Gebrakan Koperasi Konsumen Tunas Sari Sejahtera Sejahterakan Anggotanya, 310 kios binaan
KUPANG, TOPNewsNTT||Kopdit Swasti Sari memiliki gebrakan dan terobosan guna meningkatkan kesejahteraan anggotanya.
Gebrakan dan terobosan tersebut dilakukan dengan mewujudkan keinginan dan kesepakatan anggota dalam RAT TB 2017 lalu dengan pembentuan koperasi konsumen yang merambah sektor riil yaitu menjual sembako bagi usaha kios anggotanya. Pada awal pendirian Koperasi Konsumen ini diberi nama Swasti Sari Mart, yang pada 2020 sesuai hasil kerja Tim-9 berubah nama menjadi Koperasi Konsumen Tunas Sari Sejahtera.

Apa saja gebrakan dan langkah strategis pengurus koperssi konsumen ini dalam upaya peningkatan kesejahteraan anggotanya? Berikut penjelasan Ketua Koperasi Konsumen Tunas Sari Sejahtera Cornelis K.Opun pada media ini pada Senin, 17/5 lalu.
“Swasti Sari Mart berdiri satu tahun lalu tepatnya 17 Agustus 2017/2018 yang diwujudkan pada tahun 2019 lalu.” Jelasnya awali wawancara kami.
Koperasi konsumen ini, menurut Cornelis Opun muncul karena keinginan para anggota Kopdit Swasti Sari yang menghendaki agar koperasi menyiapkan satu sektor riil yaitu di bidang konsumsi.
“Anggota Kopdit Swasti Sari berpikir bahwa mereka sering dipermainkan oleh para tengkulak di pasar dengan harga tinggi dengan uang yang mereka pinjam dari Kopdit Swasti Sari. Maka mereka berpikir bahwa sebaiknya Kopdit Swasti Sari mau membangun sebuah usaha sektor riil seperti konsumsi kit bagi pengusaha-pengusaha kecil.” Bebernya.
“Akhirnya kami buat Swasti Sari Mart yang dibuka dan dilaunching oleh pemerintah provinsi NTT tahun 2019.” Ungkapnya lagi.
Swasti Sari Mart ini, lanjutnya, berkembang dengan satu sasaran yaitu membantu anggota untuk memajukan usaha kios.

Dengan tujuan itu, maka Swasti Sari Mart menetapkan motto “Tanam Sekali, Panen Berkali-Kali.” Yang memiliki arti hanya sekali menjadi anggota swasti sari mart, anggota akan panen berkali-kali. Yaitu panen bonus belanja, panen SHU akhir Tahun dan Panen Harga Murah.
Dan pada tahun 2019, Swasti Sari Mart menggelar RAT pertama TB 2019, tapi pelaksanaannya pada tahun 2020.
“Dan di tahun 2020 akhirnya pengurus menugaskan kami tim-9 untuk merancang produk hukumnya.” Kata Cornelis yang juga sempat menjabat ketua Koperasi Swasti Sari dan merupakan ASN pada Kantor Wilayah Agama NTT ini.
Atas upaya tim 9, maka pada 31 Maret 2020 terbitlah akta pendirian dan ijin operasional dari Kemenhunkam bagi Swasti Sari Mart. Dan sejak saat itu Swasti Sari Mart berubah nama menjadi Koperasi Konsumen Tunas Sari Sejahtera.
Koperasi Konsumen ini memiliki visi ke depan meningkatkan daya beli anggota. Untuk meningkatkan daya beli anggota, maka langkah strategis yang dilakukan adalah menurunkan harga jual yang sebelumnya lebih tinggi menjadi rendah.
“Tujuannya yaitu membantu anggota kami untuk bisa hidup dari usaha kios dan toko kecilnya.” Tandasnya.
Untuk mencapai tujuan itu, lanjut Cornelis menjelaskan,
“Kami mencari distributor-distributor penyedia 9 bahan pokok. Dengan kami membelanjakan barang pada distributor, maka kami mendapat harga lebih murah dengan diskon-diskon. Sehingga kami sebagai pengelola Koperasi konsumen hanya mengambil 3% keuntungan dari konsumen sebagai penghasilan kami untuk membiayai organisasi.” Imbuhnya.

Dengan sistem ini, Cornelis berharap peningkatan daya beli anggota semakin tinggi.
“Karena dengan berbelanja di Koperasi Konsumen ini maka anggota akan dapat banyak keuntungan antara lain harga murah, dapat SHU dan Bonus Belanja. SHU akhir tahun kami beri dalam bentuk uang yang jadikan dalam bentuk barang.” Promosinya.
Pada akhir tahun, ungkapnya, “Koperasi Konsumen ini memberi SHU dalam bentuk uang yang dapat diambil di Kopdit Swasti Sari dan dalam bentuk barang anggota dapat mengambil di Koperasi Konsumen. Dengannya kami berharap anggota kami bisa terbantu.”
“Jadi kami menyediakan barang-barang dengan kualitas bagus dan harga murah khusus bagi anggota kami, tidak bagi masyarakat di luar anggota. Itu sasaran yang ingin kami capai dari koperasi konsumen ini.” Lanjutnya.
Pada akhir Mei atau awal yaitu 17 Juni, Koperasi Konsumen ini akan dilaunching sebagai Koperasi Konsumen Tunas Sari Sejahteta.
Di Swasti Sari saat ini ada dua bentuk koperasi yaitu kredit dan konsumen.
Selama dua tahun beroperasi, ungkap Cornelis, ada progres yang sangat bagus yakni setiap hari omset terendah koperasi konsumen Tunas Sari Sejahteta sekitar Rp11 juta dan per minggu Rp10-30an juta. Koperasi konsumen ini juga, dibangun dengan modal awal sebesar Rp.1,5 M.
Dan koperasi Konsumen saat ini sebenarnya ada 3 yaitu satu di Pasir Panjang, satu di BTN dan Oesao, tapi karena badai seroja maka semua barang dialihkan ke Koperasi Konsumen di Pasir Panjang.
“Perkembangan lain adalah pada tahun 2020 lalu, kami bagi SHU 108 juta dengan anggota 2000 lebih. Tahun depan bisa 10 ribu dan kami targetkan harus sejumlah anggota KSP. Karena Koperasi Konsumen memiliki lrospek yang baik.” Ungkapnya dengan bangga.
“Langkah mensejahterakan anggota juga kami lakukan dengan mendata anggota yang punya kios dan masukkan dalam kios binaan dan kami beri modal. Setengah modal dalam bentuk kredit. misalnya anggota punya dana cash 2 juta maka kami turunkan barang berjumlah Rp 4 juta.” Katanya.
“Sehingga mereka jual dan untungnya mereka dapat dan pokok penjualan kami dapat sehingga mereka bisa kembangkan dengan modal sendiri tapi barangnya beli di kami dengan harga lebih murah dari di luar, dapat bonus dan SHU akhir tahun.” Ujar Cornelis.
“Awalnya, anggota keluhkan harga terlampau mahal. Karena masih awal usaha sehingga mereka belum bisa prediksi pangsa pasarnya seperti apa, akhirnya setelah kami evaluasi maka kami mencari alternatif baru bahwa harga harus kita turunkan demi kepentingan anggota. Karena walau SHUnya kecil, tapi punya dampak positif pada anggota maka menjadi baik. Karena saat anggota datang beli di koperasi konsumen, maka mereka dapat harga murah dan kami siapkan sarana angkutan bagi mereka saat berbelanja.” Paparnya terkait kendala awal operasi koperasi ini.
SHU yang berikan ke anggota sebesar 50% dari dari setiap transaksi yang dilakukan anggota di koperasi konsumen ini, dengan bukti struk belanja yang harus disimpan untuk di rekap dan simpanan anggota kami hargai dengan 5% dalam bentuk uang, tapi saat anggota datang kita beri dalam bentuk barang. Belum lagi ditambah dengan bonus dari voucher belanja.
Saat ini total anggota koperasi konsumen kurang lebih 3000-an yang terdiri dari 500 oramg adalah anggota Kopdit Swasti Sari dan sisanya berasal dari masyarakat luas.
Diatributor mitra koperssi konsumen ini adalah Cipta Laku dan Panca Sakti semuanya di Kupang saja agar kurangi cost pengiriman, bongkar muat dan gudang sehingga menjaga harga barang tetap murah ke anggota. Koperasi ini juga menjadi ditributor utama sabun lokal NTT berbahan marungga.
Ke depannya, pengurus koperasi konsumen Tunas Sari Sejahtera ini merencanakan langkah-langkah untuk lebih meningkatkan kesejahteraan anggotanya yaitu akan bekerja sama dengan kopdit Swasti Sari di sektor riil di bidang pertanian, perkebunan dan peternakan dengan pemberian modal kerja bagi petani dan peternak untuk pengembangan tiga sektor ini. Hasilnya produksi kedua sektor ini akan dibeli oleh koperasi dengan mencari pasar di luar NTT. Hasil pertanian seperti kacang-kacangan, bawang merah, dll dan dijual ke luar NTT dengan harga pantas sehingga petani lebih sejahtera. Koperasi ini juga berencana membuka kantor cabang di Soe, TTU, Belu dan Malaka.
“Kami punya 310 kios binaan. Dan akan terus bertambah tahun ini dan tahun depan. Target kami bisa mencapai sebanyak mungkin sehingga anggota dapat membangun ekonomi keluarga. Jadi pengajuan kredit tidak akan konsumtif tapi untuk pengembangan usaha. Kami juga akan siapkan petugas pendamping untuk melihat sejauh mana usah berjalan, termasuk jik ada barang rusak karena expired maka kami tarik untuk diganti dengan yang baru dari koperasi konsumen. Kami menangkap peluang yang ada karena di Kupang baru ada 2 koperasi konsumen yaitu Tanoba Lais Manekat.” Ungkap Cornelis optimis.
Jika ada masyarakat yang ingin menjadi anggota, maka dapat mendaftarkan diri di Koperasi Konsumen di Padir Panjang (samping In Out Resto) dan juga di Kolhua. Tanda anggota yaitu dapat kartu anggota dengan membayar biaya administrasi sebesae Rp100 ribu rupiah dengan iuran pertahun Rp20 ribu setiap tahun.
Dengan kartu itu, anggota dapat memperoleh baeang dalam jumlah grosir maupun eceran, dengan harga murah. Khusus bagi kios binaan diberikan harga distributor (grosiran).
Dengan motto “sekali tanam, panen berkali-kali”, ungkap Cornelis optimis dan sekaligus berharap, Koperasi Konsumen ini ingin membangun ekonomi masayrakat.
Di koperasi konsumen ini, saat ini sudah menjual sebanyak 2000an item barang dengan formasi 90% grosir bagi pemilik kios dan 10% eceran bagi masyarakat untuk kebutuhan konsumtif.
Untuk memperlancar berbagai program di Koperasi Konsumen ini, untuk bidang ITEnya mereka menggandeng I-Pos 5 sebagai mitra.
Diakhir wawancara Cornelis mengajak,
“Kalau kita mau mengubah hidup ini, kami siapkan sarpras untuk perubahan itu. Kalau anggota menangkap peluang ini maka hidupnya akan berubah. Kami, sektor riil dan masyarakat tinggal menangkan peluang ini. Dengan sekali membayar kartu anggota, maka akan panen berkali-kali. Panen Bonus, SHU dan harga murah.” Ucapnya.||juli br