi menyebabkan kontraksi diberbagai bidang terutama ekonomi dan banyak negara malah memasuki krisis ekonomi. Dan hal ini melanda semua negara diseluruh dunia.
Tapi yang dapat saya ungkapkan disini, bahwa paling tidak pemerintahan kita di NTT masih tetap berjalan bertahan dan melangsungkan penyelenggaraan pemerintahan kita dengan normal dalam artian mampu beradaptasi dengan kondisi yang ada.”

“Tapi dari sektor pariwisata sebagai prime mover,  seharusnya  bisa memberi multi  efek yang baik bagi semua sektor. Karena 7 pariwisata estatae NTT yang sedang kita bangun sebenarnya operasional terdampak oleh Covid-19 ini.” Jelasnya.

Data kunjungan wisman dan wisnus pada 2020, buka Alex,
“Sebenarnya pencapaian target mendatangkan wisatawan ke Indonesia berdasarkan promosi pariwisata di WTN London 2019 harusnya 40 M wisman berdasarkan transaksi potensial, seharusnya kita dapat wisman sebanyak 4 M,  Januari  2020 kita dapat sedikit wisman dari Italy. Jika pads 2019 tingkat kunjungan wisman ke NTT 1 juta lebih pengunjung. Tapi 2020 turun jadi 200 ribu lebih. Sedangkan tartget 2020-2023 harusnya 3 juta lebih pengunjung wisman dan wisnus datang ke NTT, namun pandemi memporak-porandakan semuanya, dan ini terjadi di semua tempat di Indonesia.”

“Oleh karena itu, menurut saya semangat dari pak gubernur dan wagub yang bersemangat agar kita tetap kuat berjalan dan membangun, 1 menurut saya adalah contoh yang bagus. Karena menurut saya semangat dan komitmen pemimpin akan sangat berpengaruh terhadap semangat semua sektor terutama masyarakat.” Cetusnya.

Terkait perubahan komitmen pada tageline pariwisata yaitu : #Banggaberwisata diIndonesia saja,
“Sebenarnya saat buka new normal pada 15 Juni 2020 dan kita buka destinasi Mulut Seribu Rote Ndao, Wisnus tinggi, seperti di Lasiana dan Liman. Dan kita akui jika destinasi di kota Kupang penuh akibat kantong ekonomi menengah ke bawah cukup tebal. Beda dengan di Labuan Bajo karena destinasi premium sangat turun. Tapi dengan tageline baru,  maka akan memberi harapan baru bagi prospek pangsa pasar pariwisata dalam daerah sendiri akan sangat diminati. Apalagi kita orang NTT orang Indonesia sangat komsumtif, sehingga apbd akan tinggi karena apbd  terdiri dari belanja pemerintah dan belanja masyarakat.” Harapnya. SEKILAS DATA Drs.ALEXANDER B.KOROH,MPM

Nama Lengkap : Drs. Alexander B. Koroh, MPM, menamatkan jenjang pendidikan dasar di SD Negeri 1 Seba (1983) SMPN 1 Seba (1986),  SMA Negeri 1 Kupang (1989) dan STPDN (1992), Institut Ilmu Pemerintahan (1998), (S2) Master of Public Management dari Victoria University of Wellington, New Zealand (2008). Memulai karir pertama  ASN sebagai Perwira Akhli Kodim 0507 Bekasi, BS, Kodam Jaya Jayakarta (1992-1994),  Lurah Kisanata (1995-1996), Kasubag Trantibum pada Biro Pemerintahan (1999-2000),  Kasubag Penataan Otda, Biro Pemerintahan (2002-2005.),  Kasubag Kinerja Instansi Pemerintah, Biro Organisasi (2009-2011) Kasubag Pelaporan APBD I, Biro Administrasi Pembangunan, (2011-2013).

Widyaiswara pada Badan Diklat Prov NTT, 2013-2016, Pelaksana pada Dinas Perpustakaan Prov NTT, (2016-2019) dan saat ini menjabat  Sekretaris pada  Dinas Parekraf Prov NTT, 2019-saat ini.

Menikahi Dra. Yenny C.M.Izaac, MS.i. PNS pada Badan Keuangan Daerah dan memiliki sepasang putera-puteri.|| juli br

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *