Nova Rosalinda Frihastuty,S.Th, pendeta yang rela keluarkan modal Rp.20 juta demi hobby bertani holtikultura

Ceritera Inspiratif Daerah Ekonomi Bisnis

SIKUMANA, TOP NEWS NTT■■Pendeta Nova Rosalinda Frihastuty berùsia 39 tahun, yang beralamat jalan Oenainali, RT 14 RW 06 jalur 40 Sikumana, karena hobby bertani dan menyukai tanaman rela rogoh kocek sampai Rp.20 juta untuk memulai bertanam Holtukultura khusus cabe. Ibu berputeri 3 dan satu putera ini, sudah memulai usaha pertaniannya ini sejak September 2018.

“Saya memang hobby pertanian, suka tanaman sehingga saya berani mau mencoba menanam cabe dilahan kebun saya sendiri. Saya memulai membuka lahan ini dan ditanami cabe sejak September 2018 lalu. Baru beberapa bulan saja. Tapi sudah seribu lebih pohon cabe saya tanam dan sekarang sedang berbuah.” Jelasnya kepada media ini.

Lahan cabe milik pendeta Nova di Sikumana

Karena memang hobby menanam dan cinta tanamam itulah yang membuat Nova, disela kesibukan pelayanannya sebagai pendeta mampu sisihkan waktu untuk mengurus kebun cabenya. Diakuinya bahwa ia sendiri terjun langsung ke bedeng atau kebun cabenya dengab bantuan beberapa tenaga kerja hariannya. Ia juga berusaha mengupdate informasi dan mengenal bidang pertanian untuk menanam cabe.

Awalnya, ia berkeinginan hanya mencoba manfaatkan saja tanah kebunnya yang ada didekat rumahnya. Terinspirasi dari diri sendiri dan  berkonsultasi dengan pendeta Liunifu pendeta Nova memacu semangatnya sendiri karena ingin jadi teladan untuk anak-anak, keluarga dan jemaatnya agar mau memanfaatkan luasan tanah yang ada baik pekarangan maupun kebun agar jangan dibiarkan kosong tapi dimanfaatkan menjadi lahan pertanian sehingga bisa hasilkan baik makanan untuk seisi rumah maupun uang.

Setelah tiga minggu mengurusi sendiri tanaman cabenya selama tiga minggu dan saat cabe mulai berbunga, Nova akui mulai bingung bagaimana merawatnya karena tidak punya pengalaman sama sekali. Namun akhirnya masalah itu teratasi saat dirinya datang membeli  semua kebutuhan pertanian di Toko Roda Tani. Dan itu menjadi awal dirinya diperkenalkan dengan Engky Bria pendamping Roda Tani, Herry Hariyanto pemilik Toko Roda Tani. Saat dirinya menanyakan apakah bisa peroleh pendampingan pertanian. Dan diberilah nomor handphone pendamping Engky Bria dari Roda Tani untuk mendampinginya. “Saat sudah berusia tiga minggu dan cabe mulai berbunga, jujur saya bingung mau seperti apa pola perawatannya. Akhirnya saat belanja ke Toko Roda Tani, saya peroleh solusi saat saya tanya apakah bisa peroleh pendampingan pertanian dari produk yang dibeli, maka saya diberi nomor handphone pak Engky pendamping. Dan saya mengapresiasi Roda Tani dan Panah Merah yang sudah memberi pendampingan yang bagus sehingga tanaman saya terurus dengan baik. Saya sangat berterima kasih kepada mereka.” Tandas Nova tersenyum.

Pendeta Nova yang adalah pendeta Jemaat Eklesia Oerantium Klasis Amarasi Barat, seorang Pendeta muda yang memiliki suami PNS Àlberd Pairikas dan berputeri 4 serta satu putera ini menang berlatar belakang jiwa yang bersemangat, menyatakan bahwa ia lewat mimbar, selalu menghimbau semua jemaat untuk melihat pertanian dan profesi petani sebagai  bagian dari rasa syukur atas berkat Tuhan tanah, air dan marahari yang melimpah.

Dengan bangga Pendeta Nova berkisah mengapa ia ingin masuk dalam dunia pertanian Holtikultura adalah sebagai bagian dari penyampaian Firman Tuhan.  Ia ingin sadarkan jemaat bahwa pertanian adalah  bidang yang paling penting dalam kehidupan manusia karena memberi makanan  bagi  semua manusia. Tanpa pertanian maka manusia akan kelaparan. “Petani adalah orang hebat. Menjadi petani itu kerja seperti budak tapi makan seperti raja. Dan dengan pendampingan dari Panah Merah, Roda Tani, dan Nufarm maka akan lebih menjadikan petani sebagai bos.” Ujarnya simple.

