Ekonomi Nusa Tenggara Timur Triwulan IV-2024 Tumbuh 3,03 Persen (y-on-y)

NTT, TopNewsNTT.Com|| Perekonomian Nusa Tenggara Timur (NTT) berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku tahun 2024 mencapai Rp137,28 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp 78,04 triliun.

Ekonomi NTT tahun 2024 tumbuh sebesar 3,73 persen (c-to-c). Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan ekonomi tertinggi dicapai oleh lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum yaitu sebesar 11,95 persen. Sedangkan dari sisi pengeluaran, Komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non Profit Yang Melayani Rumah Tangga (PK-LNPRT) mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 11,29 persen.

Ekonomi NTT triwulan IV-2024 tumbuh sebesar 3,03 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2023 (y-on-y). Pertumbuhan ekonomi tertinggi terjadi pada lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum yaitu sebesar 13,28 persen. Sedangkan dari sisi pengeluaran, Komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non Profit Yang Melayani Rumah Tangga (PK-LNPRT) mengalami pertumbuhan tertinggi yaitu sebesar 6,25 persen.

Bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (q-to-q), ekonomi NTT pada triwulan IV-2024 mengalami pertumbuhan sebesar 4,04 persen. Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan ekonomi tertinggi dicapai oleh lapangan usaha administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib yaitu sebesar 15,40 persen. Sedangkan dari sisi pengeluaran, Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PK-P) mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 36,63 persen.

Struktur Ekonomi NTT pada tahun 2024 masih didominasi oleh lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan dengan kontribusi sebesar 28,87 persen.Sedangkan dari sisi pengeluaran masih didominasi Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga yaitu sebesar 66,70 persen.

Sementara Sekda.NTT Kosmas D.Lana menyatakan bahwa saat ini pertumbuhan ekonomi NTT positif secara akumulatif walaupun melambat, karena dari sektor konsumsi rumah tangga dan belanja administrasi pemerintahan, sementara untuk sektor pertanian menurun sehingga perlu di untuk tingkatkan sektor industri untuk keluar dari lingkaran kemiskinan.

“kita sudah bosan sebagai orang NTT dengan predikat miskin terkebelakang dlsbnya maka kita harus keluar dari lingkaran yang mengkotakkan kita punya kemampuan. Ada beberapa.sektor ekonomi yang melambat terutama ekspor impor alami kontraksi dan saya setuju UMKM diperhatikan, tapi jangan hanya untuk konsumsi pangan tapi untuk penyediaan pangan. Betul sudah digagas  one village one produk tapi harus dijabarkan apa untuk skala wilayah mana, kabupaten atau provinsi yang ada di NTT masih skala mikro jadi kita akan pikirkan untuk skala makro. TPID secara terotitis inflasi diperlukan dengan skalanya rendah, hyper dan medium. Maka inflasi diperlukan dengan skala yamg wajar. Produk untuk Ekspor masih minim hanya kopi arabica flores NTT yang sudah tembus ke Amerika. Kita akan pikirkan produk kopi dari daerah lain, cengkeh, fanili.dll. namun semua produk sudah dicatat atau belum? Dinas Perindag.NTT selama ini kerja apa? Kenapa belum dicatat. Kita sepakat untuk makanan bergizi gratis di NTT ada sekitar 4 ribuan titik untuk penyediaannya sehingga bisa menjadi sektor yang akan ikut meningkatkan pertumbuhan ekonomi dari sektor bahan makanan pokok.” Jelas Kosmas. || jbr