Kabupaten Kupang dengan Revolusi 5P Di Tahun Ke-3 Kepemimpinan Bupati Korinus Masneno, Dan Rencana Periode 5 Tahun Kedepan

Birokrasi Daerah

OELAMASI, TOPNewsNTT|| Kabupaten Kupang dibawah kepemimpinan Bupati Drs.Korinus Masneni dan wakil Jery Manafe yang terkenal dengan Program Revolusi 5P ini sudah masuki tahun ketiga. Tersisa 2 tahun lagi kepemimpinan dua putera daerah ini membangun Kabupaten Kupang.

Dan media ini tertarik mengulik seperti apa Program Revolusi 5P di tiga tahun kepemimpinan Bupati Korinus Masneno yang juga mantan wakil bupati 1 periode bersama Ayub Titu Eki ini.

Apa.yamg sudah dilakukan untuk wujudkan Tujuan Revolusi 5P, apa itu Revolusi 5P, Bidang apa saja yang masuk dalam Revolusi 5P, dan apa saja yang ingin diraih lewat program ini di lina tahun  periode pertama kepemimpinannya dan apa program lanjutan di periode kedua tahun 2024.

Kepada media ini, Bupati Korinus Masneno yang merupakan putera asli Amfoang ini menjelaskan bahwa sebetulnya Program Revolusi 5P ini muncul berangkat pemikiran sederhana bahwa pada dasarnya 5P adalah sektor yang merupakan kehidupan sehari-hari masyarakat kabupaten Kupang turun temurun dna merupakan potensi kekayaan yang sudah melekat sejak lahir.

5 Sektor dalam 5P yang akan dikerjakan secara Revolusioner adalah : Pertanian, Peternakan, Perkebunan, Perikanan dan Kelautan serta Pariwisata.

Memilih 5 Sektor ini, menurut Bupati lantaran masyarakan kabupaten Kupang memiliki potensi dasarnya, misalnya,

Pertanian dan Perkebunan, masyarakat punya potensi alam yakni tanah dan air serta kemampuan mengolah pertanian dan perkebunan yamg sudah dimiliki turun-temurun.

Peternalan, masyarakat Kabupaten Kupang punya lahan sabana sebagai pakan ternak berkualitas, air melimpah dan sapi.

Perikanan dan Kelautan, kabupaten Kupang juga dianugerahi laut yang luas di sepanjang wilayah kabupaten Kupang dengan aneka  kekayaan di dalamnya, bahkan garam terbail dan pasir.

Pariwisata, Kabupaten Kupang memiliki berbagai potenso destinasi pariwisata yang indah baik laut, pantai, gunung, sumber air seperti danau dan air terjun serta kekayaan lain yang berhubungan dengan kehidupan manusia yang menjadi aset pariwisata

“Jadi, Revolusi 5P berangkat dari apa yang masyarakat miliki untuk dikembangkan. Untuk pengembangan ekonomi, saya berpikir kita harus orientasi kepada apa yang masyarakat miliki dan bisa dikerjakan oleh masyarakat. Hasil analisis saya selama saya jadi wakil bupati, sebetulnya yang dimiliki oleh masyarakat dan bisa dikerjakan oleh masyarakat itu adalah pertanian, perkebunan, perikanan dan kelautan, peternakan dan pariwisata.” Jelas Bupati memaparkan.

Ini adalah basis ekonomi yang dikuasai dan dikerjakan oleh rakyat. Jadi kalau mau membangun ekonomi masyarakat harus dimulai dari potensi yang dimiliki oleh masyarakat baik potensi SDM dan SDA.

“Orang bertani dan beternak kan tidak perlu ilmu matematika yang terlalu hebat. Orang berkebun dengan menanam tanaman umur panjang, yang sekali kita tanam akan berproduksi sampai turun temurun. Contohnya perkebunan kelapa, pisang , jambu mente. Dan di daerah tertentu  akan kita dorong untuk perkebunan kopi, tebu, seperti di daerah Amfoang Selatan. Itulah yang akan mendorong masyarakat untuk berorientasi pada produk.” Cetusnya.