Diatas lahannya ini Nova sudah menanam 1.500 pohon  cabe dan sedang mempersiapkan lahan untuk menanam 1.500 pohon cabe lagi.
Dan dengan modal Rp.20 juta yang sudah dikeluarkan, Nova berharap panennya akan memberi hasil yang melebihi modal.

Yang unik dari pendeta Nova adalah bahwa lahannya berada di tengah pemukiman dengan sumber air sumur gali yang dialirkan ke fiber dengan motor air. Sistem pengairan adalah irigasi tetes, dengan penggunaan plastik mulsa maka biaya penggunaan pestisida  berkurang.

Dengan terus terang Nova anjurkan kepada masyarakat untuk mengupayakan lahan pekarangan semaksimal mungkin. Baik dengan hujan saja atau sumur. Karena kendala adalah air, maka pendeta Nova menyarankan pemerintah mau memperhatikan kendala ini dengan mengupayakan sumur Bor. Karena dikelurahan tempatnya tinggal belum ada instalansi air PDAM.

Kepada Panah Merah dan Roda Tani, Nova mengapresiasi dan berterima kasih serta beri semangat agar maju terus dampingi petani agar makin banyak muncul petani sukses.

Engky Bria pendamping pertanian Roda Tani menjelaskan bahwa ibu pendeta Nova adalah pribadi yang sangat bersemangat dan berkomitmen kuat memulai sesuatu. Karena awal turun ke lahan pendeta Nova dirinya melihat bahwa teknik bertaninya sudah sangat maju. Dari membuat bedeng, menanam pohon cabe. Pendeta Nova menurut Engky saat memulai usaha pertanian ini, bukan tanpa kendala.  Dari tetangga sekitar yang sempat ungkapkan pendapat yang pesimis bahwa dengan posisi tanah dalam cerukan, maka ketika hujan turun maka akan merendam seluruh tanaman dan mati.  “Tapi ibu Nova ini tidak mudah lemah dan mundur, ia malah makin semangat ingin buktikan bahwa dalam kondisi apapun jika ditekuni dengan serius maka akan berhasil. Sehingga dari semangat, komitmen dan prinsipnya yang buat saya juga jadi tertarik untuk terus membantu. Dan terbukti saat ini ibu lihat sendiri cabe sudah berbuah lebat.” Tandas Engky memuji Pendeta muda ini.

Engky juga menyatakan bahwa memang dilihat dari kondisi lahan yang ada diantara perumahan, maka ini menjadi tantangan berat namun tetap bisa dicoba.

Engky menjelaskan juga jenis pupuk untuk tanaman cabe adalah pupuk dasar, NPK 16-16-16, Urea,Pupuk daun (PPC), dan bunga buah CNG.  Sedangkan jenis pestisida yang dipakai sesuai jenis hama dan penyakit pada cabe yaitu kutu putih, layu daun dan busuk buah. Namun bisa di pakai pestisida jenis Pro, masoil (perekat), untuk penyakit adalah Onzep, vondosep, dll.
“Dengan perawatan yang terjadwal baik serta perhatian serius kapan pemberian pupuk, pestisida dan perawatan khusus, pengenalan jenis penyakit dan hama, maka jenis holtikultura bisa ditanam sepanjang tahun sampai musim hujan.” Jelas Engky.

Ia juga menyarankan perawatan tanah agar unsur hara terjaga adalah mengatur ulang pemupukan dasar setelah panen dengan tenggang waktu 15 hari setelah panen sebelumnya. Perbanyak kompos usai masa tan serta pengapuran Dolomit.

Diakhir wawancara Nova kemukakan kendala bagi petani apapun selain air, ketersediaan benih, pupuk dan pestisida adalah pemasaran. Karena di NTT sering terjadi jalur pemasaran menjadi kendala yang menyusutkan semangat petani. Sehingga ia anjurkan agar pemerintah Pemda bisa memperatikan jalur pemasaran, dan mengurani ekspor sehingga ketersediaan panen di NTT bisa terserap didalam maupun bisa diekspor ke luar NTT.

Dan jika bisa pemerintah kurangi dan tertibkan pelaku usaha dari luar NTT dan batasi jumlah dan jenis komoditi hortikultura dan hasil pertanian lainnya agar hasil panen di NTT bisa habis terjual. **)) juli br