Ini kebijakan Kemenag.kota Kupang bagi masyarakat hadapi pandemi Covid-19
KUPANG, TOP News NTT ■■ Kemenag Agama Kota Kupang tidak berpangku tangan menghadapi kondisi pandemi Covid-19 diwilayah kerjanya. Walaupun tidak ada alokasi anggaran khusus penanganan dampak Pandemi Covid-19 sudah ada upaya-upaya edukatif yang dilakukan agat membantu pemerintah provinsi dan kota Kupang dalam penangangan dampak virus ini.
Media ini mewawancarai kepala Kantor Kementerian Agama Kota Kupang Yakobus Beda Kleden pada (Rabu, 27/05/).
Kepada media ini, Yakobus Beda Kleden menjelaskan : “Pertama kami melakukan upaya edukasi untuk membangun kesadaran bersama bahwa virus ini hanya bisa di atasi dengan mentaati protokol kesehatan dalam menghindari penularan virus Covid-19. Antara lain ; jaga jarak, tidak berkerumum, tetap di rumah, cuci tangan, pakai masker, jaga imunitas tubuh dan berdoa. Berdoa bersama dalam keluarga. Dan hal ini dapat mulai dari diri sendiri dan kami coba untuk jadikan diri kami sendiri para pegawai kementerian agama kota kupang sbg agen lencegahan penularan covid-19.” Jelas Yakobus Beda Kleden
“Kedua kami melakukan upaya peningkatan pemahaman umat untuk tidak mempertentangan aturan pemerintah terkait protokol kesehatan menghindari penularan Virus Covid-19 dengan ajaran agama. Bahwa setiap agama berupaya menyelematkan umat secara bersama-sama, dan bahwa protokol Covid juga merupakan bagian dari upaya penyelamatan umat. Kami coba memberikan pemahaman dari perspektif ini melalui penyuluh agama.” Ujarnya melanjutkan.
“Ketiga kami juga membangun pemberdayaan umat melalui Kemenag.kota Kupang dengan program “Berbagi Kasih Peduli Covid-19. Kami tidak punya anggaran yang khusus dalam DIPA seperti Pemkot yang lakukan relokasi anggaran untuk penanganan Covid-19. Namun yang bisa kami lakukan adalah refokusing layanan perkantoran untuk membantu penangan Covid-19 seperti kebutuhan atk kami alihkan untuk belanja masker dll. Ini dilakukan seturut ketentuan pemerintah.” Imbuhnya.
“Keempat kami peduli. Kami tahu banyak yang terdampak, sementara dari anggaran insitusi tidak memungkinkan, tapi kami musti lakukan sesuatu, maka kami lakukan secara mandiri. Saya menghimbau semua pegawai kami, di kantor, guru agama, penyuluh agama dan pengawas dan semua memberi respons dengan sukacita. Yakni selama masa wfh kami perorangan sumbang uang makan kami. Kami secara sukarela dermakan itu kami himpun bersama lalu kami salurkan dalam bentuk uang bagi upaya penanganan covid dan kebutuhan sembako kepada pegawai kami yang kesulitan dan umat yang kami tahu betul membutuhkan berdasarkan data layanan penyuluh kami di lapangan. Ini bukan bantuan pemerintah dalam arti dari APBN atau DIPA Kementerian agama, tapi murni sumbangan pribadi dari uang makan yang kami iklaskan sehingga penyalurannya menurut versi kami.” Lanjutnya.
“Kelima, untuk masa new normal nanti, kami sudah komitmen akan patuhi ketentuan termasuk memperluas layanan penyuluhan virtual. Kami himbau umat untuk tetap patuh pada protokol pemerintah untuk keselamatan bersama.” Jelasnya akhiri wawancara kami. ■■ Juli br