Lalu, lanjutnya, “Produk-produk yang kita arahkan itu adalah produk-produk yang disesuaikan dengan kebutuhan pasar saat ini. Misalnya padi, jagung. Perkebunannya,  kelapa, peternakan ya sapi, babi dan peternakan unggas. Kita dorong dengan bantuan-bantuan yang kita dorong yang kita berikan dalam bentuk pemerintah maupun dalam mengakses perbankkan. Dan itu kebanyakan yang kita lakukan saat ini, baik itu masyarakat petani padi, petani jagung, maupun peternakan kita dorong beberapa bank untuk memberikan kredit dengan bunga murah demgan pola KUR. Inilah kebijakan-kebijakan pemerintah yang upayakan.”

Berkaitan dengan ASINTAL, alat pertanian misalnya bantuan dalam bentuk traktor, handtractor dan sebagainya, cuma kita bisa kembali mengatur polanya sehingga antara kelompok tani ada kerja sama yang baik. Agar Asintal bisa dipakai secara bergiliran oleh semua poktan dengan jadwal yang sudah diatur dan jangan sampai misalnga tractornya hanya diparkir saja dan sampai rusak tidak dimanfaatkan. Jadi hal ini yang sedang kita benahi.

Ke depan kita berharap poktan harus bekerja sama demgan Bumdes untuk dapat memgakses peralatan-peralatan pertanian bantuan pemerintah ini sehingga dapat meningkatkan produksi pertanian. Jika berada di tangan Bumdes maka pemiharaan dan distribusinya kepada masyarakat untuk dimanfaatkan bisa dijadwalkan dengan baik.

Karena hampir sebagian petani menanfaatkan musim hujan sebagai sumber air. Dan saat musim hujan akan selalu bersamaan petani dalam hal mengolah lahan. Sehimgga jumlah tractor akan sangat terasa terbatas keberadaannya ketika semua petani akan menggunakan secara bersamaan pada musim hujan. Tapi jika musim kemarau, hand tracktor ini akan ramai-ramai menganggur. Karenanya managamen pemggunaannya yang akan diatur lebih baik ke depan. Contoh, kalau hand tractor berada pada kelompok-kelompok tani, yang memang bukan area persawahan, nah pada saat tertentu ketika area persawahan ini mulai dikerjakan pada musim hujan dan butuh tractor untuk mengelolanya, mestinya harus ada kerja sama antar petani di kabupaten Kupang. Sehingga kelompok-kelompok yang punya tractor dan tidak butuh saat itu, semua bisa memakainya. Jadi managemen distribusinya yang kita ator.

Kelemahan prinsipil di kabupaten Kupang saat ini adalah ketersediaan pupuk. Karena pupuknya sejak awal disubsidi 100% berdassrkan RDKK yang dimasukkan oleh petani, kepada sistem nasional, untuk kemudian secara nasional diberikan subsidi kebutuhan pupuk sesuai kuota.

Saat in kemampuan pemerintah itu hanya mampu mensubsidi 30% dari  RDKK. Jika permintaan 10 karung maka hanya diberikan 3 karung dan pemerintah pusat akan secara perlahan mengurangi subsidi sehingga masyarakat petani suatu waktu diharapkan akan mandiri.

Tapi karena kebijakan tersebut diterapkan pada kondisi pandemi dan semua masyarakat petani berteriak kekurangan pupuk, sebenarnya bukan pupuk tidak ada, tapi kuota subsidinya yang berkurang. Pupuk non subsidi ada. Jarak harga pupuk subsidi dan non subsidi sangat jauh. Misalnya pupuk urea per 50 kg ketika disubsidi harganya Rp90 rb, tapi pupuk urea ukuran 50kg non subsidi bisa sampai Rp525 rb lebih. Pemerintah saat ini mengurangi jumlah subsidi menjadi 30% saja dari kebutuhan petani dan akan terus dikurangi hingga petani mandiri. Nah itu kendalanya.

Tapi ini akan kita dorong petani gunakan pupuk non kimia atau organik yang murah karena bisa di buat oleh petani.

Tapi salut petani kabupaten Kupang mereka berteriak tapi terus berusaha sehingga mereka tetap menanam. Lihat saja saat ini hampir seluruh wilayah persawahan hijau kan? Dari Tarus sampai Oesao Nunkurus sini hijaukan?  Artinya petani kita tetap berusaha menanam dengan mengusahakan sendiri pupuknya walau harga mahal.

Kita pemerintah akan terus mendorong petani untuk mandiri baik di bidang pertanian, peternakan, perkebunan dan perikanan dan pariwisata atau lingkup 5 P, dan ini akan menolong masyarakat menjadi mandiri.

