BKD Provinsi NTT Gelar Camp Revolusi Mental Bagi 50 Pejabat Esalon 3 Lingkup Pemerintah Provinsi NTT

Birokrasi

NTT, TOP News NTT■■ Badan kepegawaian Daerah Provinsi NTT menggelar Diklat yang dikemas dalam bemtuk Camp Revolusi Mental bagi 50 ASN yang meruapakan pejabat esalon 3 pada  Lingkup Pemerintah Provinsi NTT. Kegiatan dilakukan selama 3 hari Rabu-Jumat (16-18 September 2020)  di Neo Hotel By Aston Kupang.

Johny Kilapong saat pemaparan materi Conflict Management

Diklat yang mengambil Thema “Melahirkan ASN Unggul yang disiplin dan Berintegritas, untuk mewujudkan NTT Bangkit Menuju Sejahtera” menghadirkan Nara Sumber seorang Motivatoe dan Pendeta berintegritas dan berkualitas Johny J.Kilapong,MA,CBS,CLS sebagai Pembina Yayasan Generasi Unggul.

Kepala BKD Provinsi NTT Henderina Laiskodat menyampaikan bahwa kegiatan Diklat ini adalah yang keempat kalinya dilaksanakan, tiga kali sebelumnya ditujukan bagi pejabat esalon 4 dan ini kali pertama untuk pejabat esalon 3 dengan materi Revolusi Mental.
“Kegiatan seperti ini 4 kali tpai sejak saya di BKD baru pertama kali. Kegiatan ini untuk esalon 3 sebagai administrator atau pejabat middle, karena kalau pejabat middle matang maka bisa mengkoordinir pekerjaan di unit kerjanya. ” ujarnya.

Sedangkan tujuan diklat  menurut Henderina untuk merubah karakter ASN  untul memiliki mental yang disiplin, tangguh, berintegritas, bermental kerja yang gesit dan kuat.
“Bagi pejabat yang sudah bagus akan  ditingkatkan lagi, dan yang kurang baik akan digenjot untuk diubah dan ditingkatkan.” Ujarnya menegaskan.

“Jadi kalau saya lihat dari materi revolusi mental selalu berbasis visi misi pimpinan seperti permaian yang diciptakan misalnya,  tentu ada disebut visi misi pimpinan. Setiap pejabat harus bisa menerjemahkan dan melaksanakan visi misi pimpinan.

Jika semua mengikuti dengan baik, seharusnya semua peserta  bisa memiliki  perubahan mental yang lebih  baik.  Mindeset berpikir dan mental ASN bisa berubah.  Materi teknis harus ditambah, sesuai perda dan  keputusan kepala LAN 2018 peningkatan untuk setiap ASN harus penuhi target minimal 20 jam pertahun bukan hanya karakter, tapi  teknik harusnya ada.” Ungkapnya.

Sejauh ini penyerapan materi dan pelaksanaan dibidang atau unit kerja, menurut Henderina 70% sudah berjalan.  Terkait  revolusi mentalnya, tinggal 30%nya saja didorong. Untuk diklat cukup 1 kali untuk setiap ASN, tapi kalau anggaran mencukupi maka bisa 2 kali pertahun.
“Contoh di BKD sendiri,  sudah dua kali laksanakan Bimtek revolusi mentalbya dan 1 kali Peminatan yaitu  teknologi informasi. Dan seharunya   disetiap peeangakt daerah atau dinas harus ada juga diklat internal bagi Pejabat ASNnya. Agar memnuhi 20 JP untuk mengukur profesionalisme ASN. Itu variebel penilaiannya. Penyerapannya jika diangngka 90 persen adalah sempurna, tapi jika mencapai 75-80 persen sudah sangat baik.”  Ujarnya.

“Evalusai di BKD  sejauh mana setiap pejabat ASN adalah dengan dua cara yaitu berbasis kertas dan Googgle form. Pertanyaan dan respon adalah  tentang bagaimana pembawa materi dan materi. Dan peserta harus merespon dan kita juga memberi nilai. Lewat quisioner dna googgle form.” Jelas mantan kabid.Keamanan Pangan di Dinas Ketahanan Pangan Provinsi NTT.

