Catatan BPS Provinsi NTT : Dalam 5 Tahun Terakhir Pada Bulan Maret terjadi 5 Kali Deflasi Dan 1 Kali Inflasi

Daerah Ekonomi Bisnis Statistik

NTT, Top News NTT., NTT kembali alami deflasi -0,30% karena dipicu oleh penurunan harga terbesar adalah dari kelompok bahan makanan yang alami penurunan sebesar 1,36% dengan IHK sebesar 133,90. Di dua kota sample di NTT yaitu Kota Kupang alami deflasi 0,26% dan Kota Maumere sebesar 0,58%.

Menurut catatan BPS Provinsi NTT, dalam lima tahun terakhir, tercatat di bulan Maret NTT sudah alami empat (4) kali deflasi dan satu (1)  kali inflasi. Tercatat satu kali inflasi terjadi pada Maret  2018 sebesar 0,39% sedangkan deflasi terjadi apda 2016 sebesar 0,77%. Demikian juga di Kota Kupang, dalam lima (5) tahun terakhir satu (1) kali inflasi pada 2015 sebesar 0,25%, dan deflasi terbesar terjadi pada 2017 sebesar 0,87%. Dan di Kota Maumere dalam lima (5) tahun terakahir pada bulan Maret alami 1 kali inflasi yaitu lada 2015 sebesar 0,21% dan deflasi terbesar terjadi pada 2017 sebesar 0,79%

Deflasi Maret 2019 akibat penurunan pada 3 dari 7 kelompok pengeluaran. Dan kelompok bahan makanan alami penurunan terbesar yaitu sebesar 1,36% dan perumahan sebesar 0,15%. Sedangkan kelompok transpor dan sandang alami kenaikan indeks harga sebesar 0,37% dan 0,26%.

Hal ini dijelaskan oleh Kepala BPS Provinsi NTT  Maritje Pattiwaellapia dalam Konfrensi Pers Rilis Perkembangan Indeks Harga Konsumen Bulan Maret 2019 pada Senin, 1/4/2019.

“Deflasi Maret 2019 sebesar 0,30% yang terjadi pada Maret 2019, searah dengan deflasi yang terjadi pada Maret 2018 sebesar 0,43%.” Jelas Maritje kepada media.

Secara nasional, menurut Maritje Pattiwaellapia dari 82 kota sample IHK Nasional, 52 kota alami inflasi dan 31 kota alami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Ambon sebesar 0,86%, dan terendah terjadi di Bekasi dan Tangerang dengan inflasi sebesar 0,01% dan terendah di Kota Palembang, Batam dan Sampit sebesar 0,01%.

Demikian juga di Kota Kupang penyumbang terbesar penyebab deflasi pada Maret 2019 adalah kelompok bahan makanan dan perumahan dengan andil sebesar 0,30% dan 0,04%.

Turunnya harga ikan kembung, kangkung, wortel, ikan tongkik, timat, sawi, daun seledri, tarif listrik, besi beton, ikan ekor kuning, dan pucuk labu adalah penyumbang andik deflasi di Kota Kupang.

Sedangkan penghambat deflasi di Kota Kupang antara lain datang dari  naiknya  harga  sawi putih, bayam, angkutan udara, ikan tembang, cabai merah, daging ayam ras, daun singkong, bawang merah, blus dan semen.

Di Kota Maumere terjadi deflasi 0,58% akibat terjadinya Penurunan IHK dari 126,81 pada Pebruari 2019 menjadi 126,08 pada Maret 2019. Pemicunya adalah akibat adanya penurunan harga pada dua dari tujuh kelompok pengeluaran. Kelompok bahan makanan dan perumahan alami penurunan indeks sebesar 2,25 dan 0,19%. Sedangkan lima kelompok lainnya alami kenaikan indeks harga, transport alam kenaikan terbesar yaitu sebesar 0,73%.

Kelompok pengeluaran yang punya andil besar terjadinya deflasi di Kota Maumere masih sama yaitu bahan makanan, dengan andil sebesar 0,67%

Komoditas yang punya andil terjadinya deflasi karena adanya penurunan harga yaitu pisang, sawi hijau, daging babi, kangkung, asam, bayam, daging ayam kampung, ikan kembung, telur ayam ras, dan ikan layang. Sedangkan komoditas utama penghambat deflasi akibat naikknya harga komoditas  adalah angkutan udara, ayam hidup, pepaya, ikan tongkol, minyak goreng, ikan selar, ikan kakap merah, beras, cabai merah, dan bawang putih.

Secara nasional di kawasan Indotim, pada Maret 2019 ini di kota sample ada 10 kota alami inflasi dan 14 kota alami deflasi. Deflasi tertinggi terjadi di Kota Ambon sebesar 0,,86% dan inflasi terendah d kota Palopo sebesar 0,05%. Deflasi terbesar terjadi di Kota Tual sebesar 3,03%.

Sedangkan di Kota sample IHK, Maret 2019 51 Kota alami inflasi dan 31 kota alami deflasi. Inflasi tertinggi di Ambon sebesar 0,86%, dan terendah di Kota Bekasi dan Tangerang sebesar 0,01%.  Sedangkan deflasi terbesar terjadi di Kota Tual sebesar 3,03%. ■■ Juli BR