Di tahun ketiga kepemimpinannya, Bupati Korinus Masneno mengatakan bahwa Program Revolusi 5P, yang paling mencolok adalah bidang perkebunan sudah lumayan maju.

Misalnya kita bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan yang bersedia menjadi afalis yakni mwnyiapkan bibit pisang dan bekerja sama dengan rakyat menanam sampai pemasarannya. Kerja sama mendatangkan bibit kelapa hibrida untuk mengganti kelapa dalam yang sudah tua yang akan berproduksi dalam 3 tahun kedepan akan dirasakan manfaatnya.

Kemudian pemerintah membantu petani Alsintal, alat tangkap dan perkuat produksi garam sebagai bagian dari produksi sektor perikanan dan kelautan. Peralatan tangkap, semua sedang berjalan mungkin program 5 tahun kedepannya kita sudah masuk proses pengolahan sehingga masyarakat tidak menjual bahan mentah tapi dalam bentuk hasil pengolahan. Kita akan dorong masyarakat untuk masuk tahap itu dengan mempersiapkan SDM maayarakat, peralatan dan jalur pemasaran. Sehingga bahan yang dijual akan memiliki daya tahan dan kualitas yang meningkat serta harga juga meningkat.

Kendala saat ini misalnya saja masyarakat petani menanam hortikultura, tapi semua menanam jenis yang sama dan akan ada kelebihan produksi pertanian atau melimpab sehingga harga turun dan hasil produksi cepat rusak terbuang. Maka pengaturan tata kelola pertabian dan pasar harus diatur agar seimbang antara produksi dan permintaan. Nah kita harus punya managemen tata kelola pertanian dan hasil produksi sampai pemasaran yang baik sehingga jika panen melimpah kita apakan kelebihan produksi ini. Itu yang akan kita buat dalam periode 5 tahun kedua. Kita harus pikirkan bagaiman mempabrikkasi hasil produksi entah pertanian, perikanan, peternakan, bagaimana teknologinya.

Sedangkan periode 5 tahun pertama ini kita akan dorong meningkatkan produksi hasil pertanian, peternakan, unggas, perkebunan dan perikanan dan kelautan dulu untuk menjawab kebutuhan pasar dengan cara komoditi 5P tersebut yang snagat dibutuhkan pasar luar NTT dan dalam.NTT.  Seperti sapi sebelumnya NTT untuk penuhi kuota permintaan sapi ke.luar NTT 20.ribu ekor saja kita masih kesulitan. Tapi sekarang kakau hanya 20 ribu bulan september kuota sudah habis. Ini menunjukkan penyerapan pasar luar NTT akan sapi NTT tinggi sekali.

Babi misalnya, pasar utama kita asalah kota Kupang. Babi yang masuk ke kota Kupang sebagian besar berasal dari kanulaten Kupang katena lahan perteebakan babi di kota Kupang sudah tidak ada.

Demikian juga jagung baik kagung muda dan kering semua berasal.dari Kabuoaten Kupang. Makanya kita kita sudah pinya afalis yamg berswdia mwmbeli jagung kerimg 1 Kg Rp3.50.

Itu susah harga standar nasiknal san dia beli langsung disini dan semua biaya sitanggung afalks.

Kendala.di Kabuoaten Kupang adalah petani ingin harga lebih tinggi maka kuta jharus tingkatkan produksi dan olahan.

Bisamg apriwisata sudah dikakjkan pembenahan lokask paeiwisata di semau, Fautlej, PantainTeres, dan tahun ininRaknamk demgan anggaran daedah.

Target salam 5 tahun minimal.asa 4 destinasinyang dikelola dengan baik paling tidak jalan mulus, persiapakan mental maayarakat dan komoditi yang bisa dibeli wisatawan.

Di lokasi wisata kita sediakan spot-spot bagi masyarakat dapat menjual kukiner dari bahan lokal. Memamg tahun ini belum bergerak, tapi paling tidak satu dua tahun kedepan bidang pariwsiata sudah memberikan hasilnya. Dan suatu waktu kita akan  bersahabat dengan pandemi intinya kita hidup dengan prokes.