“Rencananya BKP akan menggelar lagi bimtek serupa  baik revolusi mental dan Teknis, seharusnya ada juga di perangakt daerah masing-masing. Dan seharusnya di perangkat dinas harus ada diklat kompetensi untuk memenuhi standar JP 20 jam tersebut. Saya berharap pimpinan peeangkat daerah dapat mengoorganisir kegiatan diklat di unit kerja masing paling tidak setahun sekali.” Tegasnya.

Penilaian adalah melalui laporan penilaian kinerja dan sistem prestasi kinerja online. Dan karena sistem online, maka pimpinan akan peroleh data secara menyeluruh dan masul secara terpusat di BKD Provinsi NTT setiap tahun. Gradenya adalah 1-100 dan jika mencapai 80 maka sudah baik.

Diakhir wawancara Henderina mengharapkan khususnya untuk diklat revolusi mental dengan Thema “Melahirkan ASN unggul yang Disiplin dan Berintegeitas, untuk mewujudkan NTT Bangkit Menuju Sejahtera” ini saya mulai dari yang dilatih jika performance kita sudah disiplin maka kita akan menjadi agen perubahan sesuai dengan disiplin dan integritas seperti yang diarahkan oleh isntruktur. Jika ingin maju walau disebuah daerah sulit maka sengan disiplin dan integritas yang sudah direvolusi dengan benar, maka saya percaya bisa maju. Dan imeg tentang  NTT di kancah nasioanl akan berubah, bangkit dan maju terutama dengan team work yang dibangun di diklat ini maka NTT akan maju.

Ketua panitia Diklat Carolina Maria A.Ondok,SH (kabid.Disiplin & Korpri) pada BKD Provinsi NTT kepada media ini menjelaskan bahwa kegiatan diklat kali ini di kemas dalam bentuk Camp Revolusi Mental yang sudah dianggarkan oleh  BKD NTT pada 2019 untuk kegiatan untuk 202o yaitu kegiatan Bimtek melalui Camp Revolusi.
“Sesuai UU no 5 /2014 uu tentang ASN bahwa  pejabat administrator disamakan dengan esalon 3 yang dalam  tugasnya mereka adalah leader dibidang yang menjadi pemimpin tugas yang tugas dan tanggung jawabnya  pada bidang, badan dan skpd. Ada 50 pejabat esalon 3 yang mengikuti kegiatan bimtek.” Jelas Ari Ondok.

Harapannya mereka bisa menularkan dan melaksanakan ilmu tentang revolusi mental. Selama tiga hari ini para pejabat esalon 3 akan dilatih dalam bentuk hari pertama adalah pra Camp, materi dan  permaian serta sharing grup dengan pemateri dan hari ketiga full outbound di Lasiana. Untuk membangun kebersamaan dalam membentuk dan membina kerjasama dalam kelompok.
“Harapannya para peserta lebih berintegritas, disiplin, dan bermental baik. Bahkan asisten 3 Ibu Yohana Lisapally berpesan khusus agar kelima puluh peserta ini dipantau dan dievaluasi khusus. Dan alat ukurnya adalah jika mereka sudah berintegrasi dsri mental lama yang bossy  dan berbalik kepada mental bekerja untuk melayani, jemput bola dan masyarakat menjadi raja untuk dilayani.” Jelas Ari (panggilan akrabnya-red).

Rencanaya akan di list Pejabat yang lahir tahun 1970-an untuk mengikuti diklat selanjutnya.

Seluruh materi pada hari kedua  dibawakan oleh Johny Kilapong antara lain Spiritual Quoitent (SQ), The Power Of Integrity, Conflict Management, Problem Solving & Decision Making.

