BAPPERIDA NTT Gandeng PRISMA Gelar Desiminasi Publik Kajian Keberlanjutan Hasil Program AIP-PRISMA

Kupang, TopNewsNTT.Com|| BAPPERIDA  Privinsi NTT bersama PRISMA menggelar kegiatan Lokakarya  desiminasi Publik Keberlanjutan Hasil Program AIP-PRISMA di Kupang, Rabu, 4 September 2024.

Rekomendasi ini dihasilkan dari penyusunan kajian pendahuluan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Teknokratik untuk Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) tahun 2025 – 2029 menegaskan pentingnya pengembangan akses pasar produk pertanian dan peternakan untuk menyelaraskan agenda pembangunan di tingkat provinsi.

Hal tersebut disampaikan dalam acara diseminasi publik di Kupang pada Rabu (4/9) yang diselenggarakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan, Riset, dan Inovasi Daerah (Bapperida) Provinsi NTT.

Sampaikan sambutan Pj.Gubernur NTT Ayodia G.L.Kalake dalam sambutan yang disampaikan oleh Kabid.Perekonomian dan SDA BAPPERINDA Provinsi NTT Theresia Florensia  yang intinya mengatakan bahwa lokakarya ini menjadi penting dan aktual, bukan hanya menjadi forum untuk berbagi informasi, tetapi juga sebagai wadah kolaboratif untuk merancang langkah-langkah konkrit menuju pemulihan dan pengembangan sektor pertanian di NTT yang berkelanjutan.

Perekonomian di NTT terbagi dalam beberapa lapangan usaha, di mana lapangan usaha terbesar ada di sektor pertanian. Hal ini juga terlihat dari sebagian besar mata pencaharian penduduk yang berbasis pada pertanian. Ada beberapa komoditas pertanian, peternakan dan perikanan yang menjadi unggulan antara lain jagung, ternak sapi, ternak babi, dan rumput laut. Hal ini ditandai oleh kontribusinya terhadap pembentukan PDRB, yang cenderung meningkat dalam beberapa tahun terakhir.

Di sisi lain, masih ada beberapa kendala atau faktor yang berkontribusi terhadap masih rendahnya produksi dan produktivitas sebagian besar komoditi pertanian di NTT. Di antaranya, budidaya yang masih sederhana di mana petani masih belum memanfaatkan varietas unggul baru atau teknologi budidaya lainnya. Selain itu, penggunaan input yang masih sangat minim. Faktor lainnya adalah minimnya penggunaan alat dan mesin pertanian (alsintan), sehingga sangat terbatas luasan pengelolaan. Selain itu, petani belum melakukan spesialisasi komoditi yang diusahakan, karena masih berorientasi subsisten. Keterbatasan kualitas lahan pertanian adalah faktor lainnya.

penyiapan rancangan RPJMD Teknokratik Provinsi NTT. Kami mendukung upaya ini, sebagai suatu platform yang penting untuk mengumpulkan masukan dari berbagai pemangku kepentingan, terkait pengembangan sektor pertanian di NTT. Dengan melihat berbagai pencapaian dan upaya untuk memanfaatkan pembelajaran pembangunan pertanian inklusif dari PRISMA, yang telah berjalan sekitar 10 tahun di Provinsi NTT, maka momentum ini dapat menjadi kesempatan untuk berbagi pembelajaran dari implementasi PRISMA sebagai satu program.

Sementara Ivan Martino dari Bappenas RI  koordinator Bina Pangan sampaikan sambutan menteri Bappenas RI yang mengatakan sektor pertanian merupakan salah satu penopang upang punggung dan dlm rpjmd 2025-2045 adalah masuk dalam sektor penyumbang ekonomi bersama Bali.

BAPPENAS dan PRISMA sudah lakukan intervensi di NTT dan lebih dari 1 juta masyarakat di NTT

Penyelenggaraan kajian serta diseminasi publik oleh Bapperida NTT tersebut didukung oleh
PRISMA, program kemitraan pembangunan antara Pemerintah Indonesia melalui Kementerian PPN/Bappenas dan Pemerintah Australia melalui Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT) untuk pertumbuhan pasar pertanian di wilayah perdesaan Indonesia.

Pengalaman dan wawasan yang diperoleh dari kemitraan PRISMA dengan mitra pemerintah
daerah dan sektor swasta selama 10 tahun terakhir di NTT menjadi salah satu rujukan dalam penyusunan kajian pendahuluan ini.

Kepala Bapperida NTT, Dr. Alfons Theodorus dalam sambutannya memaparkan pembelajaran program PRISMA di NTT menunjukkan pentingnya mendorong pola pertanian dari subsisten atau berfokus untuk kebutuhan konsumsi sendiri menjadi ke arah yang lebih komersial.
“Pengalaman kami bekerja sama dengan PRISMA untuk pengembangan sektor babi, jagung, sapi potong, dan mekanisasi pertanian menunjukkan pendapatan petani dan peternak dapat meningkat ketika akses komersial terhadap inseminasi buatan, pakan ternak berkualitas, layanan jasa alat pertanian, serta benih dengan harga terjangkau tersedia,” ungkap Dr. Alfons.

Untuk diketahui, intervensi PRISMA di NTT dalam sepuluh tahun terakhir memberikan manfaat berupa peningkatan produktivitas dan pendapatan bagi lebih dari 200 ribu rumah tangga petani kecil.

Chief Technical Officer PRISMA, Ferdinandus Rondong mengatakan, “PRISMA berharap hasil
kajian serta rekomendasi ini dapat membawa dampak yang signifikan bagi sektor pertanian di NTT.”

Adapun Ifan Martino dari Direktorat Pangan dan Pertanian Kementerian PPN/Bappenas
menyampaikan apresiasi terhadap kolaborasi PRISMA dan Pemerintah Provinsi NTT.
“Kami sangat senang melihat hasil kajian ini ke depannya dapat mendukung pengembangan pasar pertanian dan peternakan komersial di NTT,” ungkap Ifan.

Kajian pemdahuluan RPJMD Teknokratik Provinsi NTT tahunn2025-2029 dilaksanakan dengan keterlibatan pamangku kepentingan, termasuk pemerintah daerah, sektor swasta, petani, akademisi, serta organisasi masyarakat sipil.|| jbr