Alfons Ara Kia : “2021 Promosi pariwisata NTT, Festival dan Pameran di 7 Destinasi Estate, sampai TIC Berbasis Android”

Birokrasi Pariwisata Budaya Regional

NTT, TOPNewsNTT|| Satu tahun sudah pendemi berlangsung, sejak melanda dunia dan tak ketinggalan NTT.  Seluruh sektor kena dampak negatifnya, terutama yang paling terasa adalah sektor perekonomian baik pemerintah, swasta  dan masyarakat, terutama pelaku usaha di NTT

Salah satu sektor yang juga punya hubungan timbal balik dengan ekonomi pemerintah, pelaku ekonomi pariwisata dan masyarakat luas adalah sektor pariwisata.

Sepetti apa komitmen dan upaya pemerintah NTT dalam rangka menghidupkan sektor pariwisata, yang sangat berdampak langsung terhadap pelaku ekonomi pariwisata lewat  sekaligus sebagai sumber pad NTT, seberapa gencar dan sistem promosi pariwisata apa yang dibangun dalam masa pandemi ini  di 2020 dan 2021, seberapa besar tingkat keberhasilan dan impact terhadap peningkatan ekonomi masyarakat NTT terutama pelaku usaha pariwisata didesitnasi wisata estate NTT, berikut penjelasan Kepala Bidang Promosi dan Pemasaran Dinas Pariwisata Provinsi NTT, Alfons Ara Kia dan Jhoni Rohi Kepala Bidang Destinasi Disparkeraf NTT kepada media ini, Jumat lalu.
“Di tahun 2021 akan digelar  4 festival yaitu  Kuda Ronggeng di Sulamu pada Mei, Festival Musim Dingin Fatu Nausus pada bulan Juni yang diinisiasi oleh pak Gubernur NTT, Parade 1001 Kuda di Daratan Sumba pada Oktober dan pada November yaitu Pacuan Kuda di Winnie. Dan juga akan digelar 4 pameran di Pantai Liman, Semau, di Mulut Seribu, Rote Ndao, Wor War di Alor dan Koanara di Ende pada sekitar Juli atau Agustus.” Jelas Alfons Ara Kia.

Tapi meihat kondisi pandemi, lanjut Alfons, “Maka kita, baru saja selesai rapat dengan staf bidang promosi dan pemasaran,  akan dorong dilakukan kegiatan disesuaikan dengan mekanisme sesuai dengan kondisi pandemi yaitu festival tetap jalan didestinasi wisata estate,  tapi tanpa penonton. Dan masyarakat akan tetap bisa saksikan secara  virtual lewat audio visual yang akan dibuat dan diseting oleh tim media kami.  Memang sistem ini tidak akan berdampak langsung pada ekonomi masyrakat atau pelaku ekonomi pariwisata NTT, namun kami akan buat sebuah situs aplikasi untuk perkenalkan hasil produk pariwisata, dengan sistem online sehingga produk-produk lokal pariwisata NTT akan dibeli sehingga ekonomi masyarakat akan berjalan.” Jelas Alfons lagi.

Selanjutnya Alfons menjelaskan bahwa upaya pelaksanaan Festival dan Pameran pertama dilakukan secara offline atau tanpa penonton,  tapi secara virtual.

“Dan kegiatan akan berlangsung dilapangan, dengan penyiaran vidio oleh tim media, bukan hanya jalannya event tapi juga dengan mengangkat potensi wisata lainnya di destinasi tersebut.”

“Dan hasil vidio tersebut akan diedit oleh tim media dan disiarkan lewat berbagai media, terutama sarana promosi TV di bandara untuk ditonton semua orang dan sebagai bagian dari promosi wisata.” Pungkasnya.

“Setelah pembahasan dalam rapat internal kami di bidang promosi, maka kami memilih cara kedua yaitu event tetap berjalan dengan dibantu tim media yang tuun meliput dan merekam jalannya event dengan menambahkan potensi destinasi wisata lain.” Tandasnya.

Di tahun 2021 ini, ulas Alfons, promosi pariwisata akanntetap berjalan secara online dengan membuat vidio dan foto di 7 destinasi estate dan postensi destinasi lainnya di 22 kabupaten kota.
“Saat ini, di Bandara El Tari Kupang sudah ada televisi dengan vidio promosi 7 destinasi wisata estate yang diputar, dan vidionya  selalu di update setiap bulan.” Jelasnya.

Terkait rencana menggelar pameran tahun 2021 ini, Dinasparkeraf NTT di 7 destinasi estate,
“Tapi awalnya di 4 destinasi dulu yaitu Pantai Liman Semau, Mulut Seribu di Rote, Wor War di Alor dan Koanara di Ende sekitar Juli atau Agustus. Di Ende akan dilakukan saat Festival Kelimutu sekitar Juli atau Agustus. Dan semuanya akan dilakukan dengan sistem audio visual.” Jelasnya.

