BBVet Denpasar Gelar Rakor Pemberantasan Bruccellosis Ternak Sapi Pulau Semau

KUPANG, TOPNewsNTT|| Wabup.Kupang akui ternak sapi di Pulau Semau sapinya gemuk dan kulitnya sangat tebal. Balai Besar Veteriner Denpasar (BBVet) menyelenggarakan Rakor Pemberantasan Bruccellosis Pulau Semau Kabupaten Kupang yang berlangsung selama dua hari (23-24/6) di Swiss Kristal Kupang.
Kegiatan diikuti oleh 45 peserta diikuti oleh Karantina Pertanian Kelas I Kupang, Fakultas Kedokteran Hewan Undana Kupang, Dinas Peternakan Prov.NTT, dan UPT Veteriner, Dinas Peternakan Kabupaten Kupang, Camat dan Kepala Desa Se-Pulau Semau.
Kepala BBVet Denpasar Drh.I Wayan Masa Tenaya menjelaskan tujuan Rakor ini untuk menindaklanjuti hasil rapat dan sosialisasi sebelumnya terkait program pemberantasan Bruccellosis Pulau Semau. Untuk menentukan langkah-langkah pembebasan Bruccerllosis di Pulau Semau. Berdasarkan desa-desa yang telah disampling dan hasil pengujian yang telah diketahui serta melakukan kajian teknis untuk menentukan terbebasnya Pulau Semau dari penyakit Bruccellosis. I Wayan melanjutkan pemberantasan ini sudah dimulai dari program pengumpulan data dasar dan pengambilan sampel dari 2018-2019 dan 2020. Pengambilan sampel 1.000 sampel serum sapi semua hasil ujo RBT Rose Bengal Test menunjukkan negatif. Pada 2021 ini sudah dilakukan sosialisaai dengan camat dan kades yang dilaksanakan di Pulau Semau. Mengapa pemilihan lokasi di Pulau Semau, karena menurut Wayan sumber daya yang tersedia berkomitmen serta partisipasi aktif masyarakat dan petugas Dinas Peternakan Kabupaten Kupang serta UPT Veteriner Dinas Peternakan Kabupaten Kupang disampaikan I Wayan telah mengikuti pelatihan dan penanganan sampel dan pengujian RPT (Rose Bengal Test Bruccellosis) di BBVet Denpasar.
Wakil Bupati Kupang Jery Manafe, yang membuka secara resmi Rakor ini menyatakan meskipun Kabupaten Kupang masih dalam kategori wilayah tertular ringan penyakit Bruccellosis. Dengan prevelansi reaktor kurang dari 2%. Namun perhatian terhadap pencegahan dan pemberantasannya haruslah menjadi prioritas utama pemerintah daerah bersama seluruh unsur terkait.
Sebab menurut Jefry Manafe apabila kita memperhatikan ternak khususnya sapi, di kabupaten Kupang yang mencapai 284.289 ekor pada 2020, adalah merupakan sebuah potensi di sektor peternakan yang harus dijaga dan dipertahankan dari serangan penyakit yang dapat menurunkan angka produksi hewan di daerah ini. Dari angka populasi ternak sapi tersebut wilayah pulau Semau terdiri dari dua kecamatan dan 14 desa menyumbangkan setidaknya 8% atau 22.740 ekor sapi di kabupaten sapi di kabupaten Kupang.
Pulau Semau menurut Wabup.Kupang ini pantas dijadikan sentra pemurnian sapi Bali. Beliau memuji ternak sapi di Pulau Semau, kulit sapinya tebal dan badannya gemuk.
Jery memberi motivasi kalau bisa namanya sapinya diganti dari sapi Bali menjadi Sapi Semau.
Selepas kegiatan ini Jery Manafe berpesan kepasa Camat juga Kades agar ilmu yang diterima dalam rakor diterapkan dan disampaikan kepada masyarakatnya.
Gerakan masyarakat peternak untuk dapat kumpulkan ternaknya guna dilakukan pengambilan sampel dan vaksinasi sehingga target pengambilan 8100 sampel di seluruh desa pada 2021 dapat direalisasikan. Bila.camat dan kades merasa kurang tersedianya kandang jepit, bisa memanfaatkan Dana Desa.
Ungkapan syukur dan terima kasih disampaikan Jery Manafe kepada Kementan, BBVet Denpasar serta Unsur Terkait yang telah bersinergi bersama Pemkab.Kupang dalam mslaksanakan kegiatan ini.
“Mengakhiri arahannya, Jery Manafe tekankan agar segera dibuat surat edara agar jangan ada sapi dari luar daerah yang masuk ke Pulau Semau. Semau dapat keistimewaan menjadi daerah pemurnian sapi Bali. Sapi-sapi unggul terdapat di Semau. Namanya permurnian artinya bersih dari penyakit.” Ujar Jery.
Direktur Kesehatan Hewan DrH.Nuryani bahwa Bruccellosis ini jika tidak diberantas maka akan berpengaruh pada kehidupan ekonomi masyarakat. Diharapkan Pulau Semau akan beri sumbangsih besar dalam pertumbuhan ekonomi.
“Kita sepatutnya memberikan dukungan agar pulau Semau bebas dari Bruccellosis dan penyakit ternak lainnya. Dibutuhkan peean serta dan komitmen pemda.” Tandasnya.|| juli br