Johny Kilapong kepada media dengan singkat menyatakan bahwa  diklat

Administrasi Umum Yohana Lisapally mewakili Pemerintah Provinsi NTT yang menyampaikan apresiasi untuk BKD NTT yang menjadi inisiator penyelenggaraan Diklat Camp Revolusi Mental bagi pejabat  esalon 3 ini.

Ia berharap agar semua ASN dan Pejabat ASN bekerja dengan meningat dan mengimplementasikan slogan dan semangat revolusi tokoh revolusi Ki Hadjar Dewantoro : “Ing Ngarso Su g Tulodo, Ing Madya Mangun Karso, Tutwuri Handayani” artinya “di depan  memimpin, ditengah menjadi pemarakarsa dan di belakang menjadi pendorong.

Lisapally selanjutnya menandaskan bahwa sebuah bangsa yang ingin maju perlu perubahan, sebuah perubahan bermakna dan berkesinambungan karenanya perlu sebuah revolusi mental yang baik.

Terutama revolusi mental ala presiden Jokowi yang mengedepankan pembangunan karakter karena karakter merupakan piranti lunak yang menjadi otak untuk menggerakkan pikiran, sikap dan tindakan positif masyarakat, sehingga menjadi sebuah pemahaman berskala nasional.

Yohana menegaskan bahwa revolusi mental harus dimulai dari ASN sebagai motor penggerak birokrasi pemerintah.dan revolusi mental dimaknai sebagai perubahan cara berpikir, bersikap dan bertindak dari setiap ASN dalam menjalankan tugas, fungsi dan kewenangan ASN sebagai pelaku utama birokrasi pemerintahan.
“Sebagai ASN harus bisa hilangkan sikap dna mental Bossy (main perintah), serta harus peka dan tanggap terhadap situasi dan kondisi yang terjadi dilingkungan kerjanya. Pelayanan juga harus diberikan sesuai standar yang ditetapkan. ASN harus hilangkan mental amplop/hadiah. Dalam artian mau kerja cepat kalau ada amplop atau hadiah, serta tidak melakukan tindakan korupsi,  kolusi dan nepotisme. Letakkan Tuhan dalam hati nurani dalam hati dan pikiran serta pertimbangan kita semua agar menjadi alat kontrol untuk semua pikiran, kata-kata dna tindakan kita.” Tandasnya mengingatkan.

Diakhir sambutan Yohana berpesan,
“jika setiap kita siap dikikis dan dibentuk, menjadi karakter bari dengan kepribadian yang bermental disiplin, berintegritas dan beriman, maka kita akan menjadi pribadi yang berdaya guna dihadapan Tuhan dan sesama agar menjadi pribadi yang lebih baik.” Tandasnya berpesan.

Johny Kilapong kepada media menjelaskan point penting yang ingin  dicapai dalam pelatihan,  karena ada hubungan dengan pembentukan karakter maka diambil dari revolusi mentalnya jokowi dan diturunkan dengan misi provinsi NTT dan misi dan  nilai setiap institusi instansi dan pemerintah.

Khusus fokus kepada ASN  yang unggul disiplin dan berintergrasi dan skill karena mereka adalah admisntrastor. Dalam hal kemampuan mengambil keputusan dan managemen konflik.
“SQ (Spiritual Quotient) harus menjadi pembuka dari diklat, yaitu untuk membuka cakrawala berpikir setiap pejabat ASN, sehingga mereka bisa menghadpai kondisi pandemi, bahwa  dalam krisis  ada kesempatan, dalam kesempatan ada ide dan dalam ide ada produk. Buktinya banyak orang menciptakan produk dalam krisis. Dan produk adalah goal. Bagaimana bekerja salam tingkat  kesadaran bahwa Tuhan menyertai mereka.” Tansasnya.

Johny juga menyarankan sebaiknya pelatihan 2 sampai 3 kali untuk setiap tingkatan esalon.
“Penekanan revolusi mental sebenarnya hanya kejujuran displin tinggi kreatifitas dan problem solving.” Tandasnya Johny menutup wawancara kami.■■Juli br