Ekonomi Nusa Tenggara Timur tahun 2019 tumbuh 5,20 persen

Statistik dan ekonomi

NTT, TOP News NTT■■Perekonomian Nusa Tenggara Timur (NTT) berdasarkan besaran Produk Domestik Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku tahun 2019 telah mencapai 106,89 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai 69,37 triliun. Demikianhasil survei pertumbuhan ekonomi NTT 2019 yang di rilis pada Senin, 05-01-2020. 

Kepala BPS Provinsi NTT Darwis Sitorus,S.Si, M.Si menjelaskan pertumbuhan ekonomi NTT 2019 tumbuh 5,20% (c-toc) meningkat 0, 07% dibandingkan dengan pertumbuhan tahun 2018 sebesar  5,13% (c-to-c).

Pertumbuhan konomi NTT pada tahun 2019 yang tumbuh sebesar 5,20 persen (c-to-c) dari sisi produksi, pertumbuhan ekonomi tertinggi dicapai oleh lapangan Industri Pengolahan sebesar 9,14persen. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen Konsumsi Rumah Tangga sebesar 5,40 persen.

Ekonomi NTT triwulan IV-2019 tumbuh sebesar 5,32 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2018 (y-on-y). Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan ekonomi tertinggi dicapai oleh lapangan usaha Konstruksi sebesar 8,18 persen karena adnya penyelesaib pekerjaan konstruksi program pembangunan di akhir tahun yang ikut memberi kontribusi pds ekonomi msyarakat.

Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) yang bertumbuh sebesar 5,02 persen.

Ekonomi NTT triwulan IV-2019 mengalami pertumbuhan sebesar 2,21 persen dibandingkan dengan triwulan III-2019 (q-to-q). Dari sisilapangan usaha, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha Pengadaan Listrik, Gassebesar 19,46 persen.

Sedangkan dari sisi pengeluaran pertumbuhan tertinggi terjadi pada komponen Konsumsi Pemerintah sebesar 13,29 persen.

ITK NTT pada triwulan IV-2019 sebesar 118,58, artinya kondisi ekonomi dan tingkat optimisme konsumen meningkat dibanding triwulan sebelumnya. Kondisi ini didorong olehpeningkatan  pendapatan rumah tangga (nilai indeks sebesar 125,82), pengaruh inflasiterhadap tingkat konsumsi yang menurun (nilai indeks sebesar 111,76) dan peningkatan volume konsumsi (nilai indeks sebesar 109,97).
“Seluruh provinsi di Indonesia mengalami peningkatan kondisi ekonomi dan optimisme konsumen. Provinsi yang memiliki nilai ITK tertinggi adalah Nusa Tenggara Timur (nilai indeks 118,58) sedangkan provinsi yang memiliki nilai ITK terendah adalah Kepulauan Bangka Belitung (nilai indeks 100,50). ” jelas Darwis.■■ juli br