Dan kenapa saya bagi dalam 5P dan msmbangun secara revolusioner. Karena jika kita harapkan semuanya siap, sementara  tidak tidak punya infrastruktur yang cukup. Kita tidak  mungkin bangun semua sektor sekaligus karena sumber kita  kita belum cukup.

Maka kita gunakan semua kemampuan, sumber daya dan  niat yang dimiliki rakyat kita gunakan untuk membangun secara revolusioner. Jika dalam membangun masih ada kurang-kurang, itu wajar karena kita mulai dalam keterbatasan.  Tapi paling tidak secara perlahan sudah kita benahi.

Kita harus bekerja secara revolusioner dengan kolaborasi yang kuat antara pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten kota serta LSM.

Jadi saat ini recovery dalam rangka penanganan Covid kita mulai, tidak perduli masih Covid juga recovery harus kita mulai. Karena kalau kita tidak mulai maka tidak bisa.

Cara revoverynya adalah dengan Revolusi 5P, supaya kemudian ekonomi bangkit, rakyat bisa bisa urus dirinya, makan cukup, ekonomi baik dan kesehatan meningkat.

Sisa dua tahun kepemimpinan masih harus dikeksr dari 5 bidang adalah kirimkan daging beku ke luar NTT, tidak sapi hidup.

Jadi di daerah akan terbuka peluang lapangan kerja baru, bagi anak-anak di kabupaten Kupang. Lalu tugas pemerintah adalah menyiapkan pasar di daerah tujuan ekspor daging beku.

Alasannya pasad didaerah tujuan masih menerima sapi hidup, belum bisa menerima daging sapi beku.

“Dan ini adalah tugas dari perwakilan NTT di senayan untuk memperjuangkannya. Baik DPR RI dan DPD untuk memfasilitasi kami lalu kemudian jika pasar sudah siap, bagaimana kita siapkan sarpras produksi  dan klostori-klostori pengiriman daging dan  penerima daging bersama kita disini dan MUI kerjasama agar daging masuk pasar dilusr NTT. Kalau tidak, jika kita terus mengirimkan sapi hidup, kita akan rugi juga karena tingkat penyusutan sapi tinggi.

5 Tahun kedepan, 2024  kita akan mulai ke tahap industri makanan untuk mengolah bahan setengah jadi ini hasil Revolusi 5P ini, kita kirim masuk ke pasar di luar NTT.

Karena produksi meningkat, kita kabupaten Kupang beruntung karena berada dipintu masuk kota Kupang.

Tapi jika suatu saat hasil melimpah dan naik maka kita harus berani untuk intervensi pasar luar.

Intervensi pasar luar ini hanya bisa kita lakukan apabila produk kita setengah jadi, tidak bisa lagi kita jual bahan mentah, karena sampai di luar kualitasnya akan turun dan mempengaruhi harga.

Jadi di Kabupaten Kupang, masyarakat sebenarnya mampu hidup layak karena Revolusi 5P dijalankan dengan benar. Dari bidang peternakan, untuk pendidikan anak maka bisa jual sapi, babi, sementara dari bidang pertanian, perkebunan dan perikanan kelautan masing-masing punya hasilnya baik untuk menunjang kebutuha  ekonomi dan makan minum. Jadi sebenarnya kita tidak susah. Jika ada kelebihan dijual. Misal jagung muda, tomat, cabe dan sayur-sayur. Terutama kangkung. Itulah sumber daya yang dimiliki masyarakat kabupaten Kupang yang merupakan potensi sumber daya alam. Masyarakat sejak awal.adalah eltani, peternak dan nelayan susah hal biasa. Masyarakat punya tanah dan air, laut dan sapi. Kita punya alam yang menyediakan pakan ternak dan air untuk penggemukkan sapi yang luar biasa. Kita jadi wilayah penggemukan sapi yang tidak bisa disaingi oleh wilayah lain di Indonesia.

“Prinsipnya, masyarakat suatu wilayah dikatakan sejahtera dan maju jika pendapatan per kapitanya naik, urusan sandang, pangan, papan terpenuhi  maka urusan  kesehatan dan pendidikan akan ikut terpenuhi. Intinya urusan 3 primer dulu,dan sekunder akan ikut terurus dengan benar. Itu makanya saya punya Program Revolusi 5P.” Tutup Bupati Korinus Masneno yang juga mantan wakil bupati satu periode bersama mantan Buapti Ayub Titu Eki ini.**{jbr}