Jonas Salean, Ketua Komisi I DPRD NTT Kunker ke Belu Sharing Pendapat Fasilitas di Wilayah Perbatasan

0

ATAMBUA, TOPNewsNTT|| Ketua Komisi I DPRD NTT Jonas Salean dan rombongan, didampingi Ketua Ketua DPRD NTT Emilia Nonmleni, Wakil Ketua DPRD NTT Inche Sayuna, diterima langsung bupati dr.Taolin  Agustinus dan wakil bupati Drs.Allosius Haleserrns di ruang rapat bupati (Kamis, 1/7).

Foto bersama pemkab Belu (Bupati, Wakil Bupati dan Forkompimda.setda Belu bersama Rombongan Kunker Komisi I DPRD NTT (Jonas Salean, Emi Nomleni, Inche Sayuna, John Oematan dan John Mat Ngare)

Jonas Salean memaparkan tujuan Kunker yang dilakukannya dan tim khusus ke kabupaten Belu adalah karena merupakan wilaya perbatasan dengan RDTL demi sharing pendapat bersama pemerintah dan masyarakat serta pemantauan fasilitas di wilayah perbatasan.

Pada kesempatan tersebut Bupati Belu sampaikan hal-hal antara lain bagaimana penanganan Covid-19 di Belu, khusus di wilayah perbatasan setelah dilakukan beberapa evaluasi, maka diputuskan bahwa setiap orang yang masuk ke wilayah Belu melalui pintu perbatasan akan dilakukan Tes Rapid di pintu perbatasan  dan jika negatif maka akan diberikan surat pengantar melanjutkan perjalanan serta dikawal keluar dari kabupaten Belu dan sampai tujuan agar melaporkan diri dan melakukan isolasi mandiri di tempat tujuan.

“Ini hal yang akan dilakukan Satgas Covid 19 di kabupaten Belu, sehingga tujuan tercapai, keamanan tercapai.” Ujar Bupati Taolin.

Per 29 Juni lalu, pemkab.Belu telah keluarka Surar melarang keras penyelenggaraan acara yang melibatkan banyak orang atau kerumuman seperti pesta, acara adat mapun syukuran kematian dibatasi hanya 2 hari berlangsung dengan protokol kesehatan ketat.

“Untuk pintu masuk darat, laut dan udara akan terus dipantau dan diberlakukan  tes antigen ditempat oleh petugas kesehatan.” Jelas bupati Belu.

Selain transaksi lokal dari Kupang ada juga pekerja bangunan urban yang kontak dengan warga lokal. Semua yang sudah lakukan kontak terkonfirmasi telah dikarantina terpusat ditempat yang disiapkan pemkab.Belu.

“Kemarin saya pergi melihat dan kondisi mereka baik-baik saja. Sampai saat ini yang dirawat dirumah di rumah sakit sebanyak 7 pasien dalam kondisi baik. Kapasitas ICU masih memungkinkan  dan seluruh fasilitas dalam kondisi baik dan siap untuk  penanganan jika terjadi lonjakan pasien.” Ujar Bupati.

Aktifitas ekspor impor di perbatasan yang sangat tinggi, Bupati Taolin berharap dapat memberi dampak  bagi PAD Pemkab.Belu.

“Tapi kita  harus dilihat regulasi dan aturannya sehingga kita pemerintah tidak dianggap mencari-cari celah untuk menambah devisa bagi daerah tanpa kontribusi yang bernilai dan bermakna. Jika kami siapka gudang, packinh  dan lain-lain di daerah ini yang beri nilai tambah atau bahan-bahan setengah jadi, termasuk suplay peternakan seperti telur, itu okey karena kita menyumbangkan dan memberi nilai tambah pada yang kita ekpsor.” Jelas dr.Taolin lagi.

Menanggapi laporan bupati Taolin, Jonas Salean sampaikan bahwa sebagai ketua Komisi DPRD Provinsi NTT maksud dan tujuan kunjungan ke Belu karena merupakan kabupaten yang berbatasan dengan wilayah RDTL untuk melihat  fasikitas-fasilitas yang dibangun pemerintah pusat agar bisa diberdayakan dengan baik untuk kepentingan masyarakat seperti PLBN, pasar, terminal dan lain sebagainya karena telah selesai di bangun.

Terkait ekspor impor, Jonas minta agar pemerintah dapat bersinergi dengan berbagai pihak terkait dan memperhatikan regulasi, karena semuanya demi kesejahteraan masyarakat Belu, terutama di wilayah perbatasan.

“Seperti disampaikan tadi pak bupati sebenarnya di sana banyak sumber PAD tapi daerah tidak dapat. Kami akan melihat regulasinya sehingga lewat DPRD kita bisa usulkan ke pemerintah pusat agar makin jelas mana hak daerah mana hak pusat, sehingga PAD Kabupaten Belu makin baik dan kesejahteraan masyarakat tercapai.” Tandas Jonas.

Terkait penanganan Covid-19, Jonas ingatkan bahwa DPRD NTT telah menganggarkan bagi 22 kabupaten kota. Dan Jonas akui perkembangan Covid cukup tinggi namun ia berharap setiap hari angka ini semakin tinggi.

Hal yang sama juga diutarakan ketua DPRD Provinsi NTT Emilia Nomleni bahwa apa yang menjadi tanggung jawab provinsi akan mereka dilakukan sebagai wakil rakyat. Terutama soal  perbatasan adalah soal G2G, tapi yang paling penting menurut Emi adalah daerah bisa mendapat apa dari proses-proses ini.

“Ada sumber-sumber devisa seperti kata bupati tadi akan kami diskusikan sehingga menjadi sumber PAD bagi  kabupaten Belu.” Tandas Emi.

Sedangkan wakil ketua DPRD Provinsi NTT Inche Sayuna lebih menekankankan bahwa dalam kunker ini untuk melihat apa yang dialami masyarakat Belu dan trend Covid-19 yang cenderung meningkat,

“Kita butuh informasi dari pemkab Belu terkaita apa yang sudah dan belum dilakukan agar bisa diintervensi oleh pemerintah provinsi NTT.” Ujar Inche.

Turut hadir dalam kunker Klara Motu Loi,SH, Hironimus Banafatu, S.Ip M.Hum, Yohanes Oematan dan Drs.Yohanes Mat Ngare.

Usai pertemuan, rombongan Kunker DPRD Provinsi lakukan kunjungan ke PLBN Mota’ain didampingi Wabup.Aloysius Haleserens.|| juli br

sumber : sp bag.humasnsetdabelu

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *