Festival Seni dan Budaya Kelurahan Nunhila “Multi Etnis”

Birokrasi Pariwisata Budaya Warta Kota

NUNHILA-KUPANG, TOPNewsNTT|| Pemerintah kelurahan Nunhila Festival Seni dan Budaya dengan konsep “Multi Etnis” dari berbagai etnis yang berdiam disana dengan thema “Mencintai Budaya Lokal.”

Penyelengaraan Festival Seni dan Budaya yang merupakan program Dinas Pariwisata Kota Kupang dalam rangka memajukan pariwisata kota Kupang berlangsung di Lapangan Volley Kepala Batu Beach Kelurahan Nunhila pada Jumat, 11/8 petang.

Ignas R.Lega, asisten 2 setda kota Kupang mewakili penjabat kota Kupang membuka kegiatan ini  mengatakan bahwa program Festival Seni dan Budaya di 51  Kelurahan di Kota Kupang ini dicetuskan oleh Bapak pejabat Walikota Kupang dalam rangka  mengangkat potensi pariwisata di setiap kelurahan sebagai potensi wisata kota Kupang.

“Tahun ini Pemkot hanya menganggarkan 15 juta untuk dana penyelenggaraannya, tapi penjabat walikota sudah mengatakan tahun depan akan dinaikkan menjadi Rp25-35 juta.” Ujarnya

Lurah Nunhila, Ebenhaezer Daniel Kana Djara menyatakan bahwa dalam Festival Seni dan Budaya di Kelurahan Nunhila ini diprakrasai oleh Dinas Pariwisata dan merupakan event budaya.

“Seharusnya dilakukan pada Juni 2023 tapi karena ada event olahraga di sini maka saya undur ke bulan Agustus. Festival seni dan budaya ini akan menjadi event tetap kalender tourism kota Kupang. Dan event ini harus tercatat di Dinas Pariwisata bahwa di kelurahan ada budaya yang bisa dijual kedepannya kepada masyarakat umum, teristimewa kepada turis. Itu tujuannya. Karena itu saya buat khusus dengan prosedur membentuk panitia kecil dengan beberapa rt dan rw untuk membuat event ini bisa dicatat Dinas Pariwisata.” Jelas Ebenhaezer

Eben mengisahkan membuat  Festival ini,  tambah Ebenhaezer ia menggerakkan masyarakat dengan gerakan door to door untuk menggugah keterlibatan mereka menyukseskan Festival ini.

Dalam Festival di kelirahan ini, lanjut Eben, mereka tidak mengangkat salah satu etnis saja, dikarenakan di kelurahan ini penduduknya multi etnis. Ada Sabu, Rote, Flores, Alor, Sumba, Timor.

“Jika kelurahan lain sudah mengangkat etnis satu suku tertentu, atau satu suku yang sama, maka masyarakat tidak akan tertarik menonton. Makanya saya membuat konsep Festival di sini harus beda yakni Multi Etnis agar orang lebih tertarik. Ada nilai jualnya.” Jelasnya.

Ia mengapresiasi kontribusi dan dukungan semua pihak, terutama masyarakat kelurahan Nunhila sehingga acara ini berlangsung meriah dan punya value sendiri.

Ia berharap dengan lewat event ini, seni dan budaya NTT di angkat, dikembangkan, dilestarikan dan dikelola untuk kemudian dijual dengan nilai yang khusus sebagai kekayaan potensi dan destinasi wisata kelurahan Nunhila.

“Kan potensi wisata tidak hanya tempatnya, tapi budaya, ada istiadat dan manusianya. Kuliner dll. UMKM di kelurahan ini memang terbatas hanya 5 UMKM. Yang ikut disini kuliner, kain tenun dan busana tenun ikat NTT dan bonsai.” Ujarnya.

Lurah Ebenhaezer berharap event ini akan berlangsung rutin dan  memastikan dalam penyelenggaraan tahun-tahub kedepan, dirinya punya konsep untuk berkolaborasi dengan semua pihak dan harus segera dilaksanakan jangan hanya direncanakan saja.

Potensi destinasi wisata di kelurahan Nunhila adalah pantai Batu Kepala, situs sejarah Gua Jepang, Situs Makan Orang Belanda dna Gua Mariam dan wisata budaya dan seni.

“Saya berharap festival ini lebih direncanakan demgan sebuah penganggaran yang pas dengan lebih baik oleh Dinas Pariwisata agar lebih terarah, terukur dan memberi hasil yang membangun agar dalam setiap event ini juga menjadi suatu kemasan yang mampu menggerakkan ekonomi masyarakat. Kalau  kelurahan Nunhila menjadi destinasi wisata maka sendirinya akan terjadi pertumbuhan ekonomi karena ada demand dan suplay.” Tandasnya.

Ketua panitia festival Adiyanto Asa, dalam laporannya menjelaskan  latar belakang digelarnya kegiatan ini karena keberagaman dan kekayaan ada istiadat, seni dan  budaya serta kuliner, busana tenun ikat NTT yang kaya sehingga akan menjadi sebuah kekuatan bag Provinsi ini. Kekayaan yang beragam itu sudah  seharusnya dihargai, diapresiasi dan dilestarikan serta dikelola menjadi potensi pariwisata kota Kupang. Dengan penduduk yang multikultural memiliki kekuatan tersendiri bagi perkembangan Kota Kupang yang terdiri dari 6 Kecamatan dan 51 Kelurahan ditempati oleh 465.637 jiwa yang berasal dari berbagai etnis suku yaitu Timor, Sabu, Rote, Flores, Alor,  Sumba dan sebagian kecil pendatang dari luar NTT.

Dengan berbagai etnis suku yang ada di kota Kupang yang memiliki istiadat dan budaya maka kota Kupang dapat dijadikan miniatur provinsi Nusa Tenggara Timur untuk tetap melestarikan adat dan budaya serta untuk memajukan pariwisata di Kota Kupang,

Festival Seni dan Budaya Kelurahan Nunhila mengambil dengan tema “Mencintai budaya lokal”

Maksud atau tujuan kegiatan festival budaya ini adalah untuk melestarikan serta mempromosikan adat istiadat serta budaya daerah yang ada di kota Kupang, mengajak masyarakat ikut mencintai adat istiadat serta budaya yang ada di kota Kupang.

Sedangkan sasaran kegiatan ini adalah masyarakat kota Kupang, khususnya kaum milenial untuk terus melestarikan dan mencintai budaya lokal serta untuk menarik minat kunjungan wisatawan ke kota Kupang.

Festival berlangsung sehari dengan kegiatan pertama yakni karnaval pakaian multietnis, padoa, fashion show anak dan dewasa busana tradisional NTT, pameran hasil kerajian pelaku UMKM kelurahan Nunhila.

Hadir juga pimpinan OPD dan masyarakat serta undangan lain.|| jbr