“Jika sistem perekaman audio visual yang kami rencanakan untuk 4 festival tersebut berjalan baik, maka sistem tersebut akan kami terapkan pada pameran yang akan dilakukan pada Juli-Agustus nanti. Kami akan uji coba dulu  pada Festival Ronggeng di Pulau Semau dulu. Jika berhasil maka akan kami terapkan pada semua event yang rencanaya akan dilakukan pada 2021 ini.” Tambahnya menginformsikan.

Saat ini, tim promosi sedang menghimpun semua informasi lengkap tentang destinasi wisata, potensi ekonimi kreatif, insdustri dna ekonomi kreatif, kelembagaannya,
“Dan bagaimana kita juga mau memasarkan cottage kita di 7 destinasi kita.” Pungkasnya.

“Dari pengalaman event pacuan kuda tahun 2020 yang  masih dilakukan secara offline, tapi batal karena ada edaran  kapolri yang melarang menggelar acara yang melibatkan banyak orang, maka tahun 2021, kita ubah sistemnya pelaksanaannya. Kita juga selalu ikuti perkembangan covid dari wilayah  internasional dan nasional  yang makin menurun, tapi  di NTT belum benar-benar hilang tapi kita berharap semoga makin menurun, apalagi dengan adanya vaksin massal, sehingga tahun 2022 bisa dilaksanakan secara offline event-event tersebut.” Jelasnya.

Menurutnya, sektor pariwisata sdalah sektor paling berdampak akibat  covid ini sehingga wisman tidak ada, sehingga DisParKeraf  terus mendorong wisnus untuk menikmati destinasi pariwisata di di NTT.

Terkait jumlah kunjungan wisatawan selama 2020  Alfons menyatakan belum ada data final.
“Kita akan lakukan rekapan terkait  berapa banyak jumlah kunjungan wisman dan wisnus ke NTT selama 2020. Apalagi sekarang tagrline pariwisata di Indonesia adalah #Bangga Berwisata di Indonesia Aja#, maka kita sedang dorong peningkatan wisnus di destinasi estate kita di NTT.” Jelasnya.

Bidang Promosi dan Pemasaran Diapakeraf NTT,  merencanakan pada April 2021 akan turun ke 8 pintu di 8 wilayah di NTT untuk survei pasar pariwista, yaitu di bandara El Tari Kupang, Mota’ain, Ende, Sikka, Labuan Bajo, Waingapu, Tambolaka dan Alor.
“8 Pintu masuk ini adalah pintu  masuknya wisatawan misalnya dari Mota’ain wisatawan  dari RDTL, dan di Labuan Bajo ada Penerbangan langsung Labuan Bajo-Kupang.” Ungkapnya.

Upaya promosi lain adalah dengan membenahi TIC (Tourism Information Center) menjadi berbasis android, agar mempermudah orang saat tiba di NTT mencari destinasi wisata yang akan dituju hanya lewat android. Maka saatini bidang lromsi dan pemasaran sedang mebgumpulkan semua informasi tentang potensi wisata di 7 destinasi estate dan destinasi lain di 22 kabupaten kota di provinsi NTT yang dilakukan bersama Badan promosi wisata dan Badan Percepatan Promosi Destinasi Wisata NTT. Inilah 3 pilar utama dlam uoaya promosi pariwisata NTT yang akan saling berkoordinasi demi peningkatan promosi.

“Upaya promosi lain yaitu kita cetak buku, katalog dan kalender pariwisata di NTT yang kita sebarkan di Hotel dan bandara. Selain itu promosi pariwisata kita juga lakukan dengan 3 media cetak, Radio dan Televisi di NTT. ” ujarnya.

Sedngkan  Joni Rohi Kabid.Destinasi Disparkeraf NTT  menjelaskan bahwa data di destinasi, terkait pengembangan Pariwisata Estate (PE) sebagai upaya membangun industri pariwisara berbasis masy (CBT – community based tourism) dan pusat pertumbuhan ekonomi baru dengan menggerakkan ekosistem pariwisata disekitsr kawasan PE.

“Hal ini dilakukan untuk pemenuhan unsur 5A (atraction, aksesibility, amenity, akomodation and awarnesess) serta membangun rantai pasok dan rantai nilai dl ekosistem tersebut..” jelas Joni

Saat ini, bahkan sejak 2019, lanjut Jhoni, telah dibangun 7 Kawasan PE yang semuanya telah beroperasi yaitu di Fatumnasi-TTS, Pantai Liman Semau-Kab Kupang, Mulut Seribu-Rote, Wolwal-Alor, Lamalera-Lembata, Koanara-Ende dan Praimadhita-Sumba Timu|||juli br